Ztwins - Lo ... sudah lebih baik?
^^^
Zavin menghentikan mobilnya di depan lobi rumah sakit, membiarkan sang ayah yang tadi duduk di sisi kemudinya, juga sang ibu yang duduk sendirian di belakang, turun lebih dulu.
Setelah keduanya keluar, barulah ia mencari tempat parkir yang posisinya paling dekat agar memudahkan mereka ketika akan pulang ke rumah duka nantinya.
Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan aman, barulah ia keluar dan mengunci mobilnya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru tempat parkir, namun ia tidak mendapati motor sport merah milik Zayn, membuat ia berpikir jika jenazah ibunda Adeeva sudah dibawa pulang ke rumah duka.
Namun, perkiraannya salah, karena ketika ia sampai di lobi, pandangan matanya langsung bertemu dengan mata yang sembab dan memerah penuh air mata milik Adeeva.
Zavin pun segera mendekat, berdiri di sisi Reyhan yang menghadap dua perempuan yang kini saling memeluk dan menangis. "Zayn belum sampai, Yah?" Zavin masih berusaha mencari keberadaan saudaranya, mungkin saja laki-laki itu hadir tanpa motornya, namun nihil.
"Kamu gak lihat di parkiran tadi?" Reyhan bertanya menatap putra sulungnya sejenak, sebelum maju untuk menenangkan istrinya.
"Enggak ada, motornya juga gak kelihatan." Zavin ikut mendekat, menatap interaksi Adeeva ldengan ibundanya yang sejak tadi tak berhenti menangis meski berulang kali mencoba untuk tenang.
"Ya sudah, kamu coba telepon dia, mungkin ada masalah di jalan. Ayah mau urus administrasi dulu karena jenazahnya akan segera dibawa pulang." Reyhan menjauh, membiarkan Zavin yang kini masih berdiri di sisi dua wanita berbeda generasi itu sambil berusaha menghubungi saudaranya yang tak kunjung menjawab panggilannya.
"Gimana sih nih orang," gerutu Zavin ketika tak kunjung mendapat jawaban dari Zayn, lalu melirik Diva yang tengah menatapnya, seolah tengah berharap pada Zavin untuk bisa menghadirkan sosok itu di sisinya.
"Kita berangkat sekarang aja, jenazah sudah dimasukkan ke dalam ambulans. Kamu bilang sama Zayn untuk langsung ke sana aja." Zavin mengangguk, mencoba menghubungi Zayn sekali lagi, sebelum memutuskan untuk mengirim pesan singkat.
Ia bergegas mengikuti langkah kedua orang tuanya yang kini mengamit Adeeva di tengah mereka karena kondisi gadis itu sangat tidak baik-baik saja, Zavin tahu itu.
Sampai di parkiran, Zavin berjalan mendahului, membuka kunci mobilnya dan membukakan pintu bagian belakang, mempersilahkan Aira masuk lebih dulu, lalu disusul Adeeva di sampingnya.
Reyhan pun masuk ke kursi samping kemudi, bersamaan dengan Zavin yang duduk di tempat semula untuk mengendarai mobilnya, mengikuti mobil ambulans yang sudah bergerak lebih dulu dengan suara sirine yang terdengar nyaring dan membuat beberapa pengendara menepi, mempersilahkan mereka berjalan lebih dulu.
"Zayn kemana coba? Padahal dia sudah berangkat duluan tadi, harusnya, 'kan lebih cepat sampai." Aira menarik ingusnya sambil menggerutu kesal dengan putra bungsunya itu. "Maafin Tante ya, sayang. Maaf karena kami datang terlambat dan membuat kamu sedih sendirian. Seharusnya kami bisa datang lebih cepat, agar bisa menemani kamu, menenangkan kamu, memeluk kamu. Pasti sakit banget, ya?" Aira kembali menangis, bahkan di saat Adeeva sudah mulai tenang.
Wanita paruh baya itu memeluk Adeeva dari arah samping sambil terus mengelus lengannya, kepalanya, dadanya, juga sesekali membubuhkan sebuah kecupan halus di pelipisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024