Ztwins - 30. Zayn

120 10 3
                                    

Ztwins - Gue pergi dulu ... sayang
.
.
^^^^

Pertama kali tidur di kamar yang sama, tentu membuat suasana terasa canggung dan sepasang pengantin baru itu sama-sama merasa kikuk.

Baik Zayn maupun Indira, kini terlihat duduk bersandar di ranjang, Indira lengkap dengan bedcover yang menutupi hingga sebatas pinggangnya, sedangkan Zayn duduk bersila dengan sebuah laptop di pangkuannya, entah sedang apa.

"Gak tidur?" tanya Zayn melirik Indira yang sejak tadi hanya memainkan jari-jarinya yang saling bertaut.

Entah untuk menghindari suasana canggung itu atau memang sudah mengantuk, Indira memilih segera merebahkan diri dengan posisi telentang, menatap langit-langit kamar, tangannya di atas perut masih saling menautkan jari.

Zayn berdehem pelan, menutup laptopnya dan ia letakkan di atas nakas yang ada di dekatnya. Ia kemudian menoleh ke arah Indira yang tampak menutup matanya seketika, berpura-pura tidur.

"Kalau gue tidur di sini, gak apa-apa?"

Seketika mata Indira kembali terbuka ketika merasakan Zayn berbicara padanya. Melihat Zayn mengangkat alis, mencari persetujuan.

Mau tak mau, Indira menganggukkan kepalanya. Lagi pula, ini memang ranjang milik Zayn, sejak awal yang menempati ini adalah Zayn, mana mungkin dengan tidak tahu diri ia mengusir cowok itu agar tidak tidur bersamanya.

Zayn terdiam beberapa saat, sebelum merebahkan dirinya perlahan di sisi Indira, sama-sama menatap ke langit-langit. Hening, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, padahal mata keduanya masih jelas terbuka lebar, yang artinya belum ada kantung yang menyerang.

"Nyaman, gak?" tanya Zayn lagi, membuat Indira sempat menoleh sekilas dan kembali pada posisi semula.

Perempuan itu hanya bergumam singkat tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Kalau gak nyaman, gue tidur di bawah?" Kali ini Zayn menoleh, begitupun dengan Indira, membuat mereka saling tatap satu sama lain.

"Gue gak apa-apa," kata Indira yang diangguki oleh Zayn, lalu mereka kembali menghadap ke atas.

"Kalau ad--"

"Ternyata lo bisa ngomong banyak, ya?" Ucapan Indira berhasil memotong perkataan Zayn yang entah ingin mengatakan apa.

Zayn kembali menoleh dengan kedua alis terangkat. "Kenapa?"

Indira ikut menoleh, diikuti dengan gerak tubuhnya yang berubah miring ke arah Zayn karena merasa pinggangnya cukup pegal. "Gak apa-apa sih, cuma dulu gue pikir lo itu pendiam."

Zayn hanya bergumam, enggan menjawab ucapan Indira yang sebenarnya ia juga tidak tahu jawabannya. Ia bisa berbicara banyak sejauh ini hanya pada Indira dan Zavin, selebihnya tidak ada. Bahkan, pada kedua orang tuanya pun ia hanya berbicara seperlunya.

"Zayn--"

"Lo gak takut lagi sama gue?" Zayn ikut menghentikan perkataan Indira ketika sadar perempuan itu mulai banyak bicara, padahal jelas hari-hari kemarin Indira sepertinya begitu enggan meski hanya berpapasan dengan dirinya.

Indira menatap mata Zayn yang juga tengah menatapnya lamat. "Mm ... sedikit? Gue tau lo orang baik, gue boleh yakin lo gak akan nyakitin gue, 'kan? Sikap gue kemarin, gue pikir sebatas reaksi dari trauma gue tentang hari itu. Tapi, saat sadar kalau lo melakukannya dengan gak sengaja, kayaknya ada di dekat lo gak akan seburuk yang gue pikirkan selama ini?"

Zayn lantas bergerak miring, membuat posisi mereka menjadi berhadapan dengan sebuah bantal guling sebagai sekat di antara mereka.

"Lo mau tanya apa?" Zayn bertanya perihal Indira yang tadi hendak bicara sebelum ia memotongnya.

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang