Chapter 28 : The Other Guy

3.3K 367 10
                                    

Ema frustrasi sendiri. Kakinya terus bergerak, mondar-mandir mengelilingi kamar tidurnya. Kepalanya mempertanyakan hal yang sama sejak sepuluh menit yang lalu, "Ngapain Kayra ke sini malam-malam? Kaisar ramah-tamah atau langsung usir itu cewek?"

Padahal seharusnya pertanyaan itu tidak perlu muncul dalam benak Ema. Lagi pula Kayra secara de facto telah menjadi kandidat terakhir calon istri Kaisar. Otomatis, wanita itu kini benar-benar sah jadi calon istri bosnya itu, suka atau tidak. Namun, wanita itu tidak bisa mengenyahkan rasa gusar yang timbul.

Belum lagi kepala Ema juga mulai memutarkan momen hangat dan intimnya bersama Kaisar. Rasa hangat pria itu di bibirnya. Rasa aman ketika merasakan dua tangan kuat mendekapnya erat. Bahkan rasa terbakar di kedua pipi yang membuat otaknya kosong pun ikut andil memenuhi pikirannya.

GUE BISA GILA! Ema mendengkus keras. Kalau dia tidak turun dan melihat sendiri, dia tidak akan menemukan jawaban. Apalagi setelah keributan yang timbul dengan Kaisar. Wanita itu mendadak gengsi menanyakan hal pribadi–tapi mungkin tidak gengsi meminta dan melakukan hal intim dengan bosnya itu. Mereka bisa intim di ranjang, tapi tidak secara personal.

Ema menyerah. Daripada gila sendiri, lebih baik dia mencari tahu apa yang terjadi di bawah sana.

Segera saja Ema meraih gelas kosongnya. Idenya adalah berpura-pura mengambil air minum atau buat saja minuman rasa-rasa yang agak lama. Jadi bisa semakin lama dia terjebak di bawah, semakin dia tahu apa saja yang Kaisar dan Kayra itu lakukan.

Pelan-pelan Ema menuruni tangga. Kepalanya agak celingukan mencari keberadaan Kaisar. Sayangnya, tidak terlihat seorang pun berada di ruang tamu maupun ruang keluarga.

Hanya saja ketika Ema akan berbelok menuju dapur, samar-samar dia mendengar keributan. Suara Kaisar yang familier terdengar. Refleks, kedua kakinya bergerak menuju dinding pembatas ruangan dengan dapur. Kepalanya sedikit rapat ke dinding. Dia siap menguping.

Memang kelakuan Ema seharusnya tidak benarkan. Tidak boleh dia menguping pembicaraan apalagi ini pembicaraan bos dengan calon istrinya. Namun, wanita itu tidak bisa menolak permintaan hati ini.

"Emerald." Namun, baru beberapa detik bersembunyi, suara Kaisar tiba-tiba terdengar begitu dekat sambil memanggil nama Ema.

Perlahan Ema mendongak. Matanya langsung melebar menemukan Kaisar sudah berdiri di depannya.

Rasa terkejut belum selesai, tahu-tahu saja lengan Ema ditarik oleh Kaisar. Pria itu membawanya menuju Kyara.

"Lepas, Kaisar. Lepas!" Ema merontah. Namun, Kaisar malah memegang tangannya semakin erat. "Kenapa sih?"

Kayra yang sedang bersandar di pinggiran stool bar melempar tatapan bertanya. Keningnya berkerut. Kedua tangannya terlipat di dada.

"Kenalin ... wanita ini asisten pribadi gue," ucap Kaisar pada Kyara. "Dia juga–"

"Pacar lo kan, Kaisar?" Kayra mendengkus geli. "Well, hai. Nanti kita bisa kerja sama untuk urusan Kaisar ke depannya ya, Mbak Asisten Pribadi."

Mata Ema membulat. Bibirnya terbuka lebar sambil berkata, "Ha?"

Benar-benar terkejut dengan reaksi Kyara.

"Kyara, lo udah tau gue ada cewek, jadi berhenti buat terima perjodohan konyol ini!" Kaisar menaikan nada suaranya dengan frustrasi.

"Nope." Kayra menggeleng. "Gue udah bilang, gue nggak masalah ketika kita nikah dan lo lebih fokus sama asisten lo ini. Cuma ya gue ngerasa lucu aja."

Mata Kaisar menyipit. "Apa yang lucu?"

"Lucu karena selingkuhan suami lebih downgrade daripada istri sah."

BIG & BOSS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang