Dua calon jodoh Kaisar tidak ada yang cocok. Ema sampai termenung lama di meja kerjanya. Tatapannya tercurah penuh pada dua profil panjang wanita-wanita yang disodorkan oleh Mahesa.
Kalau boleh jujur Ema tak paham kenapa Mahesa menyodorkan wanita-wanita ini untuk Kaisar. Keduanya punya sifat yang mirip menurut yang tertulis di data; penurut, gila belanja, dan cukup kurang masalah akademik. Bahkan mereka bersahabat, satu grup sosialita. Pembeda mereka satu, gaya rambut. Evelyn berambut pendek. Sedangkan Kyara berambut panjang dengan kacamata.
Ketika melihat jabaran sifat-sifat ini, Ema mendadak memperhatikan Kaisar. Sebagai pria, bosnya itu adalah tipe orang yang mengikuti arus. Kaisar hidup untuk hari ini, tidak peduli apa yang terjadi di masa depan. Tentu bosnya butuh pasangan yang bisa membantunya, menariknya agar arus tidak membawanya terlalu jauh dan sampai di titik tujuan yang sama.
Seketika Ema mendengkus keras. Kepalanya menggeleng. Untuk apa dia peduli dengan siapa Kaisar menikah. Terpentingkan bosnya punya pasangan dan dia bisa bebas.
Pada akhirnya, Ema mengambil salah satu yang berada dekat dengan jangkauannya. Dengan gegas dia menuju ruangan Kaisar. Diketuknya pintu sejenak, sebelum membukanya.
Untuk sesaat Ema tertegun di ambang pintu. Senyum kecilnya tersungging. Kaisar terlihat serius sambil membaca laporan dan juga komputer di depannya. Kacamata khusus komputer dia kenakan.
Cakep juga. Buru-buru Ema menggeleng. Sepertinya segala kegilaan yang Kaisar tunjukan akhir-akhir ini membuat otak wanita itu ikut terganggu.
Meski begitu, Ema harus mengakui dia cukup bangga dengan perubahan Kaisar. Pria itu sudah mau belajar lebih banyak tentang perusahaannya. Bahkan mulai berlatih untuk melobi klien-klien sehebat Om Mahesa. Walaupun perusahaan ini belum menunjukkan keluar dari krisis, tapi setidaknya mulai ada harapan.
"Emerald."
Suara Kaisar menyentak Ema. Seketika mata wanita itu melebar ketika mendapati matanya terkunci oleh mata gelap milik bosnya itu.
"Lo ... baik-baik aja?" tanya Kaisar. Nada suaranya terdengar khawatir. "Soalnya dari tadi lo diem liatin gue. Atau ... ada yang salah sama gue? Bilang aja nanti gue perbaiki."
Ema menggeleng.
Perlahan Ema mendekati Kaisar. Ditaruhnya berkas berisikan data diri Eveylin di meja Kaisar.
"Apa itu?" Kaisar mengernyitkan kening. "Pekerjaan lain?"
"Bukan, Pak." Ema menggeleng lagi. "Di sana ada data-data untuk calon jodoh Pak Kaisar. Namanya Evelyn. Putri bungsu Pak Aji Yasmoto, pengusaha garam terbesar di Indonesia."
Bukannya merespons, Kaisar malah membuang muka. Sekarang giliran Ema yang mengerutkan dahi.
"Kok ... no response, Pak?" tanya Ema agak heran.
"Lo berharap gue respons gimana, Emerald?" Suara Kaisar terdengar tidak senang. Bahkan senyumnya menghilang di wajah.
"Ya apa aja, Pak. Tanya-tanya lebih lanjut tentang Evelyn mungkin?"
"Nggak tertarik." Kaisar mengibas tangan. "Lagian mau cewek ini atau cewek satunya, bukan mereka yang gue mau."
Ema menghela napas dalam. Lagi-lagi dia terpojok karena Kaisar masih dengan gigih mengutarakan perasaannya. Entah serius atau tidak. Namun jika serius, wanita itu takut.
"Oke. Kalau gitu saya buat janji temu dengan Eveylin, Pak Kaisar," putus Ema sepihak.
"Tunggu, tunggu!"
Kaisar menahan Ema yang baru saja berbalik. Wanita itu terpaksa menatap bosnya kembali. Wajah kesalnya terpasang.
"Gue punya syarat tambahan, Emerald."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG & BOSS (TAMAT)
RomanceHidup Kaisar-Kai mendadak kacau saat dibangunkan seorang wanita berisi di dalam kamarnya. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Emerald-Ema. Tanpa persetujuan Kai, Ema sekarang menjadi asisten pribadinya yang super ikut campur. Segala hal mengenai...