TUJUH

26 4 6
                                        

"Ngapain di sini sendirian?"

Lamunan Taehun buyar kala Kyungjun duduk di sampingnya. Ini sudah malam dan Taehun belum juga kembali, itulah mengapa Kyungjun mencarinya.

"Gimana lo bisa keluar?" tanya Taehun.

"Lo juga tahu jawabannya. Gue tanya sekali lagi, ngapain lo di sini sendirian? Hyunsoo di asrama khawatir sama lo, mana gak bisa dihubungin sama sekali."

Taehun terkekeh pelan. "Bandel ya lo. Tapi ini bener Hyunsoo yang khawatir? Bukan lo?"

Kyungjun mencebik kesal, namun pada akhirnya ia mengaku. "Iya, Iya, gue yang khawatir, puas lo? Gue udah jujur, sekarang giliran lo."

"Apa?"

"Lo jujur sama gue, kenapa akhir-akhir ini beda dari biasanya. Lo lebih banyak ngehindar, Hun."

Taehun tak bisa berkata-kata, yang ia lakukan sekarang adalah menatap bintang di langit yang gelap.

"Jawab gue, Choi Taehun!"

"Gue gak kenapa-napa, mungkin itu cuma perasaan lo doang. Sekarang udah setengah sepuluh, ayo pulang." Taehun hendak bangkit, namun Kyungjun dengan cepat menahan tangan Taehun.

"Lo gak bisa bohongin gue, Hun."

Taehun tersenyum getir, lantas tangannya menunjuk dua bintang yang paling bersinar diantara yang lain. Hanya dengan itu Kyungjun mengerti apa yang temannya itu maksud.

"Lo lagi kangen mereka, ya?" Anggukan dari Taehun membuat Kyungjun dengan cepat mengetik pesan untuk Hyunsoo. "Kita abisin waktu lebih lama di sini, gue udah bilang Hyunsoo."

Tatapan Kyungjun tidak bisa terlepas dari dua bintang yang Taehun tunjuk tadi. Ia masih punya keduanya, tapi terasa sangat jauh.

"Lo harus habisin banyak waktu sama mereka, Jun. Jangan sampe lo nyesel kaya gue," ujar Taehun.

Kyungjun mengangguk tanpa menoleh sedikitpun. "Gue juga pengen, Hun. Tapi mereka berbeda, gak kaya kakek sama nenek lo."

Taehun tertawa hambar. "Cara menyayangi setiap orang itu berbeda, lo gak boleh kaya gitu." Setelahnya ia menatap Kyungjun yang masih fokus menatap bintang.

Tiba-tiba air mata jatuh dari pelupuk mata Kyungjun, laki-laki itu tengah berperang dengan pikirannya sendiri.

"Lo kenapa?"

Kyungjun mengusap air matanya, ia menyadari jika air matanya telah jatuh. "Lo pernah gak sih, Hun. Berpikir gimana kita nanti? Gimana kita kalau udah lulus dari sekolah ini? Kira-kira apa yang bakal terjadi sama kita?"

"Lo lupa sama ucapan lo sendiri ya, Jun? Lo bilang ke gue buat gak berpikir terlaku jauh dan gak sempet nikmatin waktu yang kesisa."

"Hun," panggil Kyungjun. "Apa waktu bisa diperlambat?"

🕸🕸🕸

"Lo lagi ngapain sih, Bang?" tanya Sungjun pada Hyunsoo yang tengah mengacak-acak meja belajar Taehun.

"Udah lo diem aja, jaga pintu sana. Kalau dua bocah itu datang kasih tahu gue," jawab Hyunsoo.

Junhyeok dan Hwi hanya bisa menggelengkan kepala melihat apa yang sedang Hyunsoo lakukan. Mereka tidak akan mau ikut campur karna resikonya cukup tinggi.

"Bang Tae marah, mampus lo, Bang," ucap Hwi.

"Tae gak akan marah kalau dia gak tau, awas aja kalau salah satu dari kalian ada yang cepu," peringat Hyunsoo.

Ketiganya hanya menghela nafas kasar dan membiarkan apa yang Hyunsoo lakukan.

Lebih dari sepuluh menit Hyunsoo berkutat dengan pekerjaannya. Ia tengah mencari sesuatu di meja belajar milik Taehun.

"Bang Tae masih nyimpen buku itu?" tanya Junhyeok kala Hyunsoo memegang buku berjilid hitam berukir nama Choi Taehun.

"Pake nanya, kan lo liat sendiri," ucap Hyunsoo tanpa menoleh sedikitpun.

"Santai kali, Bang. Bang Tae sama kak Jun lama banget, kemana sih mereka? Atau gue telepon-"

"Ini yang gue cari!"

Pekikan Hyunsoo membuat Sungjun teekejut dan berhenti berbicara.

Hyunsoo sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, maka dari itu ia dengan cepat kembali merapikan barang-barang milik temannya sebelum sang pemilik datang.

"Lo nyari apa sih, Bang?" Junhyeok sudah sangat penasaran.

Laki-laki bermarga Jang itu menghampiri ketiga adik kelasnya dengan membawa selembar foto yang sudah usang.

"Kalian liat ini." Hyunsoo meletakan foto itu di tengah-tengah agar semua dapat melihatnya.

"Loh, ini 'kan kita," ucap Hwi terkejut.

"Dari mana bang Tae dapetin foto ini? Kok gue gak tau," tanya Junhyeok. "Lo tahu, Jun?"

Sungjun menggeleng, ia saja baru melihatnya pertama kali. "Kenapa bang Tae gak bilang kalau punya ini? Lo dari awal udah tau ya, Bang?"

"Gue juga gak tahu, tapi waktu itu gue gak sengaja liat dan itu cuma sekilas. Tadi mumpung anaknya lagi keluar gue cari buat nuntasin rasa penasaran ini," jawab Hyunsoo.

Entah mengapa mading-masing dari mereka terdiam, memikirkan apa maksud dari Taehun menyembunyikan foto ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa mading-masing dari mereka terdiam, memikirkan apa maksud dari Taehun menyembunyikan foto ini.

"Mungkin bang Tae mau kasih tau kita, cuma kita aja yang keduluan tahu," ucap Hwi.

Hyunsoo dengan cepat menggeleng, ia tidak yakin dengan hal itu. "Waktu itu gue liat sekilasnya seminggu sebelum kita libur semester."

"Mungkin dia lupa, Bang." Junhyeok mencoba berpikir positif, ia tidak mau menduga yang tidak-tidak pada kakak kelasnya yang satu itu.

Berbeda dengan yang lainnya, Sungjun diam-diam memotret foto itu lalu mengirimkannya pada Taehun. Ia tidak mau abu-abu seperti ini, ia butuh penjelasan secepatnya.

"Ini lo beneran lupa atau emang sengaja nggak ngasih tahu kita sih, Bang?" batin Sungjun.








Hun, kamu lupa 'kan ya?

After Big Secret 1990Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang