Ztwins - Yang penting lo nyaman
.
.
^^^^Zayn baru keluar dari kamar mandi dengan celana pendek selutut dan kaos hitam polos, tangannya bergerak mengeringkan rambut menggunakan handuknya.
Dilihatnya Indira yang tampak nyaman bergelung dengan selimut di atas ranjangnya, padahal hari sudah sore dan hampir memasuki waktu magrib.
Mulai hari ini, kamar ini akan resmi dihuni oleh Zayn dan Indira, karena setelah menikah pun mereka akan tetap tinggal di sini, hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.
Sedangkan Zavin pindah ke kamar tamu di lantai bawah untuk sementara waktu, sampai ia menikah dengan Adeeva nantinya, barulah mereka akan menempati kamar sebelah. Lagi pula, setelah menikah nanti, keduanya akan menghuni rumah peninggalan orang tua Adeeva yang akhir-akhir ini dibiarkan kosong.
Zayn mendekat, lalu dengan punggung tangannya yang masih dingin bekas mandi, ia sentuh pipi Indira yang lebih berisi dari sebelumnya, membuat tidur perempuan itu terusik.
Indira membuka mata dan menoleh dengan raut penuh kantuk.
"Gak mandi?" tanya Zayn seraya duduk di sisi wanitanya, membuat pinggang mereka saling menempel.
"Jam berapa?" tanya Indira dengan suara serak khas bangun tidur.
Zayn melirik jam digital di atas nakas. "Jam setengah enam sore." Tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Indira, lalu mengusap sudut matanya menggunakan ibu jari. "Mau berendam pakai air hangat? Gue siapin sebentar."
Zayn bangkit, berjalan kembali ke kamar mandi menyiapkan air hangat untuk Indira.
Indira bangkit dari tidurnya, menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang, merasakan pegal-pegal pada sekujur tubuhnya.
Zayn keluar tak lama kemudian, ketika Indira sibuk memijat kakinya sendiri dengan pijatan pelan. Kemudian, cowok itu kembali mendekat dan duduk di sisinya, mengambil alih kakinya ke atas pangkuan dan memijatnya perlahan.
"Pegal, ya?" tanya Zayn dengan senyum tipis, senyumnya itu sangat mahal dan sangat jarang ia perlihatkan, namun sepertinya bersama Indira ia harus terbiasa menampilkan senyum itu.
Indira hanya menatapnya. Sebenarnya, sejak ia tinggal di rumah ini, ia mulai merasakan perubahan pada diri Zayn yang lebih perhatian dan lebih banyak bicara. Namun, dari hari ini, sejak akad nikah selesai lebih tepatnya, perubahan Zayn semakin terlihat, Indira merasa satu langkah lebih dekat dengan cowok itu.
"Sudah." Indira memegang lengan Zayn untuk menghentikan aksinya. "Mau mandi, sebentar lagi magrib."
Zayn mengangguk mengiyakan, membantu menurunkan kaki Indira dari pangkuannya hingga menjuntai ke lantai, kemudian membantu perempuan itu bangkit dari duduknya.
"Mau diantar?"
Indira tentu menggelengkan kepalanya dan segera berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa harus dipapah, ia tidak sedang lemas, ia sedang baik-baik saja, hanya sedikit lelah setelah acara keluarga seharian ini.
Selama Indira di kamar mandi, Zayn duduk di tepi ranjang sembari memainkan ponselnya. Membalas beberapa pesan yang dikirim oleh teman-temannya di tongkrongan yang mengaku merindukan dirinya, karena ia memang sudah cukup lama tidak menongkrong, lebih tepatnya sejak Indira tinggal bersamanya.
Mengenai pernikahan ini, belum banyak yang tahu. Hanya keluarga dan tetangga terdekat, karena jika sampai tersebar terlalu luas, dikhawatirkan akan menimbulkan kecurigaan, lalu nantinya akan berimbas pada Indira dan kesehatannya. Tadi saja, banyak tetangga yang bertanya-tanya penuh curiga karena ketidakhadiran keluarga Indira pada acara walimatul ursy.
![](https://img.wattpad.com/cover/364593664-288-k299566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024