Ztwins - 29. Zavin

112 6 1
                                    

Ztwins - Kan mau kenalin sebagai calon suami
.
.
^^^^

"Hai."

Adeeva sedang duduk santai di gazebo samping rumah, dekat kolam renang, ketika Zavin datang menyapa dan duduk bersamanya, dengan jarak yang cukup jauh, antara ujung dengan ujung.

Adeeva mengangguk pelan dan membalas senyum cowok itu tipis.

"Bosan, ya? Mau ngobrol, gak?" Hari ini, kebetulan di rumah hanya ada mereka dan sepasang pengantin baru yang entah sedang apa di kamar sejak pagi dan tak kunjung keluar hingga hari beranjak sore seperti ini.

Adeeva bergumam, sebelum mengangguk. "Boleh."

"Mau ngobrol apa?" Zavin melepas sandal jepit hitam yang ia kenakan, untuk bisa mengubah posisi duduknya menjadi bersila menghadap Adeeva.

Adeeva berdehem pelan, jujur saja sejak Zavin melamarnya hari itu, ia selalu merasa canggung jika hanya berduaan dengan dia, meski tidak ada unsur yang membuat mereka terlampau dekat.

"Mm ... sebentar lagi, 'kan kita nikah?" Mereka memang diminta untuk segera menikah, katanya agar tidak terjadi fitnah dan hal-hal yang tidak diinginkan.

"Iya, terus?" Zavin masih menatap Adeeva yang lebih memilih menatap tenangnya air kolam di hadapannya.

"Gue boleh minta sesuatu, gak?" Kali ini, Adeeva menoleh dan membalas tatapan Zavin cukup lama, sebelum kembali pada posisi semula.

"Boleh. Apa? Mau mahar apa?"

Adeeva berubah cemberut ketika Zavin membahas hal tersebut. "Ish, bukan mahar. Kalau mahar, terserah lo aja, yang penting gak memberatkan lo, dan gak merendahkan gue." Adeeva menjeda sejenak ucapannya, sebelum kembali menoleh pada Zavin dengan bola mata membulat antusias. "Eh, tapi katanya uang mahar itu berkah buat buka usaha, loh. Gimana kalau uang aja? Gak usah emas atau apa gitu. Maharnya uang, semampu lo, toh kalau emas juga gak akan gue pakai karena gue gak terlalu suka perhiasan. Nanti, 'kan uangnya bisa dipakai buka usaha bareng-bareng, gimana?"

Zavin menundukkan kepala menahan senyum, kemudian mengangguk-anggukkan kepala tanda menyetujui permintaan Adeeva. "Boleh. Ada lagi?" tanyanya lagi dengan raut yang begitu tenang, membuat Adeeva nyaman mengobrol dengannya tanpa merasa terintimidasi.

"Nah, jadi gini. Gue maunya kita nikah sederhana aja, hampir mirip kayak Zayn sama Indira kemarin, tapi kita lebih sederhana lagi, gimana? Kita gak usah pakai kebaya, jas, ataupun bikin dekor-dekor di rumah, gitu. Boleh, gak sih?" Posisi duduk Adeeva bahkan sudah berubah menjadi berhadapan dengan Zavin, melipat kedua kakinya ke belakang seperti sedang duduk tahiyat akhir.

Zavin mengerutkan keningnya, memahami yang dimaksud Adeeva. "Jadi, maunya gimana?"

"Gini." Adeeva berdehem, membenarkan letak duduknya agar lebih nyaman dengan bersila dan menutupi kedua kakinya dengan rok yang ia kenakan. "Lo punya uang tabungan, gak? Yang di luar anggaran untuk mahar?"

Zavin masih mengerutkan keningnya ketika menganggukkan kepala, terlebih ketika melihat senyum Adeeva mengembang.

"Nah, kita pakai untuk beli pakaian yang sederhana aja, yang gak usah mahal-mahal, yang penting tuh kita punya satu baju spesial di hari akad untuk kenang-kenangan."

Kerutan di dahi Zavin perlahan mereda, kepalanya masih terus mengangguk setiap kali Adeeva melontarkan kalimat-kalimat penjelas yang membuatnya mengerti.

"Gue pakai gamis, terus lo pakai baju koko sama sarung, gimana?" Adeeva menatap Zavin meminta persetujuan. "Jadi, itu nanti baju masih bisa dipakai sehari-hari juga. Kalau kebaya sama jas, 'kan pasti jarang dipakai, paling kalau mau dipakai juga pas ada acara, itupun pasti malas, terus nanti jatuhnya Mubazir karena gak pernah dipakai."

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang