Taehun menatap dua teman asramanya yang masih tertidur. Tadi malam ia bersama Kyungjun pulang saat Hyunsoo sudah tertidur.
Helaan nafas terdengar, Taehun kembali teringat pesan dari Sungjun yang belum ia balas. Sudah berulang kali Taehun membaca pesan itu, tapi ia masih bingung harus membalas apa, Taehun sangat sadar jika Sungjun kesal padanya.
Dering telepon menyadarkan Taehun dari lamunannya. Rasanya ia sangat jengah melihat siapa yang menghubunginya pagi buta. Dengan sengaja Taehun menolak panggilan itu.
"Soo, Jun, bangun!" pekik Taehun.
Hyunsoo bangun terlebih dulu dari Kyungjun, laki-laki itu hanya menatap Taehun sekilas lalu segera bergegas ke kamar mandi. Sedangkan Kyungjun malah kembali menutupi wajahnya dengan selimut.
🕸🕸🕸
Pagi tadi Taehun bernafas lega karena tidak ada yang berbeda dari sikap teman-temannya, tapi sekarang ia kembali menghela nafasnya. Sungjun sudah berada di hadapannya. Tidak, mereka tidak hanya berdua tetapi ada yang lainnya juga.
"Lo harusnya bisa jelasin ini, Bang," ucap Sungjun seraya menggeser foto yang Hyunsoo temukan tadi malam.
Hyunsoo, Hwi dan Junhyeok membulatkan matanya melihat foto itu berada di tangan Sungjun. Tadi malam Hyunsoo sudah kembali menyimpannya di tempat semula foto itu ditemukan.
"Eh, foto apa ini?" Kyungjun yang tidak mengetahui apa-apa terkejut saat melihat foto itu lebih dekat.
"Lo lupa 'kan, Hun?" tanya Hyunsoo.
"Lupa? Maksudnya apa?" Kyungjun bertanya-tanya.
"Bang Unco nemuin foto itu di meja belajarnya Bang Tae, Kak," jawab Hwi.
Sebelum ada lebih banyak pertanyaan lagi dari Kyungjun dan yang lainnya, Taehun segera mencoba meluruskan semua ini.
"Oke, gue emang punya foto itu dan gak ada niatan buat ngasih tahu kalian. Bukan karena lupa atau apa, tapi emang sengaja. "Taehun menjeda ucapannya. "Awalnya gue pikir semua ini udah berakhir, jadi udah gak ada gunanya foto itu. Lagipula di foto itu bukan kita."
Semuanya terdiam, memang benar apa yang Taehun katakan. Foto itu sudah tidak ada lagi urusannya dengan mereka.
"Tapi menurut gue, lo gak seharusnya nyembunyiin ini," kata Kyungjun. "Semuanya emang udah berakhir, tapi apa salahnya lo ceritain hal ini ke kita? Seenggaknya buat ngehindarin salah paham."
"Gue setuju sama Kak Kyungjun, buktinya tadi malem kami berempat hampir curiga sama lo, Bang," imbuh Junhyeok.
Taehun mengangguk mengerti. "Maaf ya. Tapi ... Apa yang kalian curigain dari gue?"
Hyunsoo, Junhyeok, Hwi, dan Sungjun saling pandang, mereka ragu untuk mengucapkan hal ini.
Hwi memandang ketiga temannya yang lain, mereka sama-sama menggeleng tidak mau menjelaskan.
"Bang, ini mah maaf banget ya, Bang. Kita udah curiga yang nggak-nggak sama lo. Awal kita nemuin foto ini kita duga lo lupa, tapi setelah Bang Unco bilang kalau dia pernah liat foto ini sekilas seminggu sebelum libur semester, kita jadi berpikir negatif. Kita curiga kalau lo bagian dari antek-anteknya Daeyoon," jelas Hwi seraya menunduk, ia merasa jahat telah menduga hal ini pada temannya sendiri.
Bukan marah, Taehun malah tersenyum. "Gue ngerti, gak papa. Namanya juga salah paham. Setelah ini gue bakal berusaha buat nggak nutupin apapun lagi dari kalian."
Mereka akhirnya bisa tersenyum lega, ini akan menjadi pelajaran bagi mereka kedepannya.
Dari kejauhan seseorang memperhatikan keenamnya, ia sangat benci melihat senyuman itu terbit dari bibir mereka. "Dasar pembunuh."
🕸🕸🕸
Bel pulang berbunyi sangat nyaring. Hal itu membuat Hyunsoo tersenyum senang, ia segera berlari ke tepi tapi Kyungjun menghadangnya.
"Mau ke mana? Hukuman lo belum selesai!"
Hyunsoo memutar bola matanya malas. "Pulang lah, kan udah bel."
"Masih dua putaran, udah sana lari lagi," ucap Kyungjun seraya tersenyum jahil.
Mata Hyunsoo memicing, ia tak yakin dengan perhitungan Kyungjun. "Lo gak bener ya ngitungnya?"
Dengan cepat Kyungjun menggeleng. "Enak aja, gue bener ya ngitungnya!"
Hyunsoo sangat malas kembali melanjutkan hukumannya, jika saja bukan karena ada cctv yang memantaunya ia tidak mau melakukannya lagi. Ini semua karena ia tertidur di jam pelajaran Yoo Junwook, si guru sejarah.
Dalam hati Kyungjun tertawa, dendamnya sudah terbalaskan. "Kita satu sama, Co. Gue sama Taehu waktu itu lebihnya sampe tiga kali, karena gue baik lebih lo satu aja."
Taehun, Junhyeok, Hwi dan juga Sungjun datang menghampiri keduanya tak lupa membawakan tas mereka.
"Belum selesai emangnya?" tanya Taehun.
Kyungjun menggeleng lalu membisikan sesuatu. "Gue lebihin satu."
Sungjun yang mendengar hal itu sudah ancang-ancang hendak berteriak, tapi dengan cepat Kyungjun membekap mulut adik kelasnya itu.
"Gak usah aneh-aneh lo ya!" peringat Kyungjun.
Hwi menggelengkan kepalanya. "Lo yang aneh Bambang. Kena hukuman dari pak Junwook aja udah berat malah lo tambahin."
Sungjun menghempas tangan Kyungjun dari mulutnya. "Tangan lo bau, Bang. Abis makan apaan sih?"
"Enak aja tangan gue bau, orang wangi gini." Kyungjun cukup tak terima dengan hal itu.
Junhyeok yang sejak awal memperhatikan Hyunsoo yang tengah berlari tiba-tiba merasakan hal yang aneh. Ia merasa sedang diawasi.
"Bang," panggil Junhyeok pada Taehun. "Selain Daeyoon, dua aki-aki itu masih di penjara 'kan?"
Deja'vu gak sih?

KAMU SEDANG MEMBACA
After Big Secret 1990
FanficBig Secret season2 Mereka hanya menang untuk masa lalu, bukan masa depan