Ztwins - 49. Zavin

83 8 2
                                    

Ztwins - I love you more, sayangku!
.
.
^^^^

Hari ini, Adeeva sedang tidak ada kelas, sehingga ia membantu Mbak Mina menjaga tokonya, di saat Zavin tetap berangkat kuliah sejak pagi hingga sore hari.

Wanita muda itu duduk di kursi putar di bagian kasir bersisian dengan tempat berjajarnya kue-kue di dalam lemari etalase yang dijaga oleh Mbak Mina, seorang gadis berusia 21 tahun yang sedang sibuk mengerjakan skripsinya.

"Mbak Deeva?" panggil Mina yang kebetulan sedang bersantai karena pelanggannya baru saja pergi.

Adeeva yang semula diam meletakkan satu sikunya di atas meja untuk menyangga kepala, pun menoleh. "Iya?"

Mbak Mina terdiam sejenak, sebelum berkata, "Mbak, sakit, ya?" tanyanya dengan panggilan yang sebenarnya tidak Adeeva setujui sejak awal kenal, namun gadis itu memaksanya karena merasa tidak enak.

Adeeva menggeleng pelan. "Enggak kok," katanya, namun dari raut wajahnya jelas terlihat lesu. "Mungkin agak kecapekan aja kali, Mbak." Sejak pagi ia membuat stok kue baru dibantu oleh Mina untuk mengisi etalase yang mulai lengang.

"Kalau gitu istirahat aja, Mbak. Ini biar saya yang jaga," kata Mvak Mina dengan raut cemas karena melihat wajah Adeeva yang benar-benar pucat juga lemas.

"Assalamualaikum," ucap Zavin yang baru tiba dan memasuki toko sembari melepas helmnya. "Mbak?" Ia menyapa Mina dengan senyum dan anggukkan singkat, sebelum melewati meja kasir untuk menghampiri sang istri yang menatapnya.

"Hai?" Ia menerima uluran tangan Adeeva, kemudian mengusap bagian samping kepala wanita itu. "Loh, kok hangat badannya? Kamu sakit?" Zavin meletakkan helmnya di atas meja, kemudian menunduk dan menangkup wajah Adeeva. "Sakit, hm?"

Adeeva memegang kedua tangan Zavin yang menangkupnya, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak."

Zavin menatapnya lama, jelas sekali Adeeva tidak seperti biasanya, ia tampak tidak baik-baik saja. "Perutnya gak sakit, 'kan? Kepalanya pusing, gak?" tanya Zavin lagi, kali ini sembari menyentuh perut Adeeva yang masih rata.

Dan, Adeeva lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Tapi, ia sepertinya enggan untuk berbicara, terlihat mulutnya yang memilih bungkam.

Zavin menarik dan membuang napas pelan, mencium ubun-ubun Adeeva singkat dan memberi usapan lembut di sana. "Ya sudah, aku ganti baju sebentar, ya?"

Ia kembali menegakkan badannya, hendak pergi ke dalam untuk mengganti pakaian di ruang istirahat, namun Adeeva tiba-tiba melingkarkan tangannya lemah di pinggang Zavin dan menyandarkan kepalanya di perut laki-laki itu. Semula, Zavin tersenyum, namun ketika sadar tangan Adeeva terkulai lemas, ia pun panik dan segera berlutut di hadapan wanita itu hingga ia tahu jika Adeeva jatuh pingsan.

"Dek, hey? Sayang?" Ia menepuk-nepuk pipi Adeeva dengan cemas, lalu menatap Mbak Mina yang kini tergopoh-gopoh keluar dari toko untuk mencari sebuah taksi yang bisa membawa Adeeva ke rumah sakit.

Zavin khawatir, namun ia berusaha tetap tenang. Ia segera membawa Adeeva ke gendongannya, lalu membawanya keluar area toko, bertepatan dengan sebuah taksi berhenti setelah dihentikan oleh Mbak Mina yang kini membantunya membukakan pintu belakang mobil itu.

Adeeva dibawa menuju rumah sakit terdekat, ia segera mendapat penanganan dari dokter. Zavin hanya bisa menunggu dengan harap-harap cemas di depan ruang IGD.

Saat dokter yang memeriksa Adeeva keluar, Zavin bergegas menemuinya dan bertanya keadaannya. "Maaf, Pak. Kami harus segera melakukan kuretase pada Ibu Adeeva karena janin di dalam rahimnya tidak berkembang. Hal itu mengakibatkan Ibu Adeeva mengalami keguguran. Kami harus segera melakukan tindakan pengangkatan janin itu, agar tidak terjadi masalah yang lebih serius untuk kesehatan Ibunya."

Ztwins (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang