Ztwins - 2. Zayn

447 20 2
                                    

Ztwins - Jatuh lagi!

^^^

Bersama Ben dan Raja, dua cowok yang selalu menjadi partner in crime paling setia, Zayn melajukan motor sport merah kesayangannya menuju tempat tongkrongan mereka.

Hari memang sudah sore, tetapi sama sekali tak menyurutkan niatnya untuk berkumpul, mencari kesenangan bersama teman-temannya yang berasal dari sekolah lain, atau beberapa juga ada adik kelas bahkan mahasiswa.

Tempat tongkrongan mereka bukan di club, restoran mahal atau cafe, melainkan sebuah warung kecil yang letaknya berada di pinggiran kota milik seorang pria baya yang sebatang kara. Kehadiran mereka seringkali menghidupkan suasana yang membuat siempunya warung merasa senang dan terhibur.

Meski begitu, dari banyaknya anak tongkrongan di sana tidak semuanya adalah anak baik-baik. Tak jarang beberapa dari mereka membawa minuman keras yang berakhir mabuk-mabukan, beberapa juga ada yang berjudi.

Tetapi, bukan berarti semua yang menongkrong di sana mengikuti jejak semacam itu. Beberapa juga murni hanya ingin main, berkumpul hanya untuk bercanda tawa dan melepas kepenatan bersama setelah seharian pusing dengan tugas masing-masing.

Sudah hampir magrib, namun perkumpulan itu belum juga usai. Mereka masih duduk dan berkumpul di depan warung yang terdapat beberapa kursi dan meja panjang, juga ada sebuah dipan yang dapat digunakan untuk merebahkan diri.

"Solat dulu, gak, nih? Atau langsung balik, bro?" tanya Ben sembari meneguk sisa es teh di gelasnya.

"Mau balik gue." Zayn berucap masih dengan posisi tiduran di atas dipan menggunakan salah satu tangannya sebagai bantalan dan matanya yang terpejam.

Hari ini, tidak seramai biasanya. Hanya ada mereka bertiga yang berkunjung, bahkan Raja pun sudah pulang sejak tadi, dan menyisakan mereka berdua.

Ben mengangguk. "Gue juga balik kalau gitu." Meletakkan kembali gelasnya yang sudah kosong di atas meja, ia bangkit menghampiri pemilik warung yang biasa dikenal dengan panggilan Abah.

"Duluan ya, Bah!" katanya setelah mengangsurkan selembar uang berwarna hijau untuk membayar pesanannya tadi.

Pria baya itu mengangguk dan tersenyum seraya mengangkat satu tangannya untuk mempersilakan.

"Gue duluan ya, Bro? Keburu azan entar."

Zayn lantas membuka mata dan menatap Ben yang sudah menaiki motor kebanggaannya. "Memang kenapa kalau azan? Lo mau jadi imam di masjid mana?" Ia terkekeh seraya bangkit dari rebahannya dengan rambut yang berantakan.

Ben terbahak mendengarnya. "Di masjid yang makmumnya cewek semua!" Setelahnya, ia bergerak menjauh bersama motor sport hitam miliknya, meninggalkan Zayn yang kini menghela napas lelah setelah sebelumnya sempat menguap.

"Capek, Zayn?" Abah mendekat dan duduk di samping Zayn seraya tersenyum maklum.

"Ngantuk, Bah."

Abah mengangguk pelan, lalu pandangannya beralih ke depan, menatap hamparan langit yang mulai menggelap. "Sebentar lagi kalian lulus sekolah, bakal sibuk dengan urusan masing-masing. Pasti nanti jarang ke sini," keluh Abah dengan nada sedih.

Zayn ikut meletakkan kedua tangan di kedua sisi tubuhnya, menatap suasana jalanan yang mulai sepi karena sebentar lagi azan magrib akan berkumandang. "Zayn ... mungkin akan merindukan suasana ramai di sini. Zayn bakal kangen sama mie instan buatan Abah, es teh manisnya, tidur sampai malam di dipan ini. Semuanya bakal Zayn ingat terus tentang nyamannya tempat ini, termasuk suara Abah." Cowok itu tersenyum tipis dengan pandangan masih lurus ke depan.

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang