Ztwins - 27. Zavin

104 10 3
                                    

Ztwins - Insyaa Allah, kami siap!
.
.
^^^^

Selesai Zayn melaksanakan akad nikah di KUA setempat, di rumah menggelar acara walimatul ursy, jamuan makan sederhana dengan mengundang sanak saudara dan beberapa orang tetangga.

Tadi, ketika para tetangga hadir, ada beberapa yang merasa heran dan bertanya-tanya dengan ketidakhadiran keluarga Indira. Namun, dengan penjelasan singkat dari keluarga Zayn, mereka berhasil diam dan mengerti, meski mungkin dalam hati masih terheran-heran.

Semua sedang berkumpul duduk di atas hamparan permadani di ruang tamu, sibuk menyantap makanan masing-masing. Begitupun dengan Zayn dan Indira yang duduk di dekat panggung sederhana yang dipakai untuk memasang dekor, tidak ada kursi pelaminan sehingga mereka duduk bersama tamu yang lain.

Di pojok ruangan dekat dekor itu, terdapat satu set speaker dan mik, yang tadi digunakan untuk memberikan sedikit sambutan bagi para tetamu yang hadir.

Zavin mengenakan seragam batik keluarga berwarna dasar hitam dengan kombinasi putih dan biru, sama seperti yang dipakai Zayn dan sang Ayah, dengan bawahan celana bahan hitam. Motif batik yang sama juga digunakan sebagai bawahan oleh Adeeva, Indira, dan Bunda mereka, dengan atasan brokat berwarna biru.

Cowok dengan senyum khasnya yang begitu santai, bangkit dari duduknya yang semula di tengah-tengah sepupu dan Om-Tantenya. Berjalan ke arah tempat mic dan speaker tadi berada, meraih alat pengeras suara itu.

"Cek, cek," katanya sembari menepuk mic untuk memastikan bahwa alat itu masih berfungsi, ia lalu berdehem dan tersenyum lebih lebar. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumussalam warahmatullah." Hampir semua menjawab, namun tidak dengan beberapa orang yang menatapnya aneh.

"Lo ngapain dah, Pin? Mau ngelamar cewek, lo?" Fauzan bertanya dengan asal, yang lantas dibalas dengan senyum lagi oleh Zavin.

"Kamu ngapain, Mas?" tanya Aira yang kebetulan posisinya tak jauh dari tempat Zavin berdiri, ia bertanya dengan suara pelan dengan wajah heran.

Zavin hanya memberi isyarat pada kedua orang tuanya agar tetap tenang, memastikan bahwa ia tidak akan membuat keributan apapun.

Zavin berdehem lagi, menatap pengantin baru yang juga tengah menatapnya seperti yang lain. "Sebelumnya, selamat untuk Bang Zayn dan Indira, semoga jadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, di dunia dan akhirat." Dan semua mengaminkan doanya.

Zavin menjeda ucapannya sejenak, untuk beralih menatap yang lain, terutama pada seorang gadis yang tengah sibuk memainkan ponsel, entah ada apa di dalam ponsel itu sampai membuatnya tak mengalihkan pandangan sama sekali.

Zavin berdehem lagi dan lagi, kali ini memilih menatap kedua orang tuanya bergantian. "Ayah, Bunda, izin, boleh berdiri sebentar? Berdiri di depan Zavin?" tanyanya dengan sopan, yang  membuat kedua orang tuanya saling berpandangan bingung, namun mereka tetap menurutinya.

Setelah keduanya berdiri di hadapannya, Zavin kembali tersenyum dan mulai berbicara dengan serius. "Di sini, status kalian bukan sebagai orang tua Zavin, tapi sebagai orang tua dari Adeeva."

Semua lantas menatap gadis yang kini mengalihkan tatapnya dari ponsel ke arah Zavin yang sama sekali tak menatapnya, padahal gadis itu sudah bingung dan agak panik karena namanya tiba-tiba disebut.

Tampak, Zavin bergerak merogoh saku batiknya, mengambil sebuah benda yang membuat semua orang terdiam tercengang.

Zavin menunjukkan benda itu di hadapan kedua orang tuanya, mengapitnya di ujung jari telunjuk dan ibu jari kanannya, sedangkan tangan kiri ia gunakan memegang mic.

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang