Chapter 16 : Fake status

380 12 0
                                    

"Saya Alvaro Evander Williams mengambil engkau, Amanda Cassie Robinson sebagai istri yang sah dihadapan Tuhan. Saya berjanji untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit. Untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita. Sesuai dengan hukum Tuhan yang kudus, dan inilah janji setiaku."

"Saya Amanda Cassie Robinson mengambil engkau, Alvaro Evander Williams sebagai suami yang sah dihadapan Tuhan. Saya berjanji untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit. Untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita. Sesuai dengan hukum Tuhan yang kudus, dan inilah janji setiaku."

Setelah mengucapkan janji suci yang sakral dan penuh haru, prosesi selanjutnya adalah pemasangan cincin. Sambil memegang sebuah kotak beludru berwarna merah gelap, pendeta pun melakukan pemberkatan doa agar kedua insan pengantin baru, menjalani rumah tangga hingga menua bersama tanpa drama gangguan orang ketiga.

Lalu setelah selesai doa, pendeta mengulurkan kotak kepada Alvaro. "Amanda Cassie Williams, aku senang kau sekarang menjadi milikku selamanya. Cincin ini aku sematkan sebagai lambang cinta kasih dan kesetiaanku. Bunuhlah diriku jika aku berani menyakitimu bahkan berselingkuh darimu." ucap Alvaro membuka kotak dan meraih tangan Amanda berpegangan erat, menggenggam penuh cinta dan kemudian memasangkan cincin berlian dengan model Pink Star Diamond Ring.

"Cincin itu hanyalah simbol. Kesetiaanku dan cinta yang kuberikan ada dihatiku. Aku siap melakukan apa saja demi dirimu." lanjut Alvarez lirih yang hanya bisa didengar oleh Amanda.

Amanda menatap takjub sekaligus terharu, menilik jari manis kanannya yang sudah melingkar cincin berlian yang luar biasa indah dan pasti sangat mahal. Kilauan berlian warna pink memancarkan auranya terlihat tampilannya yang sangat memukau para tamu hadirin yang duduk.

"You can kiss bride now." kata pendeta.

Alvaro melangkah mendekat. Tangannya bergerak membuka veil tipis berenda putih yang menutupi wajah cantik sang istri yang ternyata bersemu merah merona. Padahal hal intim lainnya dari sekadar ciuman sudah pernah mereka lalui. Bayang-bayang kebersamaan muncul dalam otak Alvaro yang selalu menyukai momen indah dengan istrinya.

Dipandangnya lekat-lekat Amanda penuh ketakjuban. Ia tak pernah mengira akan jatuh cinta dengan mudah dan itu berawal dari perjodohan, membawanya menemukan belahan jiwanya sampai dunia hancur. Walaupun sebelum benar-benar sah berdiri di altar, mereka sempat menghadapi lika-liku demi bisa mengikat janji suci dihadapan semua orang dan disaksikan Tuhan.

Ditangkupnya kedua pipi Amanda yang kini sudah berstatus sebagai istrinya, lalu segera menyatukan bibir dan melumat istrinya penuh keintiman.

Dan detik selanjutnya, tanpa rasa malu-malu mereka terbuai dalam ciuman mesra dan bergairah, membuat tamu yang datang sendiri cemburu, sengsara dan gigit jari-jari. Sementara Phoebe yang menyaksikan ciuman kedua mempelai dari tempatnya duduk, merasakan kebahagiaan dan penyesalan di waktu yang bersamaan.

Ia tidak pernah menyangka pada calon suami dari temannya itu adalah Alvaro Williams, saudara kembar Alvarez yang kini duduk di barisan depan sebelah kanannya. Lalu pada bangku sebelah kiri, tidak pernah terbayangkan juga akan duduk dekat bersebelahan dan bertemu langsung dengan sosok ibu Alvarez, Shelina Williams. Sosok wanita paruh baya itu masih bisa tergolong cantik di usianya yang menginjak lima puluhan sedang memangku putri bungsunya.

Oh ini kali pertama juga Phoebe dapat memandang wajah imut dan dengan suka cita, gadis kecil bernama Alexa memperkenalkan dirinya tanpa ada rasa canggung. Dan di samping Elina, tentu ada Sean yang ketampanannya tidak berkurang walau sudah terpaut tua.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang