Kaisar penipu. Romansa perkantoran yang pria itu gembar-gemborkan tidak juga terjadi. Seharusnya Ema tidak udah terlalu berharap. Lagi pula dia sudah tau kekasihnya itu seorang pemain. Kata-katanya terdengar manis, tapi tidak bisa dirasakan.
Seketika Ema mendesah napas panjang. Ditatapnya tumpukan pekerjaan yang Kaisar berikan. Pada akhirnya hari senin tetaplah senin, romansanya hanyalah bergumul dengan banyaknya laporan.
Bunyi deringan ponsel menarik perhatian Ema. Refleks dia melirik ponsel yang dia taruh di sebelah keyboard komputer. Keningnya langsung berkerut menemukan nama Raknan.
"Nggak biasanya," gumam Ema tanpa sadar.
Dengan gegas Ema meraih ponsel. Langkahnya agak terburu menuju ke arah tangga darurat dan sembunyi di sana, satu-satunya tempat yang tidak akan didatangi kolega kerjanya di saat jam kerja seperti sekarang.
Telepon Raknan pukul sepuluh di hari senin tentu aneh, Ema harus akui itu. Namun, tidak ada firasat buruk sekalipun ini bukan hal biasa.
"Ya, Nan?" jawab Ema begitu mengangkat panggilan Raknan.
"KENAPA ITU CEWEK DATANG LAGI HARI INI?"
Teriakan Raknan sukses membuat Ema harus menjauhkan ponselnya dari telinga. Dia nyaris berkata kasar, tapi urung saat teringat siapa yang sedang berbicara dengannya ditelepon.
"Cewek?" Ema kembali bertanya. "Siapa?"
"Kyara. Siapa lagi?" Raknan mendengkus keras. "Pas hari sabtu dia ke sini, gue nggak banyak protes. Lagian ada Kyara ke sini buat gantiin lo yang lagi diculik Bang Kaisar. Terus kenapa senin dia harus nongil lagi? Nggak punya kerjaan dia? Percuma dong jauh-jauh kuliah desain di Paris kalau nongkrongnya di panti asuhan. Cewek bodoh!"
"Hush!" Ema mendengkus geli. "Bisa-bisanya pacar sendiri dikatain bodoh. Nan, Kyara itu lagi excited karena cowoknya yang dia kira meninggal ternyata masih hidup."
"Dia bukan pacar gue!" ucap Raknan dengan galak. "Bukan lagi."
"Masa sih?" Ema terkekeh pelan. "Gue inget Kyara bilang kalau kalian nggak pernah ngomong putus sebelum kecelakaan itu terjadi. Jadi, gue setuju aja statement Kyara kalau kalian masih pacaran sampai sekarang."
"Wah, lo gila! Kak, lo sadar nggak sih sama kondisi gue? Gue nggak pantes punya cewek kayak Kyara. Gue lumpuh!"
Seketika Ema terdiam mendengar kata demi kata Raknan yang penuh penekanan dan cukup menohok itu.
Sebagai kakak Raknan dan satu-satunya keluarga yang dimiliki adiknya itu, Ema dapat memahami apa yang Raknan pikir dan rasakan saat ini. Kondisi kedua kakinya yang lumpuh akibat kecelakaan menjadikannya tidak percaya diri. Bahkan sifat optimis dan cerianya seolah lenyap begitu sadar dari koma panjang. Apalagi pasangannya, Kyara adalah seorang tuan putri yang selalu memasang topeng ceria dan tampak selalu optimis menghadapi dunia.
"Kak." Suara Raknan kembali terdengar setelah keheningan panjang. "Gue bukan Raknan yang Kyara kenal dulu. Bukan cowok yang bisa ajak dia keliling Jakarta buat bikin dia senyum lagi. Satu-satunya yang gue bisa lakukan sekarang cuma duduk di kursi roda dan nyusahin orang. Kyara, dia nggak boleh stay. Dia harus bergerak maju karena masa depan dia sekarang harusnya nggak usah ada gue."
Ema menghela napas panjang. Matanya mulai berkaca-kaca mendengar ucapan Raknan yang menyakitkan.
"Nan, makanya lo harus mau terapi lagi buat bisa jalan."
"Mahal, Kak. Mahal." Raknan menolak tegas. "Duit yang kakak hasilin itu udah kepake banyak buat bayar utang. Jadi, gue harap sisanya bisa buat lo hidup lebih baik di Jakarta. Bikin diri lo happy setelah banyaknya air mata yang lo lalui sendiri, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG & BOSS (TAMAT)
RomanceHidup Kaisar-Kai mendadak kacau saat dibangunkan seorang wanita berisi di dalam kamarnya. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Emerald-Ema. Tanpa persetujuan Kai, Ema sekarang menjadi asisten pribadinya yang super ikut campur. Segala hal mengenai...