Ztwins - Aku sih ayo aja
.
.
^^^^⚠️Warning! Pembahasannya agak sedikit dewasa⚠️
Setelah seharian bekerja di toko kue DeeZa Bakery yang dikelola berdua di tengah rutinitasnya menjadi seorang mahasiswa dan mahasiswi, kini Zavin dan Adeeva baru sampai di rumah dan segera membersihkan diri untuk bersiap istirahat, karena hari sudah hampir tengah malam.
Biasanya mereka membuka toko setelah pulang kuliah sampai paling maksimal jam 10 malam. Terkadang, jika sedang beruntung bahkan sebelum hari menggelap, pun stok kue sudah habis, namun terkadang jika sedang sepi bisa saja ketika pulang masih tersisa beberapa potong.
Biasanya mereka membuat kue di malam atau pagi sebelum berangkat kuliah. Terkadang, mereka juga membagi waktu masing-masing karena jam kelas yang berbeda, mereka akan bergantian berjaga, namun jika sedang kebetulan sama-sama memiliki kelas, maka Aira akan datang membantu.
Tetapi akhir-akhir ini mereka memilih untuk mencari seorang asisten atau karyawan agar tidak merepotkan Aira yang kebetulan juga harus menjaga Indira yang tengah hamil di rumah. Mereka juga merasa tidak enak jika harus membiarkan Aira ikut kerepotan, walaupun sebenarnya Aira sendiri yang inisiatif membantu.
"Dek, ini gajinya Mbak Mina, besok kamu yang kasih ke dia, ya?" Zavin meletakkan sebuah amplop cokelat di atas nakas, sembari mendudukkan diri di tepi ranjang setelah sempat mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaos oblong yang biasa ia gunakan untuk tidur. Untuk mandi, ia sudah sempat mandi ketika masih di toko sore tadi.
Adeeva juga baru keluar dari kamar, menggunakan sebuah pakaian yang asing di mata Zavin yang selama ini selalu melihatnya menggunakan pakaian panjang dan tertutup.
Malam hari ini, gadis itu menggunakan semacam minidress atau semacam gaun tidur tipis berbahan satin dengan tali kecil yang menyangga di kedua pundaknya, kemudian potongan dada yang rendah sehingga menampilkan bagian atas dadanya, juga sebuah cardigan rajut yang melapisinya.
Zavin tersenyum saja, melihat Adeeva yang kini duduk di sisinya seraya tersenyum manis, yang agak tidak biasa dilihat Zavin.
"Kenapa?" tanya Adeeva masih dengan senyum yang sama, terlebih ketika Zavin melihat penampilannya dari atas sampai bawah, lalu tangan laki-laki itu bergerak menarik ujung gaunnya agar bisa menutupi pahanya yang terbuka setengah.
"Enggak. Tumben pakai pakaian begini? Gak dingin?" tanya Zavin seraya mengalihkan pandangan ke arah amplop yang ia letakkan tadi. "Itu amplop buat Mbak Mina, besok kamu yang kasih, ya?" Ia kembali menatap wajah Adeeva yang tetap tersenyum seperti sebelumnya, yang justru membuatnya terheran-heran meski tetap enggan bertanya.
"Enggak, kok. Kan pakai selimut?" Nada bicaranya terdengar gugup, membuat Zavin sempat mengernyitkan kening sejenak, dan memilih abai. "Iya, besok dikasih."
Zavin mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu menoleh ke belakang, melihat tempat tidur mereka yang masih rapi, dua bantal sejajar dengan satu buah guling di bagian tengah dan sebuah bedcover.
"Ya sudah, kita tidur?" Zavin melihat Adeeva lagi, tepat di matanya. "Sudah malam. Kamu pasti capek banget, ya?" Zavin mengulurkan tangannya untuk menyelipkan anak rambut Adeeva ke belakang telinga. "Dari tengah malam, bangun, bikin kue sampai pagi, kuliah, terus jaga toko lagi sampai malam begini."
Adeeva meraih tangan Zavin, menggenggamnya kemudian meletakkannya di atas pangkuan. "Gak capek, 'kan sama kamu?" Setelah lebih dari dua bulan menikah, akhirnya Adeeva terbiasa menyebut aku-kamu dengan Zavin, meski untuk panggilan Mas masih sangat jarang ia sebutkan bahkan masih dapat dihitung dengan jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
Tiểu Thuyết ChungFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024