Ztwins - 19. Zavin

115 9 0
                                    

Ztwins - Lucuan juga lo
.
.

^^^

"Pagi, cantik ...," sapa Zavin entah pada siapa karena terdapat dua wanita cantik yang kini tengah berkutat di meja dapur.

Dua wanita berbeda generasi itu sama-sama menoleh ke arahnya, Aira dengan mata menyipit, sedangkan Adeeva dengan alis terangkat.

"Kamu nyapa siapa?" tanya Aira, menatap Zavin yang kini berjalan ke arahnya, berdiri di belakangnya untuk memeluknya dan mengecup pipinya singkat.

"Bunda, dong. Ih, wangi banget nih, Bunda, sudah mandi, ya?" Zavin masih memeluk Aira dengan kepala bersandar di pundak wanita itu, namun tatapannya sejak tadi mengarah pada Adeeva yang berdiri di sisi Aira sambil memotong sayuran.

"Belum deh, Bunda masih kucel begini kok." Ia memang paling enggan mandi sebelum selesai memasak, ia paling tidak suka jika harus mandi berulang kali, walaupun segar namun itu sangat boros air.

"Oh ya? Hm, tapi cantik banget deh, mau kemana sih?" Merasa pertanyaan itu begitu dekat di telinganya membuat Adeeva menoleh dan benar saja jika Zavin tengah menatapnya dengan senyum yang begitu manis.

"Bunda gak mau kemana-mana deh, Mas. Kamu tuh lagi kenapa sih, aneh banget? Lepas ini, panas tau dekat kompor. Nanti tangan kamu kena wajan." Aira terus menjawab tanpa menyadari jika yang tengah Zavin ajak bicara sebenarnya adalah Adeeva.

Zavin berdehem pelan, menuruti perintah sang Bunda untuk melepas pelukannya dan beralih menopang kedua tangan di meja, masih di sisi Aira, berlawanan dengan keberadaan Adeeva.

"Zavin izin jalan, boleh, gak, Bun?" tanya Zavin masih dengan senyum di bibirnya.

Aira sempat menoleh, sebelum kembali fokus mengolah masakannya. "Kemana?"

"Ya ... jalan aja, berdua."

"Sama siapa? Cewek?"

"Mm ... he'em."

Aira segera mematikan kompor, fokus menatap putranya dengan alis menukik tajam. "Sama siapa? Bunda kenal? Gak boleh kalau berduaan! Nanti yang ketiganya setan!"

Aira berjalan menjauh untuk mengambil mangkuk wadah masakan yang sudah matang.

Zavin dan Adeeva saling pandang beberapa saat, sebelum Adeeva kembali memutus tatapan mereka. "Ya sudah, gak berdua, 'kan bisa ajak yang lain."

Aira menghela napas pelan seraya memindahkan masakannya. "Sama Adeeva? Deeva hari ini mau kemana?" Ia menatap putri angkatnya yang sejak tadi diam dan kini mulai tergagap.

"Gak kemana-mana, iya, 'kan, Va? Lo mau nemenin gue jalan? Mau dong? Mau lah!" Zavin menaik-turunkan alisnya, sedangkan Adeeva membalasnya dengan alis berkerut dan bibir mengatup rapat.

Aira menatap Adeeva lagi. "Gimana? Kalau Zayn gak akan mau jadi nyamuk, yang ada dia kabur nanti. Kalau dibiarkan berdua sama perempuan, Bunda gak percaya, Bunda sudah trauma sama pengakuan Zayn kemarin. Jadi, kamu mau? Kamu jangan takut dicuekin, kalau Zavin berani cuekin kamu, nanti kamu gebuk aja kepalanya!"

Adeeva lantas terkekeh, terlebih ketika Zavin memutar bola matanya malas. Adeeva menatap cowok yang kini memberi isyarat untuk dia mengiyakan saja permintaan Aira agar tidak panjang urusannya, sehingga ia memilih mengangguk dan membuat Aira berterimakasih atas itu.

"Zavin cuci wajannya dulu, Bunda mau bantu Ayah siap-siap berangkat kerja."

Tinggallah mereka berdua di sana. Zavin mengambil kotak susu di sebuah kabinet di atas meja dapur, kemudian menyeduhnya dalam gelas. "Mau susu?" tanya Zavin ketika Adeeva membereskan beberapa jenis makanan di atas meja makan.

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang