Ztwins - Jangan berharap lebih sama manusia!
.
.Zavin kembali ke rumah Adeeva bakda salat isya dengan membawa motor matic hijau army miliknya. Sesuai kebiasaan di lingkungan tempat tinggal Adeeva, mereka akan mengadakan doa bersama bagi seseorang yang baru saja meninggal selama tujuh malam berturut-turut.
Tujuannya, selain mendoakan alharhumah, juga untuk silaturahmi antar tetangga dan menemani keluarga yang baru ditinggalkan agar tidak merasa terlalu kesepian di hari-hari awal yang pastinya cukup berat.
Biasanya saat acara doa bersama beberapa tetangga akan membawa makanan atau cemilan, seperti kue atau yang lain untuk dimakan bersama-sama di sana, dan semua itu cukup menjadi obat untuk Adeeva yang kini sudah bisa berbicara lebih banyak dan mulai bisa tersenyum ramah.
Kali ini, Zavin mengenakan kemeja casual berwarna putih yang lengannya dilipat hingga siku, dipadu sarung dan peci hitam favoritnya.
Saat masuk, ia menyapa beberapa tetangga yang sudah duduk melingkar di atas karpet permadani yang digelar di ruang tamu, berjalan membungkuk saat melewati mereka hingga akhirnya duduk di sisi kiri Reyhan, sang ayah. Di sisi kanan Reyhan ada Aira, lalu Adeeva duduk di sebelah wanita itu dengan pakaian serba putih.
"Zayn gak ikut?" Reyhan bertanya dengan nada berbisik karena acara doa bersama sudah dimulai sejak kedatangan Zavin tadi.
Zavin menggeleng pelan. "Gak enak badan, katanya."
Reyhan pun mengangguk dan mereka mulai fokus dengan doa yang dipimpin oleh imam masjid setempat. Selama satu jam lebih acara berjalan dengan lancar, mulai dari doa bersama, dilanjut dengan makan bersama dan diakhiri beberapa obrolan yang membuat suasana terasa hidup, sebelum akhirnya para tetangga berpamitan pulang karena hari beranjak malam, dan lagi-lagi menyisakan Adeeva bersama keluarga Zavin tanpa Zayn.
Di atas karpet itu, tersisa Zavin dan Reyhan karena Aira dan Adeeva masih berada di dapur setelah membereskan sisa makanan dengan bantuan para ibu-ibu tetangga tadi.
Reyhan menatap putranya lama, kemudian menepuk lututnya yang masih bersila. "Ayah mau bicara, jangan tidur dulu."
Zavin membalas tatap sang ayah, sebelum menyhela napas pelan. "Ngantuk banget, Yah."
"Kamu lemas banget, Zayn sakit?" Kebiasaan dua anak kembar itu, jika salah satunya sakit maka saudaranya akan merasakan hal yang sama, atau akan merasa lemas dan lesu seperti Zavin saat ini.
Zavin terdiam sejenak, sebelum menggeleng pelan. "Dia ... cuma capek aja, soalnya habis olahraga." Zavin lantas melipat bibirnya, olahraga apa yang dia maksud? "Itu, kayaknya lagi ada sedikit masalah. Biasa lah, Yah, namanya juga anak muda." Ia kemudian tersenyum kaku, yang bersyukurnya diangguki begitu saja oleh Reyhan.
"Tapi dia gak sakit, 'kan?"
Zavin menggeleng yakin, bukan sakit, Zayn hanya sedikit stres dan lebih banyak frustasi, sepertinya?
Tak lama, Aira dan Adeeva kembali. Kali ini, Aira duduk di sisi putranya, lalu diikuti Adeeva di sampingnya, membuat posisi Zavin berada di tengah antara kedua orang tuanya.
Reyhan berdehem pelan melihat Adeeva yang hanya menunduk dalam sambil memainkan jari jemarinya di atas pangkuan. "Deeva ... boleh Om bicara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024