Ztwins - Lo mau coba?
.
.
^^^Zavin memperhatikan Adeeva ketika makan bubur. Mereka tengah makan di tenda bubur ayam yang biasa mereka beli, duduk berhadapan dengan meja panjang sebagai sekat.
Sejak ia mengajaknya ke sini tadi, Adeeva hanya diam, hening, tatapannya seperti kosong tak tentu arah.
"Va?"
Seperti terkejut, Adeeva bergumam sambil mengangkat kepalanya dengan cepat. Sayu, tatapannya begitu sendu seolah ia baru kehilangan arah hidupnya.
"Sakit, ya?"
Tak menjawab, Adeeva terdiam kosong selama beberapa saat, sebelum matanya mengerjap cepat dan segera menundukkan kepalanya, bergerak mengaduk buburnya yang sudah dingin dan tak lagi berbentuk.
Zavin menghela napas pelan, menarik selembar tisu dan memberikannya pada Adeeva. Ia sendiri sudah selesai makan sejak beberapa menit yang lalu.
Adeeva melepas sendoknya begitu saja, lalu menerima tisu yang Zavin berikan untuk menekan kedua sudut matanya.
Selama beberapa saat, Zavin membiarkan Adeeva melepaskan tangisnya yang lirih. Meski mengundang tatapan dari pengunjung yang lain, namun ia hanya menjelaskan pada mereka dengan isyarat mata.
Zavin sempat menepuk pelan pundak Adeeva, sebagai pengingat bahwa dirinya ada di sana, menemaninya. Zavin tahu, sejak di rumah tadi Adeeva menahan tangisnya.
"Va ... gue tau ini sakit, sakit banget, gue tau perasaan lo. Tapi di balik itu, lo harus bersyukur, dengan begini lo tau kalau Zayn gak baik buat lo."
"Va ... jangan sia-siakan air mata lo untuk menangisi bajingan seperti dia. Zayn sudah memilih jalan jodohnya sendiri, ini pilihannya, ini yang harus dia jalani. Lo hanya perlu melepas dia, lupakan dia, dan cari laki-laki yang jauh lebih baik."
"Va ... gue percaya lo bisa dapat laki-laki yang lebih baik dari Zayn ataupun gue. Lo bisa cari laki-laki yang lebih siap, lebih bisa buat lo yakin, kalau bersamanya kebahagiaan akan selalu ada."
"Va ... gue tau lo butuh waktu untuk benar-benar lupa tentang Zayn. Lo gak perlu memaksakan semuanya harus sekadang. Lo hanya perlu lepas dia, dan mulai perjalanan lo yang baru. Cari laki-laki yang benar-benar tepat, dan lo bisa menikah sama dia di saat lo sudah benar-benar siap."
Adeeva masih menutup wajahnya dengan kedua tangan dan tisu yang Zavin berikan tadi masih terselip di antaranya. Ia mendengar semua perkataan cowok itu, ia sudah mulai selesai menyuarakan sesak di dadanya.
"Va ... gue mau lo bahagia, bersama pilihan lo. Pilih dia karena lo benar-benar yakin kalau dia orangnya. Jangan karena orang tua lo, jangan karena keluarga gue. Lo yang akan menjalani kehidupan itu, maka lakukan semuanya untuk lo, pilih dia yang lo mau, dia yang lo ingin, dia yang lo butuhkan, jangan karena siapapun."
Adeeva menarik ingusnya, membersihkan sisa air matanya dengan tisu baru yang kembali Zavin sodorkan. Matanya yang sembab kini ia biarkan terlihat oleh Zavin dan orang-orang yang sesekali melirik mereka.
Zavin sedikit menundukkan kepalanya agar dapat melihat wajah Adeeva dengan jelas. "Sudah lebih baik?" Ia bertanya sambil tersenyum lembut bak seorang kakak yang tengah menenangkan adiknya.
Adeeva menarik napas, menatap Zavin sambil mengangguk pelan, membuat cowok itu menghela napas lega.
"Gue pesenin bubur yang baru, mau?" tanya Zavin saat melihat bubur Adeeva sepertinya sudah tidak layak makan, selain sudah dingin, Adeeva juga tidak suka bubur yang diaduk.
Adeeva menggeleng pelan, tatapnya masih terus mengarah pada Zavin yang juga terus menatapnya.
"Kenapa? Butuh sesuatu?" tanya Zavin menyadari tatapan Adeeva yang tak lepas darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024