Mention ya kalau menemukan typo. Ini belum dicek kembali soalnya. Terima kasih untuk kerja samanya 💋
****
"Hai."
"Hai."
Dengan langkah teratur Seleste meninggalkan kelas bersamaan dengan seluruh mahasiswa lainnya. Dia balas sapa teman dari jurusan lain yang tadi menegurnya saat mereka berpapasan.
Sekarang pukul empat sore, hari ini kelas mereka lebih lama dari biasanya. Mengingat waktu yang sudah mepet, Seleste putuskan untuk pergi ke kantor pusat nama brand kosmetiknya dan batal ke studio. Urusan di studio biarlah dia serahkan kepada kepala tim.
"Bye. Sampai jumpa besok."
"Bye," sahut Seleste untuk seorang temannya. Ia kemudian masuk ke dalam mobil dan meletakkan tas beserta macbook juga dua buku tebal di jok sebelah.
Hari ini dia membawa mobil Alfred. Alasannya adalah, sayang saja melihat mobil suaminya yang jarang dipakai. Alfred memiliki lima mobil, dan pria itu hanya memakai dua mobil untuk sehari-harinya. Yang tiga lainnya sangat jarang Alfred gunakan. Paling hanya dicuci, dipanaskan lalu dibiarkan parkir begitu saja di halaman rumah atau di garasi.
Seolah tidak berguna, Alfred bahkan sampai berniat menjual dua lainnya agar tidak menyempit-nyempitkan halaman rumah mereka.
Teringat Alfred yang satu jam lagi akan pulang bekerja, Seleste kemudian mengeluarkan ponsel dan langsung menghubungi suaminya. Kalau Alfred akan segera pulang, mungkin mereka bisa singgah dulu di restaurant untuk makan bersama agar di rumah nanti tidak perlu lagi makan malam. Mengemil saja cukup.
"Halo," sapa Seleste dengan nada halus. Satu tangannya memegang setir kemudi.
"Selamat sore, Sayang." Terdengar suara Alfred keluar dari benda pipih yang menempel di telinga Seleste.
Istrinya tersenyum namun matanya tetap lurus ke depan. "Jam berapa kau pulang kerja? Mau makan di luar denganku?"
"Kau tidak ke kantor atau ke studio?"
"Aku hanya akan ke kantor." Di pertigaan jalan Seleste membanting setir kemudi. "Bagaimana, mau?"
Sebelum menjawab, Seleste dengar suaminya mengembuskan napas dengan panjang. Mungkin dia lelah, batin Seleste.
"Maaf. Tapi aku sudah di rumah dari dua jam lalu."
"Dari dua jam lalu? Tidak biasanya, ada apa?"
"Bukan sesuatu yang serius. Aku hanya tertimpa rangka plafon saat di lokasi pembangunan tadi. Setelah diperiksa, hasil rontgen menunjukkan kalau tulang bahu kiriku bergeser dari posisinya. Nah, setelah dari rumah sakit aku langsung pulang ke rumah."
Wajah Seleste mengeras, dia menegang mendengar cerita Alfred. "Alfred, kau serius? Jangan bercanda, aku tidak suka."
Di sana Alfred terkekeh rendah. "Pulang dan pastikan saja sendiri."
Tanpa membalas lagi Seleste kemudian memutus panggilan mereka. Bagaimana bisa Alfred bilang itu bukan sesuatu yang serius? Dalam-dalam Seleste menarik napas, mengatur rasa paniknya agar tak mengemudi dengan kacau.
20 menit berlalu Seleste lantas tiba di rumah. Saat ia buru-buru untuk segera masuk ke dalam, matanya sekilas menangkap keberadaan mobil Valdos dan Miguel di halaman rumah. Kedua mobil itu parkir dengan sejajar serta menghadap ke arah pagar tembok.
"Tuan kalian di kamar?" tanya Seleste kepada pelayan tanpa berhenti melangkah.
"Iya. Bersama Tuan Valdos dan seorang pria lainnya. Mereka juga baru datang sepuluh menit lalu," sahut si pelayan. Ia sambil berlari kecil saat menjawab Seleste.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLD MAN : HIS WIFE
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! Mature (18+) ‼️ Dia yang pernah menjalin asmara selama 9 tahun bersama sang mantan, lantas menikahi wanita yang kini telah menjadi istrinya hanya demi mendapat pengakuan. Cintanya telah habis u...