Happy reading.
Mention kalau nemu typo.****
"Semahir apa pun mereka memainkan drama, mereka takkan pernah bisa membuatku terbawa arus drama yang mereka mainkan." Bibir Valdos membuat lengkungan senyum panas. Mengemudi membawa anak dan istrinya pulang, namun pikirannya masih tertuju kepada Alfred juga Seleste di sana.
Terdengar helaan napas Lily yang lelah. "Aku penasaran, sebenarnya apa tujuan mereka menikah jika hanya untuk saling mengabaikan satu sama lain, tak ada cinta atau gerakkan tulus hati untuk membangun komitmen bersama."
Ke jok di belakang Valdos melihat putrinya, memastikan seatbelt Gwenn masih terpasang dengan benar sebab gadis kecilnya sudah tidur. Gwenn tertidur sambil memegang dua boneka barbie di tangannya.
"Bukan tidak ada cinta. Aku tahu jelas Alfred mencintai Seleste. Tapi selain cinta, aku juga yakin ada sesuatu hal lain yang Alfred simpan di hatinya, begitu juga dengan Seleste. Mereka sulit terbuka satu sama lain, dan itulah tembok batasan yang belum mampu mereka rubuhkan," urai Valdos.
Sebagai seorang kakak, Valdos sangat tahu banyak mengenai sifat Alfred. Dia tahu Alfred tipe lelaki yang tak mudah terbuka kepada orang lain, dan Alfred sulit mengakui perasaannya sendiri.
"Adikku orang yang sangat tertutup mengenai hal-hal pribadi. Aku memang tahu tentang sifatnya, tapi aku tak tahu apa saja yang sudah dia lewati sehingga dia menjadi sangat hati-hati, bahkan tertutup mengenai urusan pribadinya. Aku dan Ibu, kami tak pernah tahu tentang perjalanan cinta Alfred. Yang kami tahu hanyalah, Alfred pria yang suka bergonta-ganti pasangan," kata Valdos.
"Sedari usianya 27 tahun, Alfred terus bergonta-ganti pacar. Dia memiliki banyak mantan, dia memacari mereka semua tanpa adanya perasaan yang sungguh-sungguh. Dan terus terang, ketika dia bersikeras untuk menikahi Seleste, aku cukup kaget atas niat seriusnya," sambung Valdos lagi.
Lily melamun. Perkataan Valdos membuatnya teringat akan Seleste, teringat pada sahabatnya yang seharusnya, Seleste tak pantas dicintai dengan palsu dan diajak menikah oleh pria setertutup Alfred. Seleste perempuan baik-baik, dia cantik dengan semua kecerdasan yang dimilikinya, Seleste perempuan hebat dengan semua kemampuan serta bakat yang ia miliki, Seleste sahabatnya yang luar biasa, meski ketus galak mimiknya, tajam nada bicaranya, namun lembut serta hangat hati perempuan itu.
"Aku takut Alfred menyakiti Seleste," celetuk Lily pelan. "Seleste tidak setolol itu, dia pasti tahu apa yang Alfred sembunyikan darinya. Seleste tidak sekeras itu, aksi penolakannya terhadap Alfred sedari dulu pasti memiliki alasan yang kuat."
Meski diam, Valdos juga setuju atas perkataan istrinya. Seleste tidak setolol itu.
"Cepat atau lambat, rumah tangga mereka akan kacau. Pernikahan mereka akan berakhir sia-sia jika Alfred terus seperti itu." Inilah jawaban yang Valdos dapat setelah ia meraba-raba, menyimpulkan setelah ia perhitungkan bagaimana sifat Alfred dan Seleste.
Lily pun setuju, pernikahan Alfred dan Seleste memang akan kacau—entah itu cepat atau lambat. Sebab tak ada satu pun hubungan yang dapat bertahan lama apabila dibangun di atas kebohongan.
****
Alfred menaiki anak tangga, dan Seleste menuruni anak tangga yang sama. Di pertengahan tangga kedua orang itu bertemu, mata saling melirik namun tak ada senyum tercipta pada bibir masing-masing.
"Aku mau ke rumah ayah dan ibu. Besok atau lusa aku kembali," timpal Seleste tatkala mereka berpapasan. Berkata tanpa berhenti melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLD MAN : HIS WIFE
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! Mature (18+) ‼️ Dia yang pernah menjalin asmara selama 9 tahun bersama sang mantan, lantas menikahi wanita yang kini telah menjadi istrinya hanya demi mendapat pengakuan. Cintanya telah habis u...