Ztwins - Gue selalu ada buat lo?
.
.^^^
Besok adalah hari perpisahan sekaligus kelulusan bagi si kembar dan teman-teman seangkatannya, sehingga hari ini mereka diminta datang ke sekolah karena akan diberi beberapa pengumuman untuk acara esok harinya.
Pagi sekali, mereka bangun seperti biasa untuk melaksanakan salat jamaah di mushola rumah. Jika sebelumnya hanya ada Reyhan dan Aira ditambah kedua putranya, maka akhir-akhir ini jamaah mereka sudah kembali bertambah, setelah sebelumnya Adeeva bergabung, maka kini sudah ada Indira yang juga ikut bersama mereka.
Iya, sejak hari dimana kedua orang tua Indira mengetahui perihal kehamilan putrinya, mereka memilih lepas tangan dan meminta keluarga Zayn mempertanggungjawabkannya. Sejak hari itu, mereka menolak kehadiran Indira.
Bahkan, saat Zayn dan keluarga datang ke rumah dengan niat melamar, mereka benar-benar menjamunya dengan tidak ramah dan meminta mereka agar segera angkat kaki dari rumahnya, membawa serta Indira dan mengatakan bahwa mereka tidak peduli apapun yang akan dilakukan keluarga Zayn pada putrinya, karena mereka sudah tidak lagi menganggap Indira sebagai bagian dari mereka.
Beberapa hari ini, Zayn dibantu kedua orang tuanya mengurus surat dispensasi menikah muda karena usia mereka yang kurang dari usia minimal pernikahan menurut undang-undang.
Berbeda dengan pernikahan Zayn dan Indira yang sudah mulai dipersiapkan meski hanya akad di KUA, hanya tinggal menunggu surat izin yang akan dikeluarkan pengadilan agama, Zavin dan Adeeva masih bungkam tentang rencana hubungan mereka karena keduanya masih dalam proses memahami satu sama lain.
"Dira, kalau sakit gak usah berangkat gak apa-apa kok, nak?" Aira memandang cemas Indira yang kini terduduk di kursi meja makan dengan wajah pucat setelah muntah-muntah.
Adeeva datang dari dapur dengan segelas air putih hangat dan ia berikan pada perempuan itu. "Diminum dulu."
Pemandangan Indira morning sickness sebenarnya bukan lagi hal aneh bagi mereka karena beberapa pagi sudah mereka lewati dengan hal yang sama. Tapi, pagi ini mereka harus pergi ke sekolah sehingga perhatian mereka terpusat pada Indira yang terlihat tak berdaya.
Seperti Zayn yang kini berjongkok di sisi Indira, menatap perempuan itu dengan kepala yang sedikit mendongak karena posisinya lebih rendah. "Gak usah berangkat dulu, gak apa-apa."
Pandangan lembut yang Zayn berikan untuk Indira tidak lepas dari netra Adeeva yang berdiri di sisi Indira, berlawanan dengan keberadaan Zayn. Pandangan itu belum pernah ia dapatkan setelah menjalin hubungan dengan Zayn selama beberapa bulan. Tidak, ia tidak iri, hanya bersyukur setidaknya sejauh yang ia lihat, Zayn bersikap cukup baik pada Indira, tidak secuek seperti saat bersamanya dulu.
Pandangannya tiba-tiba terhalang setumpuk roti yang kini mengambang di hadapan wajahnya, membuat ia menoleh untuk melihat pemilik tangan yang memegang roti itu.
Zavin, tengah tersenyum manis dengan alis terangkat. "Berangkat bareng gue, gak?" tanyanya sembari memberi kode pada Adeeva untuk menerima roti panggang yang sudah ia isi dengan parutan keju itu.
Adeeva balas tersenyum sembari menerima roti dari tangan Zavin dan berjalan mengikuti langkahnya untuk duduk berdampingan di sisi lain meja makan. "Boleh."
Zavin mengangguk seraya menyantap roti selai cokelat miliknya. "Enak, gak?" Ia menggeser segelas susu vanila yang juga sudah ia buatkan untuk Adeeva, lalu menarik gelas susu cokelat miliknya untuk diteguk setengahnya.
Adeeva mengangguk pelan, melanjutkan makan dan minumnya. Ia refleks menoleh ketika sebuah bisikkan terdengar dekat di telinganya. "Lo gak apa-apa, 'kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/364593664-288-k299566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ztwins (END)
Fiksi UmumFOLLOW SEBELUM MEMBACA! . . . #Gen1.1 Mereka adalah sama yang berbeda. - Ztwins ^^selamat membaca^^ Mei 2024