Ztwins - ayo kita ciptakan bahagia untuk anak kita?
.
.
^^^Mobil taksi berhenti di depan pekarangan rumah keluarga Zayn. Tak lama, cowok itu keluar dari salah satu pintu belakang taksi tersebut, bersamaan dengan sang supir yang juga turun untuk mengambil beberapa barang dari bagasi.
Zayn memutari mobil hingga ke sisi lain untuk membukakan pintu, lalu meletakkan salah satu tangannya pada bagian atas ketika tangan yang lain membantu Indira keluar dari dalam mobil.
"Terima kasih, Pak."
Supir taksi itu mengangguk dan tersenyum, sebelum berlalu bersama mobilnya meninggalkan rumah itu.
Zayn membawa satu tas ukuran sedang dan sebuah totebag yang semuanya berisikan barang milik Indira yang baru pulang dari rumah sakit, lalu satu tangannya ia gunakan memegangi lengan Indira yang sejak tadi menatap rumah di seberang rumah yang akan mereka masuki saat ini.
"Nanti kita ke rumah lo." Zayn beralih merangkul pundak Indira, membawanya masuk ke dalam rumah yang terdengar sayup-sayur dua manusia tengah mengobrol di ruang tengah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam." Sepasang paruh baya yang semula tengah mengobrol sambil menonton televisi, pun segera berdiri ketika mendapati keberadaan Zayn dan Indira di belakang mereka.
Reyhan dengan tenang tersenyum menyapa, lalu berkata, "Indira, mari silakan duduk!" sembari menunjuk sofa tak jauh dari posisinya.
Tidak dengan Aira yang bergegas mendekat dan memeluk perempuan itu erat-erat sambil menangis dalam diam. "Maaf, nak, maafkan Bunda." Begitu ucapnya yang lantas membuat Zayn menarik napas sesak.
Ini salahnya, tapi Bundanya begitu merasa bersalah atas kesalahan yang tidak beliau perbuat. Ini akibat dari kelalaiannya, bukan karena Bunda yang gagal mendidiknya.
"Duduk dulu, Bunda ... Dira baru pulang dari rumah sakit," kata Zayn yang berusaha untuk tetap tenang di saat hatinya tak karuan melihat sang Bunda menangis karenanya.
Aira segera melepas pelukannya, kemudian membawa Indira yang sejak tadi hanya diam, untuk duduk di sofa tempat tadi ia duduk bersama sang suami.
Reyhan memberi kode pada Zayn untuk mengambil minuman, kemudian ia duduk di single sofa yang berada di sisi sang istri. "Dira, apa kabar? Sudah lebih baik, nak?" tanya Reyhan masih bisa tersenyum, dengan tangan bergerak mengelus punggung istrinya yang bergetar menahan tangis agar tidak pecah.
Indira menatap Reyhan lama, sebelum menganggukkan kepala pelan tanpa mengucapkan apapun.
"Minum dulu." Zayn mengangsurkan segelas air putih pada Indira yang segera menerima dan meneguknya hingga sisa setengah. Zayn kembali mengambil gelas itu dari tangan Indira untuk diletakkan di atas meja, lalu ia duduk di sisinya.
"Dira mau istirahat dulu di kamar? Pasti capek perjalanan dari rumah sakit ke sini?"
Indira lagi-lagi hanya menjawabnya dengan isyarat kepala yang menggeleng tanpa mengeluarkan suara.
Hening, mereka bingung akan membahas masalah itu mulai dari mana. Mereka ingin membiarkan Indira istirahat lebih dulu, tetapi tampaknya perempuan itu enggan dan terlihat tidak nyaman.
Dalam hening, Indira menggerakkan kepalanya menatap Zayn. "Mau pulang," cicitnya kemudian sembari bergegas menundukkan kepalanya, seolah menatap Zayn adalah sesuatu yang menyakitkan.
Mendengar suara lirih Indira, membuat Aira segera menghapus air matanya dan menetralkan perasaannya, agar ia bisa berbicara dengan tenang pada perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024