Ztwins - 37. Zavin

104 7 1
                                    

Ztwins - Bilang apa tadi?
.
.
^^^^

Pagi ini, Zavin dan Adeeva menyelesaikan tugas rumah bersama-sama dengan baik. Mereka membagi pekerjaan menjadi dua bagian. Adeeva membersihkan tempat tidur, Zavin membersihkan kamar mandi. Adeeva menyapu, Zavin mengepel. Adeeva memasak, Zavin mencuci pakaian. Adeeva mencuci piring, Zavin menjemur pakaian. Adeeva menyiram tanaman, Zavin mencuci kendaraan.

Setelah selesai, barulah mereka sarapan bersama-sama, di meja makan berbentuk persegi dengan satu kursi di masing-masing sisinya, dan mereka memilih berada di sisi yang saling berdekatan, alih-alih saling berhadapan agar bisa saling memandang satu sama lain.

Menu pagi ini hanya tumis buncis campur tempe, oseng cumi pedas,  ikan munjair goreng tak lupa disandingkan dengan sambal tomat.

Adeeva meraih piring, hendak mengambilkan makanan untuk Zavin lebih dulu, namun cowok itu menahan gerakannya.

"Aku aja, kamu kan sudah masak." Zavin tersenyum, mengambil alih piring di tangan Adeeva dan juga centong nasi untuk mulai memasukan ke dalam piring itu, bersama dengan lauk-lauknya. "Nih, selamat makan."

"Penuh banget," protes Adeeva dengan raut cemberut, membuat Zavin yang hendak mengisi piringnya sendiri, pun urung dan memilih duduk dengan senyum lebar.

"Sepiring berdua?" tanya Zavin dengan alis naik-turun membuat Adeeva menunduk menatap piringnya sejenak, sebelum mendorong piring itu ke hadapan Zavin, lebih tepatnya di tengah-tengah antara posisi mereka.

Zavin terkekeh, menarik piring itu semakin dekat dengan dirinya, membuat Adeeva mengerutkan kening tak mengerti.

"Susah dong gue ngambilnya," katanya dengan sebal karena tangannya harus terulur panjang untuk bisa menjangkau nasi di piring itu.

Zavin meraih tangan kanan Adeeva yang terulur menggunakan tangan kirinya, kemudian menggenggamnya di atas meja. "Aku suapin."

Zavin hendak mengambil sendok, namun Adeeva lebih dulu menahan tangannya. "Biasanya juga pakai tangan?" Memang Zavin biasa makan menggunakan tangan, terlebih jika makanan yang dimakannya adalah makanan kering yang menurutnya sulit jika harus menggunakan sendok.

"Gak apa-apa kamu disuapin pakai tangan aku?" Zavin memperlihatkan tangannya yang bersih dengan jari-jemari yang panjang dan lentik, bahkan Adeeva saja sampai insecure melihatnya.

Adeeva mengangguk saja, melihat bagaimana ujung jari-jari itu mulai menghimpun nasi dan lauk-lauknya, kemudian disodorkan di depan mulutnya.

"Aak ... jangan lupa berdoa." Zavin tersenyum ketika Adeeva menerima suapan dari tangannya setelah sebelumnya sempat berkomat-kamit membaca doa tanpa suara. "Enak?" tanyanya kemudian sembari menyuapkan makanan ke mulutnya dengan tangan dan dari piring yang sama.

Adeeva mengangguk dan menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. "Enak."

Zavin bahkan sampai gemas melihatnya. Setelah menikah, ia diberikan banyak kejutan oleh gadis itu. Yang dulunya ia pikir sangat mandiri dan pastinya akan bersikap cuek atau terkesan dingin, ternyata ia juga bisa bersikap feminim layaknya perempuan pada umumnya yang memiliki sifat manja.

"Habis ini kita ke belanja? Kulkasnya sudah kosong, 'kan?" Zavin kembali menyuapi Adeeva yang menerimanya sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Gue pengin bikin kue bolu, deh. Sekalian beli bahan, ya?"

"Ditelan dulu, takut kesedak." Zavin mengulurkan segelas air untuk Adeeva, sedikit ngeri saat melihat gadis itu berbicara dengan mulut penuh dengan makanan.

Adeeva mengangguk dan meneguk air hingga tersisa setengah. "Tadi gue lihat resep bolu gulung di internet, jadi pengin," adunya tanpa ditanya.

"Jago bikin kue, ya?" Zavin terus menyuapkan makanan ke mulutnya dan mulut Adeeva bergantian hingga makanan di piring tandas tak tersisa.

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang