Kaisar berdecak pelan. Belum sebulan menanam mawar-mawar di taman belakang panti, tapi sudah ada saja yang rusak. Padahal baru satu tangkai yang siap mekar, sayangnya harus dipotong karena telanjur patah tangkai.
"Maafin anak-anak ya, Bang." Raknan yang sejak tadi mengekori Kaisar mulai berbicara. "Kemarin itu pada main bola dan nggak sengaja terbang ke sini. Kalau aja gue bisa bantuin pasti udah aku benerin."
Seketika Kaisar mendesah napas panjang. Bukan karena dia kesal akibat mawar-mawar ini rusak, tapi ucapan Raknan yang terdengar menyedihkan.
"Lo tuh ya." Kaisar menepuk lengan Raknan dengan gemas. "Nggak masalah lo nggak bisa bantuin gue benerin bunga-bunga itu atau ngelakuin hal lain, tapi jangan merendahkan diri lo. Nan, hidup lo sekarang itu berguna, serius! Lihat aja itu Kyara. Kenal gue aja dia masang wajah galak bahkan rela nikah tanpa cinta karena cintanya mati bersamaan dengan 'berita' kematian lo. Sekarang dia mana mau nikah sama gue karena dia kembali hidup setelah tahu lo hidup."
Ucapan Kaisar sukses membuat Raknan terdiam. Pria itu kembali mendesah. "Jangan bikin kakak lo makin sedih sama sikap lo yang terus-menerus merendah, Nan. Kasihan Bebeb gue nanti kepikiran. Awas lo!"
Tawa Raknan pecah, lalu mengangguk.
Segera saja Kaisar meraih sekop. Fokusnya kembali untuk membenarkan tanaman mawar yang rusak. Mana yang bisa diselamatkan dia selamatkan, mana yang terpaksa dipotong dan dibuang, akan dibuang.
"Ini ...."
Senyum Kaisar merekah. Ada satu tangkai mawar kuncup. Sudah patah memang, tapi masih segar. Buru-buru dipotong tangkai dan duri-durinya. Akan dia berikan pada Emerald nanti saat mereka berdua saja.
"Kaisar, Kaisar."
Tahu-tahu saja pundak Kaisar ditepuk. Refleks, dia mendongak. Bibirnya langsung manyun menemukan Kyara, bukan Emerald yang muncul di depan mata.
"Apa?"
"Berdiri dulu!" Kyara dengan keras menarik Kaisar hingga berdiri. "Taruh itu sekop. Ikut gue ke tempat sepi. Buruan."
Kaisar mengangah sesaat. Matanya melirik Raknan yang tampak tak senang.
Hanya saja Kyara seolah tak memedulikan Raknan. Fokus gadis itu Kaisar. Nada suaranya juga terdengar memaksa saat berkata, "Buruan, Kaisar!"
Walaupun bingung, Kaisar pun menurut. Dia bergerak menuju ke sisi lebih sudut dan tersembunyi. Namun, masih bisa melihat ke sekitar seperti Raknan yang menatap mereka di bawah pohon dan gerombolan tanaman mawar. Anak-anak yang bermain bola di lapangan. Ratna, Ratu, dan Bu Mariyam duduk di taman belakang sambil menghabiskan teh mereka.
"Bokap gue ke mana?" bisik Kaisar tanpa sadar.
"Kaisar, lo harus tahu sesuatu."
Suara Kyara kembali menarik perhatian Kaisar. Ekspresi datar pria itu terpasang. "Lo ngapain lagi, Kyara? Mau bikin skandal kita beneran pasangan dengan seret-seret gue ke tempat sepi ini?"
Mata Kyara membulat, lalu dia meludah. "Cuih, najis!"
"HEY!" Kaisar memelotot. "Harusnya lo bersyukur dijodohin sama cowok kayak gue. Cakep, kaya."
"Bersyukur? Lo bahkan udah kasih tau gue kalau lo bakal selingkuhin gue apabila kita married? Sinting!" Kyara mendengkus keras.
"Ya terus lo ngapain tarik-tarik gue? Buruan kalau ada yang mau diomongin!" balas Kaisar kesal.
Tiba-tiba saja Kyara memukul lengan Kaisar. Pria itu memaki lirih.
"Tadi gue sama Kak Ema lagi ngobrol di balkon terus pas gue balik mau turun, gue lihat bokap lo keluar dari salah satu ruangan di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG & BOSS (TAMAT)
RomanceHidup Kaisar-Kai mendadak kacau saat dibangunkan seorang wanita berisi di dalam kamarnya. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Emerald-Ema. Tanpa persetujuan Kai, Ema sekarang menjadi asisten pribadinya yang super ikut campur. Segala hal mengenai...