Ztwins - Gue harus gimana?
^^^
Zayn baru selesai mandi pagi dan turun menuju lantai dasar ketika Zavin pulang dari rumah Adeeva, sendirian, karena kedua orang tuanya masih di sana untuk menemani gadis itu yang sendirian.
Zavin masih menggunakan kaos dan celana pendek yang ia kenakan sejak di rumah Adeeva tadi, berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air putih dan duduk di meja makan, di susul Zayn yang duduk di hadapannya untuk memulai sarapan dengan setumpuk roti selai cokelat.
"Baru bangun lo? Semalam kemana?" Zavin bertanya seraya meneguk minumannya dengan tatap mengarah ke depan. "Lo ... ada masalah?" tanyanya kembali setelah selesai minum, menyadari Zayn hanya diam dan terdapat bekas luka lebam di beberapa bagian wajahnya.
Zayn masih diam, bahkan ketika Zavin tak berhenti menatapnya dengan wajah penuh tanya dan alis menukik dalam. "Gak mau cerita?" tanya Zavin lagi dan lagi, kali ini lebih santai dan berhenti mengintimidasi, ia ikut mengoles selai cokelat pada selembar roti yang tersedia di dalam plastik pembungkusnya.
Zayn menelan gigitan terakhir pada rotinya, meneguk segelas susu yang sempat ia hangatkan sebelum mandi tadi. Ia lantas menegakkan tubuhnya, melipat kedua tangannya di atas meja untuk bisa menghadap Zavin penuh.
"Gue ... mau cerita sesuatu." Perkataan Zayn, sontak membuat Zavin mengangguk dan mengunyah rotinya dengan cepat hingga tandas agar ia bisa fokus mendengar apapun yang akan Zayn katakan.
Zavin mengangguk, memberi kode pada Zayn untuk melanjutkan perkataannya dan ia siap mendengar.
Zayn merasakan tenggorokannya tercekat, ia berdehem berulang kali, mencari kata yang sekiranya pas untuk ia utarakan dan tidak membuat Zavin pingsan ataupun henti napas saat itu juga. "Semalam ... gue ketemu Sadam, lagi."
Seolah sudah biasa dengan itu, respons Zavin hanya mengangguk saja, sama sekali tidak terkejut mendengarnya. Namun, ucapan Zayn selanjutnya, berhasil membuat ia tersedak liurnya sendiri.
"Gue perkosa cewek."
Zavin melotot dan meneguk ludah susah payah. "M-maksud lo?"
Zayn menghela napas, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, sedikit lega dengan respons Zavin yang tidak segera memberinya bogem mentah.
"Dia jebak gue, dia pukul gue sampai gue benar-benar gak berdaya di tangan antek-anteknya. Setelah itu, dia cekoki gue minuman keras. Lo tau sendiri daya tahan gue terhadap alkohol itu seperti apa?"
Zavin mengangguk lagi, raut wajahnya tampak syok dan pias, tak percaya dengan perkataan Zayn sebelumnya. "T-tapi kok bisa ... kok bisa lo melakukan itu? Gimana ceritanya?"
Zayn mengusap wajahnya dengan kasar. "Gue juga gak tau. Yang gue rasakan semalam, beda dari biasanya. Selama ini, walaupun mabuk, gue selalu berhasil mengendalikan diri. Tapi ... semalam ada cewek yang nolongin gue di depan gerbang, bantuin gue masuk ke rumah sampai tiduran di sofa. Dan, semua itu terasa berbeda, Vin. Setiap kulit gue bersentuhan sedikit aja sama dia, rasanya gue gak bisa menahan diri lagi. Gue menginginkan lebih dan gue gak tau apa yang gue lakukan setelah itu, tapi yang pasti gue sudah melakukannya, gue melakukan itu sama cewek yang ... gue gak tau dia siapa. Pandangan gue kabur, kepala gue pusing, gue gak ingat apa-apa selain waktu dia nolongin gue dan gue meminta hal itu sama dia. Gue gak tau apa yang dia rasakan saat melakukannya."
"Ya sakit lah, goblok!" umpat Zavin yang geregetan dengan kalimat terakhir yang Zayn lontarkan. "Lagian, kalau lo gak ingat berarti belum tentu juga lo benar-benar melakukannya, 'kan? Bisa aja dia kabur setelah lo minta itu?" Zavin berusaha tenang dan tetap berpikir positif, walaupun itu mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024