Ztwins - Ariana Cahya Rafandra
.
.
^^^^Sejak menjalani kuretase satu bulan lalu, Adeeva memilih tinggal bersama mertuanya. Selain ia butuh istirahat yang cukup dan perlu kontrol dari mereka, ia juga seringkali merasa kesepian dan berakhir sedih teringat dengan janinnya yang saat itu bahkan belum terbentuk.
Hari-hari ia habiskan untuk mengobrol dengan Indira yang juga kesepian setelah kepergian Zayn dari rumah itu. Pada akhirnya, Zayn tetap pergi kala itu, dengan menjanjikan, "Aku pasti pulang kalau kamu melahirkan. Aku harus pergi dulu, karena ada hal yang harus aku urus."
Kehamilan wanita itu sudah memasuki usia normal, hanya menunggu hari dan jam berapa ia akan melahirkan. Semua keperluan bahkan sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari oleh Aira dan terkadang dibantu oleh mereka.
Bukan ingin merepotkan Aira sepenuhnya, hanya saja wanita itu seringkali melarang menantunya bekerja terlalu banyak dan bahkan lebih sering meminta mereka agar beristirahat, karena tidak ingin membuat mereka kelelahan dan terjadi sesuatu.
"Assalamualaikum!" Zavin datang bersama sang ayah. Mereka baru pulang, Zavin dari kampus, sedangkan Reyhan dari kantor.
Keduanya tersenyum dan berjalan menghampiri Adeeva juga Indira yang duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton drama yang sengaja disambungkan ke televisi.
"Aduh, cantik banget ini, sudah pada mandi?" tanya Zavin seraya menghampiri istrinya, menerima uluran tangan wanitanya yang ingin menyalaminya, kemudian ia usap kepala wanita itu dan menciumnya hangat.
"Sudah dong, 'kan sudah sore," kata Adeeva seraya beralih menyalami Reyhan, setelah sebelumnya pria itu lebih dulu menyalami Indira.
"Ya sudah, aku juga mau mandi dulu lah. Eh, Bunda mana?" tanya Zavin sebelum berlalu.
"Tuh, di dapur. Padahal aku mau bantu masak, tapi gak boleh." Adeeva memasang wajah cemberut.
Zavin lantas terkekeh dan mengusap lagi puncak kepala Adeeva. "Ya sudah, kamu temenin Dira aja di sini. Aku yang bantu Bunda masak." Alhasil, Zavin tidak jadi pergi ke kamar untuk membersihkan diri dan lebih memilih menyusul sang bunda di dapur, bersama sang ayah.
"Sore, Bunda, assalamualaikum," sapa keduanya, Zavin menyalami tangan wanita itu, sedangkan Reyhan memeluk pinggangnya dari samping dan memberikan usapan lembut di sana.
"Waalaikumussalam," balas Aira seraya menyalami tangan sang suami dan tersenyum menatap dua laki-lakinya. "Pada mandi dulu, gih. Makanannya sudah siap, nanti kita makan sama-sama."
"Sudah kirim buat Zayn, Bun?" tanya Zavin yang diangguki oleh Aira dengan senyum hangatnya.
"Kebetulan Mang kurirnya tadi datang sedikit lebih awal, jadi sudah diantar." Sejak Zayn pergi dari rumah itu, Aira memang kerap mengirimkan makanan untuknya. Membiarkan dia pergi hanya untuk membuat Zayn jera, bukan berarti kasih sayang mereka harus berkurang. Ya, setidaknya untuk saat ini ia masih memiliki kesempatan mengirimkan makanan untuk putranya itu.
"Bunda, tolongin! Ini Dira kenapa?!" teriakan itu membuat mereka menoleh dan tergopoh-gopoh menghampiri Adeeva yang tampak panik dengan Indira yang meringis memegangi perutnya.
"Ya Allah. Yah, siapin mobil! Zavin, ambil keperluan di kamar Indira!" Aira segera menenangkan menantunya dengan berbekal ilmu yang sebenarnya sudah sedikit ia lupakan karena ia mengalami ini delapan belas tahun lalu.
Aira dan Adeeva segera membantu Indira berjalan perlahan keluar rumah untuk kemudian masuk ke mobil, jadilah mereka duduk di kursi belakang dengan mengapit wanita yang siap melahirkan itu. Lalu, di bagian kemudi ada Ayah, dan Zavin baru keluar dari dalam rumah dengan membawa satu tas jinjing juga sebuah selimut milik Indira yang kebetulan ada di atas tas itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
Fiction généraleFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024