Ztwins - Lo hanya perlu mencari dan menemukannya
.
.
^^^Jika Zayn suka membantu sang Ayah berkebun, maka Zavin lebih suka membantu Ibunya memasak. Jika Zayn suka kotor dan panas di luar, maka Zavin lebih suka bersih-bersih di dalam rumah.
Seperti sekarang, Zayn tampak sibuk membantu Reyhan yang tengah membersihkan halaman dari depan, samping hingga belakang rumah. Memotong rumputnya yang mulai panjang, membakar sampah-sampah daun kering, menyiram tanaman, sampai dengan mencuci kendaraan.
Berbeda dengan Zavin yang sejak tadi membantu Ibunya mencuci baju, menyapu, hingga mengepel lantai di dalam rumah. Tak lupa bersama Adeeva yang lebih banyak diminta istirahat oleh Aira, tak dibiarkan bekerja terlalu banyak dan membiarkan Zavin menyelesaikan semuanya.
"Hoah ... capek," keluh Zavin seraya merebahkan diri secara asal di atas karpet bulu, di mana ada Adeeva dan Aira yang tengah bersantai di sofa.
"Sudah selesai, Mas? Baju sudah dijemur? Dapur sudah dipel? Wajannya sudah dicuci semua, 'kan?"
Zavin menoleh ke arah Aira dengan bibir menipis, sebelum menggantinya dengan senyum paksa. "Sudah, Bunda cantik."
Aira hanya merespons dengan anggukkan seadanya, membuat Zavin menatapnya malas.
"Orang tuh, makasih kek, Bun, sambil cium kening, cium pipi anaknya gitu. Ngangguk doang," cibir Zavin sambil memejamkan matanya dengan raut kesal.
Aira tersenyum seraya melihat sekilas ke arah Adeeva, seolah menunjukkan bahwa putranya begitu menggemaskan. "Gak ah, kamu bau keringat gitu, belum mandi, 'kan?"
Zavin membuka matanya kembali dengan raut cemberut. "Enak aja. Zavin sudah mandi tadi pagi, Bunda."
"Iya, tapi sudah keringetan lagi. Sana gih mandi, terus ke supermarket sama Adeeva, beli bahan kue. Bunda lagi pengin bikin brownies."
Bertepatan dengan itu, Zayn memasuki rumah bersama Reyhan, sama-sama memakai kaos dan celana pendek rumahan yang kotor oleh tanah dan keringat.
"Huh, gak dulu deh, Bun, panas. Mending Zayn aja." Zavin pura-pura menolak dan malas-malasan hanya demi memberi kesempatan bagi Zayn untuk memperjuangkan Adeeva.
Namun, respons yang diberikan saudara kembarnya itu justru di luar ekspektasi. "Gue ada janji sama teman." Dan, dengan kurang ajarnya cowok itu berjalan ke lantai atas menuju kamar, lalu beberapa menit kemudian keluar sudah dengan kaos putih polos berlapis jaket denim dan celana panjang hitam, ditambah sepatu senada, menenteng helm full face di tangan kirinya.
"Zayn jalan dulu," katanya sambil menyalami tangan Reyhan dan Aira bergantian. "Assalamualaikum!" Ia sempat melirik Zavin yang menatapnya sengit, namun setelahnya ia melengos begitu saja.
Zavin bergegas bangkit penuh semangat. "Gak jadi panas, kita gas aja, Va!" Ia berjalan menaiki tangga berniat mandi di kamarnya. "Ke KUA sekalian!" lanjutnya dengan bergumam, namun samar terdengar di telinga Adeeva yang ternyata ikut menaiki tangga dan menuju kamarnya.
Alhasil, kini Zavin dan Adeeva sudah berada di supermarket yang lokasinya paling dekat dengan perumahan mereka. Zavin mendorong trolinya, Adeeva membaca list belanjaan yang sempat Aira berikan tadi.
"Gulanya yang ini atau yang ini?" Adeeva menunjuk dua bungkus gula kemasan pada Zavin.
"Yang itu!" Zavin menunjuk salah satunya yang memang biasa dibeli oleh sang Bunda.
"Susunya yang ini atau ini?" Adeeva kembali menunjukkan dua kotak susu berukuran besar pada Zavin, yang lantas membuat cowok itu kembali menjawabnya seperti yang biasa dibeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024