LIMA BELAS

25 3 16
                                    

Makan siang kali ini diselimuti keheningan, entah apa yang membuat mereka seperti ini. Hwi dan Sungjun yang terbiasa berisik kini ikut diam.

Taehun bahkan tak bisa memahami apa yang tengah terjadi, pagi tadi semua baik-baik saja.

"Gak ada yang lagi ribut 'kan?" tanya Taehun pada akhirnya.

Masing-masing dari mereka saling pandang kemudian menggeleng.

"Hun, mungkin ini waktu yang tepat," kata Hyunsoo.

Yang Hyunsoo harapkan tidak terwujud, Taehun membalas ucapannya dengan gelengan.

"Nanti aja, ini terlalu beresiko."

Mata Kyungjun memicing. "Kalian sembunyiin apa dari kami?"

"Nanti sore di asrama," ujar Taehun.

Sempat hening setelah ucapan Taehun, hingga Hwi mengangkat tangannya mengalihkan atensi teman-temannya.

"Gue mau bikin pengakuan. Sebenernya Sungjun sama Junhyeok lagi ribut," ujar Hwi.

Dua orang yang namanya disebut sudah menatap Hwi dengan nyalang. Sedangkan Kyungjun, Taehun dan Hyunsoo mengangguk mengerti akar dari yang mendominasi sejak tadi.

"Ribut karena apa?" tanya Kyungjun.

Junhyeok sudah hendak angkat bicara, tapi dengan cepat Hwi  menyelanya.

"Lo diem. Biar gue yang jelasin." Hwi menghela nafasnya sebelum kembali bersuara, "Jadi ceritanya gini, jum'at kemarin Junhyeok pinjem buku Sungjun dan kebetulan hari ini juga ada mapelnya. Junhyeok lupa belum kembaliin dan gak dia bawa juga. Junhyeok udah minta maaf tapi Sungjun gak maafin dia bahkan tadi sempet cek-cok dikit di kelas."

"Terus Sungjun kena hukuman?" tanya Hyunsoo santai.

Hwi menggeleng, sedangkan dua orang yang tengah menjadi topik pembicaraan hanya bisa menundukan kepalanya.

"Gurunya gak masuk, dia cuma nitipin tugas yang dikumpul hari jum'at."

Taehun dan Kyungjun hanya bisa tersenyum, mereka memang kompak tapi pertikaian kecil seperti ini memang sering terjadi.

"Hyeok, Jun. Nyaman gak suasana kaya gini?" Kyungjun ikut bertanya.

Baik Junhyeok maupun Sungjun, keduanya sama-sama menggeleng.

"Terus kenapa gak saling minta maaf?"

Karena pertanyaan dari Taehun, Sungjun berinisiatif menghampiri Junhyeok lebih dulu. "Hyeok, maaf ya. Gue udah bentak-bentak lo sampe ngomong kasar," ucapnya seraya mengulurkan tangan.

Junhyeok tersenyum dan dengan senang hati menerima uluran tangan itu. "Iya gue maafin, gue gak mungkin bisa marah sama lo lama-lama. Maafin gue juga ya udah teledor bahkan gak tanggung jawab sama apa yang udah gue pinjam."

Hanya dengan membicarakan semuanya secara baik-baik, masalah dapat diatasi.

Diam-diam Taehun tersenyum haru, masalah kecil saja bisa membuat mereka terpecah, untungnya semua ini bisa selesai dengan mudah dan cepat. Dalam hatinya ia takut jika dikemudian hari ada masalah yang tidak dapat mereka bicarakan seperti sekarang.

"Semoga di masa depan gak ada masalah yang bikin kita terpecah belah, seberat apapun masalah itu..."

🕸🕸🕸

Sesuai dengan apa yang Taehun ucapkan saat makan siang tadi. Setelah pulang sekolah mereka berkumpul terlebih dulu.

Sudah sepuluh menit berlalu, tapi Taehun belum juga menceritakan semuanya, ia malah terfokus pada Kyungjun yang sejak tadi terus memeriksa ponselnya.

Hyunsoo sudah tak tahan, dengan sengaja ia mencubit lengan Taehun hingga sang empu meringis pelan.

"Sakit, Unco!"

"Ya lo mau cerita kaga sih?!"

"Mau, sabar-"

"Sabar-sabar, udah sepuluh menit kita di sini, Bang. Maaf ya gue sela ucapan lo," ucap Hwi yang sudah lelah menunggu.

"Giliran ucapan Tae yang disela aja minta maaf, lah ucapan gue kemarin pada santai aja," batin Hyunsoo sedikit kesal.

Taehun menghela nafasnya sebelum merebut paksa ponsel Kyungjun lalu menyimpannya. "Lo juga harus dengerin gue sama Hyunsoo."

Kyungjun tak bisa berbuat apa-apa selain menurut, agar semuanya cepat selesai.

"Yaudah cepetan cerita," ujar Kyungjun.

Taehun menceritakan ulang apa yang sudah Hyunsoo ceritakan padanya, dan Hyunsoo sendiri menambahkan cerita yang Taehun lewati.

Mereka semua mengangguk mengerti setelah memahami inti dari cerita itu.

"Ini 'kan yang lo cari." Kyungjun menyerahkan sebuah foto yang ia ambil dari salah satu buku milik Hyunsoo setelah mendengar keseluruhan cerita itu.

Hyunsoo sempat terkejut, namun setelahnya ia menatap Kyungjun tajam. "Jadi lo yang ngambil?! Bener-bener lo ya, gue sama Tae nyariin tadi malem ternyata diambil sama lo!"

Kyungjun tersenyum hingga menampakan giginya. "Maaf Soo, gue kira lo lupa makanya gue ambil. Soalnya gue gak inget pernah foto sejauh itu."

"Ya emang gak pernah, Kyungjun!"

Foto itu mulai beralih dari tangan ke tangan, mereka ingin melihatnya secara detail.

"Hwi, apa yang lo liat waktu itu? Dari kita berenam cuma lo yang keliatan kaya sadar kamera," tanya Kyungjun pada Hwi.

Hwi menggeleng, ia tidak tahu mengapa dirinya berbeda dari yabg lain. "Gue juga bingung Kak, gue gak inget apa-apa. Kita sering lewat dan berhenti cuma buat liat mading."

Junhyeok menyerit heran. "Emangnya ini kita lagi liat mading ya?"

"Iya, ini jelas banget di sana," ujar Sungjun.

"Setelah kita tahu kalau kita reinkarnasi, kita gak pernah lagi liat mading. Jelas kalau foto ini diambil sebelum kira ngerasa terancam. Gue mohon kalian jangan salah paham sama gue, gue sama sekali gak inget sama apa yang gue liat," jelas Hwi, ia merasa takut mendapatkan keraguan dari teman-temannya. Karena bagi Hwi kepercayaan adalah segalanya.

Hyunsoo tersenyum lalu menepuk bahu Hwi. "Khawatir amat lo, santai aja kali Hwi. Kita juga gak akan ngira yang nggak-nggak sama lo cuma karena foto gak gak jelas kaya gini."










Udah berapa hari aku gak up?
Hehe ... Maaf ya, kemarin-kemarin aku sibuk banget :(
Semoga kedepannya aku lebih sering up.

After Big Secret 1990Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang