Ztwins - Satu aja? Lagi dong!
.
.
^^^^"Mas ...."
Mendengar panggilan lembut mendayu-dayu itu membuat Zavin menoleh dan tersenyum manis dibarengi kekehan ringan.
"Dalem, sayang?" Zavin yang semula memangku laptopnya, segera meletakkan laptop itu di sisi tubuhnya dan beralih menerima Adeeva di pangkuannya. "Kenapa, hm? Tumben manja begini?"
Adeeva melingkarkan kedua tangannya di leher Zavin, lalu meletakkan dagu di atas pundaknya. "Lapar," katanya dengan suara pelan.
Zavin menahan pinggang Adeeva dengan satu tangannya dan tangan yang lain ia gunakan untuk menyingkirkan anak rambutnya yang keluar dari ikat rambut dan sedikit berantakan. "Makan, dek. Mau makan apa?" tanyanya lembut. Pasalnya Adeeva benar-benar belum mengisi perutnya selain dengan segelas susu yang ia buatkan pagi tadi, dan hari sudah beranjak sore.
"Sate." Adeeva beralih menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zavin, membuat laki-laki itu bisa merasakan deru napasnya yang hangat.
"Mau sate apa?" Zavin tersenyum ketika melihat pakaian yang Adeeva, celana training panjang warna hitam dengan atasan kaos oblong putih yang tampak kebesaran di tubuhnya karena itu milik Zavin. "Pakai baju aku, ya?"
Adeeva mengangguk masih dengan posisi yang sama. "Tadi gerah. Aku gak punya baju pendek."
Zavin tersenyum lagi, mengelus punggung Adeeva dengan lembut. "Gak apa-apa, yang penting dipakai kalau lagi di rumah aja." Zavin menempelkan pipinya dengan pipi Adeeva, tangannya bergerak meraih laptop untuk menutupnya dan ia letakkan di atas meja di depan sofa yang ia duduki. "Aku beliin satenya dulu. Kamu di rumah atau mau ikut?"
"Di rumah aja. Sate kelinci, ya?" Adeeva mengangkat kepalanya dengan tangan yang masih melingkari leher Zavin, menatap suaminya dengan penuh harap.
Zavin mengerutkan keningnya, menatap ke sembarang arah untuk berpikir. "Sate kelinci? Yang ada di mana?"
"Itu yang di dekat perempatan, yang mau ke arah bengkel tempat kerjanya Zayn. Di sana ada sate ayam, kambing sama kelinci juga."
Zavin membulatkan bibirnya. "Oh, oke. Aku beli dulu." Zavin tersenyum tipis, menunggu Adeeva turun dari pangkuannya, namun wanita itu masih setia pada posisinya, bahkan kini sibuk memainkan rambut belakang Zavin. "Kamu ... mau ikut?"
Adeeva lantas menatap mata Zavin, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Terus?"
"Kenapa?"
"Gak mau turun?" Zavin menatap Adeeva dari atas sampai bawah, memberi kode bahwa untuk ia bisa pergi maka Adeeva harus turun dari pangkuannya.
Adeeva menyengir lebar. "Mager banget, sudah nyaman." Kini, Adeeva justru kembali bersandar, membuat Zavin ikut menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.
Zavin terkekeh, membiarkannya begitu saja, ia bahkan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Adeeva dan terus memberikan usapan lembut. "Terus gimana caranya aku beli? Atau pakai ojol aja?"
Dari posisinya, Adeeva mendongak untuk bisa melihat Zavin. "Mau beli sekarang?"
Zavin menunduk, balas menatapnya. "Iya lah. Katanya lapar, 'kan?" Alisnya terangkat, pandangannya tampak begitu lembut, membuat Adeeva selalu dibuat terpesona olehnya.
Tak lama, Adeeva bergerak mengecup pipi Zavin hingga membuatnya terkejut, dan segera bangkit dari pangkuannya seraya berlalu kembali ke kamar. "Jangan lama-lama!"
Zavin menatap kepergian Adeeva seraya terkekeh dan geleng-geleng kepala. Gadis ... bukan, wanita itu seringkali seperti ini. Bersikap manja juga agresif, lalu setelahnya pergi dengan malu-malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
Fiksi UmumFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024