Ztwins - 40. Zayn

96 13 3
                                    

Ztwins - Doain Papa ya, Dek
.
.
^^^^

Hari-hari Indira terasa membosankan setelah Zayn pergi bekerja. Ia selalu menghabiskan waktunya sendirian di rumah karena ibu mertuanya lebih sering keluar mengunjungi toko kue Zavin dan Adeeva yang baru buka beberapa hari belakangan.

Sebenarnya, Aira seringkali mengajaknya pergi bersama, hanya saja Indira enggan. Ia tidak suka keluar rumah sejak dulu, terlebih kini kondisinya yang sudah berbadan dua dan perutnya sudah mulai menonjol, terkadang membuatnya khawatir jika bertemu dengan teman sekolahnya yang bisa saja menaruh curiga padanya, walaupun itu memang sebuah kenyataan. Ia hanya belum siap jika harus mendapat caci maki dari dunia luar.

Sekedar keluar ke halaman rumah atau keliling perumahan, pun Indira sama sekali tidak pernah, terlebih sejak Zayn sibuk bekerja. Ia benar-benar menghabiskan harinya di dalam rumah, jika akan keluar mungkin untuk mengambil paket atau pesanan makanan, ia akan menggunakan baju oversize untuk menutupi perutnya.

Indira baru mandi sore ketika Aira datang bersama Reyhan yang baru pulang dari kantor. Wanita paruh baya itu terkadang merasa khawatir juga cemas, namun karena Adeeva dan Zavin membutuhkan bantuannya di toko, ia tidak bisa egois. Mungkin, untuk masa awal saja ia membantu pasangan muda itu, selebihnya ia akan fokus menemani menantunya yang tengah hamil dan akan memasuki trimester kedua ini.

"Dira, baik di rumah? Gak ada apa-apa, 'kan?" Aira mendekat dan mengelus puncak kepala menantunya seraya menyodorkan sebuah plastik dengan logo 'DeeZa Bakery'. "Ini ada kue varian baru di toko, kamu harus coba, tadi Bunda sudah cobain juga, enak loh!"

Wanita itu lantas duduk di sisi Indira, membukakan plastik dan juga kotak kue dengan logo yang sama dan meletakkannya di atas pangkuan Indira yang sudah duduk di sofa dengan sebuah bantal di atas pahanya. "Makan," katanya seraya tersenyum lembut.

Indira mengangguk, meraih sendok yang tersedia di sana, lalu mencobanya. Kue bolu berbentuk persegi dengan warna putih ditambah parutan keju di atasnya, sedikit whipkrim dan juga sebuah ceri merah di tengah-tengah. "Hm ... enak!" Indira membulatkan matanya dengan penuh binar, merasakan betapa lembut dengan sensasi rasa susu yang begitu pekat. "Bunda yang buat?"

Aira tentu menggeleng seraya tersenyum. "Semua kue-kue di sana dibuat oleh Zavin dan Adeeva. Bunda di sana cuma bantu jaga aja selama mereka sedang kuliah. Jadi, ketika mereka selesai kuliah, tugas Bunda di sana juga selesai dan segera pulang."

Indira mengangguk-anggukkan kepalanya seraya melanjutkan kegiatan makannya. "Ya sudah, kamu makan dulu, kami mau ke kamar, bersih-bersih." Reyhan tersenyum pada Indira dan mengajak sang istri pergi ke kamar, membiarkan menantunya menikmati makanan tanpa terganggu oleh mereka.

Di tengah acara makan Indira, sebuah salam terdengar, diikuti suara langkah kaki yang kemudian menampilkan seseorang yang kini berdiri menjulang di hadapan Indira.

"Ih, sudah pulang!" Indira mengulurkan kedua tangannya, membuat cowok itu membungkuk dan memeluknya, membiarkan wanitanya melingkarkan kedua tangan di leher dan menumpukkan dagu di pundaknya. "Tumben pulang cepat?" tanya Indira setelah melepas pelukannya dan menatap Zayn yang kini duduk di sisinya dengan bersandar pada sandaran sofa.

Zayn menghela napas pelan dan tersenyum tipis, tangannya bergerak mengusap noda krim di sudut bibir Indira. "Bengkel agak sepi hari ini, jadi bisa pulang cepat." Tatap Zayn turun ke arah kotak kue kecil yang ada di pangkuan Indira. "Makan apa?"

"Bolu susu. Bunda yang bawa dari tokonya Zavin. Enak loh, mau coba?" Indira menyendok kue itu kemudian menyodorkannya di depan bibir Zayn, yang segera menerimanya dengan senang hati. "Enak, 'kan?"

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang