SEMBILAN BELAS

13 2 5
                                    

Ceklek.

Junhyeok menatap pintu ruangannya yang terbuka. Sebelumnya hanya Hwi, tapi kini ada Hyunsoo, Sungjun dan, Taehun yang duduk di kursi roda.

"Waktu yang gue kasih udah abis, Jun," ucap Hwi seraya mendorong kursi roda yang Taehun duduki masuk.

"Gimana keadaan lo, Bang?" tanya Junhyeok pada Taehun. Itu adalah kalimat pertama yang ia ucapkan setelah tak sadarkan diri.

"Jangan konyol. Harusnya gue yang nanya, gimana keadaan lo?"

Junhyeok menunduk, keadaannya sekarang benar-benar tidak baik. Ia merasakan sakit di luar dan di dalam. "Gue, gak baik. Rasanya sakit, dia mukulin gue kaya orang kesetanan. Tapi kayanya setan juga insecure sama kelakuan dia."

Mereka semua cukup terdiam mendengar ucapan Junhyeok. Kata 'dia' seolah menunjukan jika Junhyeok sudah benar-benar mengenalnya.

"Lo kenal orang itu?" tanya Hwi diangguki oleh Junhyeok.

"Bukan cuma gue, tapi kalian juga. Kita udah kenal dia, eh nggak, kita cuma tahu nama sama sikap palsunya. Itu alasan gue diem, Hwi. Gue awalnya masih gak terima sekaligus gak percaya," ujar Junhyeok.

"Siapa-"

Belum selesai Sungjun bertanya tapi Junhyeok sudah menunjuk ke arah pintu yang sengaja tak mereka tutup.

"PERGI LO DARI SINI PENGHIANAT!"

Teriakan Junhyeok membuat mereka terkejut bukan main. Di ambang pintu, Kyungjun berdiri mematung dengan seragamnya yang setengah basah.

"Kyungjun? Apa maksudnya? Dia gak mungkin-"

"Dia yang udah bikin gue kaya gini," sela Junhyeok cepat. "Hwi, Jun, gue mohon usir dia dari sini," lanjutnya.

Sungjun masih mencoba mencerna ucapan Junhyeok, ia mengerti tapi masih sangat tak percaya. Sedangkan Hwi, ia sudah benar-benar mengerti apa yang telah terjadi.

🕸🕸🕸

"Ini maksudnya ada apa? Kenapa Junhyeok nuduh gue penghianat? Kalian juga kenapa gak jawab gue dari tadi?"

Setelah Hwi dan Sungjun menariknya pergi, Kyungjun terus menanyakan hal yang sama. Hwi dan Sungjun sepakat tak menjawabnya sebelum mereka membawa Kyungjun ke tempat yang lebih tenang.

"Lo yang bikin Junhyeok kaya gitu?" bukannya menjawab, Hwi malah balik bertanya.

Kyungjun mengejutkan alisnya tak mengerti. "Lo nuduh gue? Kalau gue yang bikin dia kaya gitu, buat apa gue nyari dia bahkan bawa dia ke rumah sakit."

"Kita gak nuduh lo, Kak. Tapi Junhyeok yang bilang kaya gitu, gue juga gak percaya. Gue liat pake mata kepala gue sendiri gimana paniknya lo waktu gue bilang Junhyeok hilang," ucap Hwi.

Kyungjun benar-benar terkejut, ia tak mengerti mengapa Junhyeok bisa menuduhnya seperti ini.

Sungjun mengerti, ia menepuk pundak Kyungjun lalu berkata, "Lo jangan khawatir, Kak. Kita semua percaya sama lo, tapi bukan berarti kita harus curiga sama Junhyeok yang nggak-nggak."

"Gue ngerti, Jun. Tapi yang gak gue ngerti kenapa Junhyeok ngira itu gue?" tanya Kyungjun prustasi.

"Gue yakin mimpi bang Tae tadi ada hubungannya sama ini," batin Sungjun.

🕸🕸🕸

Di ruangan Junhyeok tersisa Taehun dan Hyunsoo. Sejak kepergian tiga teman mereka yang lain, suasana di ruangan itu sangat sepi, baik Taehun, Hyunsoo ataupun Junhyeok mereka sama-sama diam.

Junhyeok terus saja menunduk, menertralkan emosinya. Sejujurnya ia masih tak bisa menerima semua ini, tapi ia melihatnya dengan jelas jika orang yang menarik dan mendorongnya ke tembok adalah Kyungjun.

"Kenapa lo yakin banget itu Kyungjun?" Hyunsoo akhirnya bersuara, memecah keheningan di antara mereka.

Junhyeok yang sejak awal menunduk kini menatap Hyunsoo. "Gue liat dengan jelas, dari perawakannya itu Kyungjun, gue baca name tag nya juga dan itu emang punya Kyungjun, Woo Kyungjun di sekolah kita cuma dia."

Taehun mengerutkan alisnya, ia masib tak bisa menyimpulkan apa-apa karena ia jadi orang terakhir yang tahu hal ini. "Dia pake seragam sekolah kita?"

Senyum miris terbit dari bibir Junhyeok, ia tahu teman-temannya tak percaya dengan ceritanya. "Gimana lagi gue harus yakinin kalian? Sebenernya terserah kalian mau percaya atau nggak, gue gak maksa. Gue cuma ceritain apa yang gue liat."

"Lo diapain aja sama Kyungjun?"

Hyunsoo melotot tak percaya mendengar pertanyaan dari Taehun. "Hun, maksudnya apa? Ini bisa aja jebakan, lo gak bisa-"

"Gue percaya sama Junhyeok," sela Taehun cepat.

Setelah menghela nafas kasar, Hyunsoo keluar tanpa berkata apapun lagi. Ia sangat kecewa dengan ucapan Taehun.

"Bang ... " lirih Junhyeok. "Lebih baik lo susul bang Unco, bilang kalau lo gak percaya sama gue," lanjutnya.

"Lo permainin gue, Jun?"

Junhyeok menggeleng kuat, ia kembali menunduk dengan tangan yang memainkan ujung bajunya. Ia tengah nenahan tangis sekarang.

Dengan lembut, Taehun menarik tangan Junhyeok untuk ia genggam. "Situasi kaya gini emang bikin serba salah, Jun. Gue percaya sama lo, tapi gue juga percaya sama Kyungjun. Gue juga gak bisa cuma dengerin penjelasan dari salah satu pihak."

"Bang ... Gue juga masih gak percaya sama apa yang gue lihat. Orang itu narik dan dorong gue ke tembok dalam waktu yang cepat, kepala gue beneran pusing saat itu. Luka di wajah gue hasil dari karya kepalan tangannya, badan gue ditendang berkali-kali. Orang itu emang pake masker, tapi perawakan dan name tag itu bikin gue yakin kalau itu kak Kyungjun. Gue juga percaya kak Kyungjun bisa lakuin hal ini, gue gak mau nuduh dia, tapi gimana Bang ... Gue beneran bingung sekaligus takut sekarang."












Kalian team mana? Kyungjun? Junhyeok? Atau netral?

After Big Secret 1990Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang