Tatapan Kyungjun memang tertuju pada tembok, namun pikirannya berkelana entah ke mana. Ponsel yang berada di gengamannya adalah akar dari masalah pada pikirannya.
"Kyungjun."
Kyungjun sadar ada yang memanggilnya lantas menoleh pada pintu lalu mengangguk, mempersilahkan orang itu masuk.
"Gimana perasaan kamu pagi ini?"
"Rumit, Kak," balas Kyungjun dengan tatapan sendu.
Jina yang tak mengerti kini duduk di samping Kyungjun setelah meletakan sarapan yang ia bawa.
"Apanya yang rumit? Kepala kamu-"
"Pikiran aku, Kak. Kami ngerasa dalam bahaya lagi sekarang."
Jina terdiam mendengarnya. "Daeyoon 'kan udah di- bunuh diri. Kalian harusnya udah gak terancam lagi."
Kyungjun menggeleng, ia juga tidak mengerti mengapa semuanya seperti terjadi lagi.
"Kakak dapet kabar kalau orang tua kamu gak bisa jenguk, jangan sedih ya," ujar Jina.
Senyuman terbit dari bibir Kyungjun, laki-laki itu senang mendengar kabar baik itu. "Kabar dari siapa 'kak?"
"Taehun, tadi dia ada di bawah sama temen kamu yang lainnya. Mungkin bentar lagi ke sini. Cepet sembuh ya, Kakak mau lanjut kerja." Jina mengusap pelan rambut Kyungjun sebelum pergi, ia hampir lupa jika kepala laki-laki itu terluka.
Setelah kepergian Jina, Kyungjun menatap ponselnya dengan senyum sumringah. "Gue gak harus nurutin apa yang mereka mau 'kan?"
Senyuman Kyungjun berganti menjadi cengiran saat pintu ruang inapnya kembali terbuka. Di ambang pintu Taehun sudah menatap Kyungjun kesal.
"Jun, liat Abang lo, Jun. Kaya emak-emak komplek," ucap Kyungjun pada Sungjun dengan tawa.
"Enak aja," kata Taehun tak terima.
"Ya, lagian. Pas buka pintu raut wajah lo langsung berubah begitu," timpal Hyunsoo.
Taehun tak mempedulikan itu, ia duduk di samping Kyungjun. "Keadaan lo gimana sekarang? Gak parah 'kan?"
Kyungjun menggeleng. "Nggak, harusnya gue gak dirawat inep begini. Dua bocah yang kekeuh pengen gue dirawat."
Mata Taehun memicing, ia sedikit tak percaya dengan apa yang Kyungjun katakan.
"Bohong, Bang. Kak Kyungjun dirawat bukan kemauan gue sama Bang Unco, tapi emang saran dari dokter," sahut Junhyeok.
"Bisa ya lo, jualin nama orang. Tapi gak ada luka serius 'kan? Kepala lo gak papa 'kan? Takut kepentok gitu."
"Nggak, Hun. Gue baik-baik aja."
🕸🕸🕸
Setelah melihat keadaan Kyungjun, Hyunsoo memilik untuk mencari udara segar sendirian. Awalnya ia hanya berjalan santai di taman rumah sakit, namun kini ia malah berakhir duduk di sebuah restoran yang tak jauh dari rumah sakit.
"Wih, ngapain lo cil di sini?!"
Hyunsoo terperanjat kala ada yang menepuk pundaknya. Dia Minsoo, laki-laki yang selalu Hyunsoo tolak keberadaannya.
"Harusnya gue yang nanya, lo ngapain tiba-tiba muncul di depan gue?" Hyunsoo balik bertanya.
"Gue mau jemput Jina," balas Minsoo seraya duduk di depan Hyunsoo. "Perasaan asrama lo jauh deh, ngapain lo nyasar sejauh ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
After Big Secret 1990
FanfictionBig Secret season2 Mereka hanya menang untuk masa lalu, bukan masa depan