Ztwins - Jangan keras kepala!
.
.
^^^Jogging di pagi hari menjadi rutinitas liburan bagi Zayn maupun Zavin. Seperti pagi ini, selesai salat subuh mereka akan lari pagi keliling perumahan, lalu akan berakhir di taman kota untuk sarapan bubur ayam langganan mereka.
Hari-hari yang cukup santai untuk sekarang karena sudah selesai ujian dan hanya tinggal menunggu hari menegangkan yang akan menentukan perjalanan mereka selanjutnya. Entah untuk kuliah, kerja atau bahkan menikah, setelah lulus nanti mereka akan melanjutkan hidup dengan tujuan masing-masing.
"Gimana? Sudah yakin dia orangnya?" tanya Zavin di tengah langkah kaki panjang mereka yang mulai santai karena sudah cukup lelah berlari.
Zayn yang tengah mengelap keringat menggunakan handuk kecil yang menggantung di lehernya, pun bergumam pelan. "Dia orangnya."
Zavin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Jadi ... keputusan lo?"
Zayn menghentikan langkahnya sejenak, begitupun Zavin. Mereka saling tatap untuk beberapa saat, sebelum melanjutkan kembali langkahnya yang pelan.
"Menurut lo?"
Zavin menatap lurus ke depan, melihat beberapa manusia yang berlalu-lalang, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang hendak berangkat kerja, berangkat sekolah, ada pula yang berjalan santai dengan keluarga ataupun sendirian.
"Bertanggungjawab dalam bentuk apapun. Seandainya dia mau menikah sama lo, nikahin dia."
"Kenapa harus menikah?" Zayn mengerutkan kening tak mengerti dengan pemikiran Zavin.
Zavin balas menatap Zayn tak kalah heran. "Kenapa harus menikah? Karena lo sudah mengambil hal paling berharga dari dia yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi suaminya. Jadi kalau lo menikah sama dia, anggap dia sudah DP keperawanan sama lo."
Zayn sontak memberi sebuah jitakan saat Zavin terbahak di akhir kalimatnya.
Zavin masih tertawa ketika tangannya bergerak mengusap kepala yang terasa nyeri bekas jitakan Zayn tadi. "Tapi, benar, Bang. Seandainya dia mau lo nikahi, lo harus bersedia menikahi dia. Kalau dia menolak, baru lo bisa cari alternatif lain untuk bertanggungjawab. Tapi ingat, bersedia menikahi berarti lo juga harus bersedia memastikan dia bahagia seumur hidupnya. Kalau lo menikahi doang tapi gak ada usaha untuk membuat dia bahagia, ya sama aja bohong, mending gak usah."
"Mungkin, untuk saat ini dia masih baik-baik aja selama belum ada orang yang tau. Tapi, kalau seandainya apa yang lo lakukan membuahkan hasil, sanksi sosial yang dia dapatkan pasti berat banget, Bang."
Zavin menjeda sejenak ucapannya sebelum ia lanjutkan. "Eh tapi, tanpa hasil pun kayaknya dia memang gak baik-baik aja, gak sih? Dia sakit, dia sendirian menahan rasa takut, trauma ketika melihat lo, mengingat kejadian itu. Pasti dia sakit banget, 'kan? Normalnya dia lagi gak baik-baik aja, 'kan?"
Lagi, mereka saling pandang dengan tatapan yang sama-sama membayangkan apa yang sedang dirasakan korban dari ketidaksengajaan Zayn.
Tanpa sadar, langkah mereka sampai di tenda penjual bubur ayam langganan yang biasa mereka makan. "Bang, kayak biasa, ya?" kata Zavin seraya duduk di salah satu bangku kosong secara acak tanpa melihat siapa yang berada di kanan-kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024