Ztwins - Lo ... bahagia sama dia
.
.
^^^Zayn mengendarai motor memasuki gang perumahannya di jam yang hampir memasuki waktu magrib. Lajunya melambat ketika netra hitamnya menangkap sosok yang beberapa hari ini terus menghindarinya.
Untuk sesaat, ia memutar tuas gas hingga posisinya sejajar dengan langkah sosok yang sontak menoleh ke arahnya lalu mempercepat langkahnya itu.
"Dira, tunggu!" Zayn mematikan mesin motornya, kemudian turun untuk mengejar langkah Indira yang begitu mudah ia gapai dengan kakinya yang panjang. Ia lantas berdiri di hadapan Indira yang terus berusaha menghindar dengan menggeser tubuhnya, yang kemudian Zayn tahan dengan memegang punggung tangannya.
Indira hendak meronta, namun Zayn menggenggamnya cukup erat, kemudian sebuah benda cowok itu tunjukkan di depan wajahnya.
"Punya lo?" Seperti sebuah tanya, membuat Indira mendongak menatap wajahnya, melewati benda kecil yang tergapit oleh ujung jempol dan telunjuk milik Zayn.
Indira tak menjawab, ia berusaha meronta lagi, namun Zayn tidak melepasnya begitu saja, melainkan membuka telapak tangannya agar menghadap ke atas, kemudian meletakkan benda kecil itu di atasnya.
"Punya lo." Kali ini bukan lagi tanya, melainkan sebuah pernyataan, diikuti dengan lepasnya genggaman tangan lebar Zayn, menyisakan telapak tangan Indira yang menggantung dengan benda kecil yang selama ini terpisah dari pasangannya.
"Kabarin gue kalau ada apa-apa." Begitu kata Zayn, diiringi sebuah usapan singkat di ubun-ubun Indira, sebelum berlalu meninggalkannya bersama motor besar yang ia tinggalkan tadi.
Zayn sempat menekan tombol klakson ketika melewatinya, membuat Indira tersadar dan bergegas melanjutkan langkah. Motor Zayn memasuki gerbang rumahnya, lalu Indira memasuki pekarangan rumah seberangnya secara bersamaan.
Selesai memarkirkan motor di dalam garasi, melepas helm fullfacenya, ia segera memasuki rumah dan bertepatan dengan azan magrib berkumandang.
Menghela napas pelan sembari menutup pintu dan menyugar poninya ke belakang, berjalan semakin masuk dan mendapati keluarganya yang sudah bersiap melaksanakan salat berjamaah di mushala rumah.
Untuk sejenak langkahnya terhenti kala menyadari satu anggota baru di antara mereka. Sosok yang beberapa hari ini terasa begitu asing ... atau memang sudah asing?
"Baru pulang, Bang? Mandi, gih. Mau ditunggu jamaah, gak?"
Zayn lantas menatap kedua orang tuanya bergantian dan berjalan mendekat untuk menyalaminya. "Gak usah, Yah. Zayn salat sendiri dulu aja." Ia kemudian menatap Zavin dan Adeeva yang berdiri dengan sedikit jarak secara bergantian.
"Satu, kosong," bisik Zavin tepat di telinga Zayn sambil terkikik, sesaat sebelum Zayn melewatinya sambil menabrak pundaknya dan berjalan menaiki tangga.
Zavin memegang pundaknya sambil melipat bibir menahan tawa, sebelum berdehem pelan karena mendapat tatapan heran dari kedua orang tuanya.
Mereka pun melaksanakan jamaah salat magrib di mushala rumah tanpa Zayn, dan menjadikan Zavin sebagai imamnya.
Selesai membersihkan diri dan salat di kamar, Zayn turun ke lantai bawah menuju meja makan dan duduk di salah satu kursinya, bergabung bersama yang lain yang sudah lebih dulu berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024