Sorry for typo.
Happy reading.****
Perempuan kurang ajar.
Batin Alfred terus mengumpat, memaki-maki tidak jelas, dongkol juga panas tak berkesudahan.
Terlalu panas dan terlalu emosional, pukul satu malam Alfred melompat ke dalam kolam renang.
Hanya memakai boxer pria itu berenang bolak-balik. Ditemani oleh Valdos yang juga belum tidur, duduk pada kursi lipat di tepi kolam sembari menikmati segelas kopi.
Alfred tidak pulang ke rumahnya, tetapi pulang ke rumah sang kakak. Kepada Valdos ia menceritakan semua yang terjadi malam ini; dimulai dari ia yang mengekori Miguel dan Seleste makan di restaurant, mengikuti kedua orang itu yang singgah di tepian jalan raya, bercanda di sana kemudian berakhir dengan mereka yang berciuman. Menceritakan adegan berciuman Miguel dan Seleste yang sebenarnya tak pernah terjadi.
Mata Valdos bergerak, ia amati Alfred berenang cepat mondar-mandir, melampiaskan kekesalannya kepada air hingga sesekali pria itu berteriak serta merta memukul air yang sama sekali tak bersalah.
Valdos terkekeh usai menyeruput kopinya. "Sebenarnya apa maumu?"
Basah-basah Alfred keluar dari kolam. Ia sisir naik rambut basahnya, berbaring di lantai lalu menutup mata. Jelas terlihat pria itu sangat stress.
"Aku ingin istriku."
"Bukankah dia masih istrimu?"
"Tapi hatinya telah untuk Miguel."
Alfred memegang dadanya. "Sakit sekali, Valdos. Aku ingin mati melihat kedekatan mereka selama satu bulan ini. Aku takut gelap mata dan membunuh Miguel hanya karena seorang wanita."
Tak ada nada bercanda dalam kalimat Alfred. Ia sangat menjaga agar otak patahnya tak berulah hingga berakhir dengan melenyapkan nyawa seseorang.
"Perempuan kurang ajar itu benar-benar merusak sisi warasku, Valdos. Dia membuatku gila. Rasa-rasanya aku mulai hilang akal padanya." Mulut Alfred terbuka kecil. "Sampai hati dia melepaskan cincin kawin kami dan melemparnya ke wajahku."
Valdos sangat menjaga agar ia tak tertawa. Mendengar curhatan Alfred, Valdos menjadi yakin jika adiknya itu telah cinta mati kepada Seleste. Seumur-umur, Valdos tak pernah melihat Alfred begini. Sestress apa pun itu, Alfred tak pernah sampai begini, terus terang ini lucu.
"Cinta matikah, uh?"
Bukan Valdos, tapi Alfred-lah yang terkekeh mendengar pertanyaan sang kakak. Alfred lalu duduk, memperlihatkan bahu lebar dan tebalnya yang bak tembok China itu kepada Valdos-sebab ia membelakangi.
"Sampai terus membawanya ke dalam mimpi, apalagi namanya kalau bukan cinta mati?" Alfred tekan pangkal hidungnya sendiri, pusing, stress, semua jadi satu. "Aku cinta sekali padanya," tambah pria itu dengan gumaman kecil, bahkan lirih.
"Perempuan sialan. Aku ingin menamparnya, sungguh. Aku ingin menghajarnya sampai babak belur," erang Alfred hingga rahangnya mengetat.
Tak dapat lagi Valdos tahan. Suami Lily itu sontak tertawa sampai punggungnya terlonjak-lonjak. "Apa gunanya badan sebesar dan setembok itu tapi menghajar pun tidak berani? Hajar saja, pukul istrimu sampai gemetar-gemetar."
Alfred terkekeh lagi, lebih berat bahkan gelap. Hajar dan pukul yang Valdos sebutkan tadi rupanya sudah berbeda arti.
Karena Alfred membelakanginya, Valdos jadi tak bisa melihat seperti apa keadaan mata Alfred saat ini. Namun, ketika Valdos berdiri kemudian mengambil posisi duduk tepat di sebelah Alfred, secara spontan tawa Valdos pecah besar. Suami Lily itu tergelak sampai mendongak-dongak, sampai-sampai dia tinju kuat bahu kekar adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLD MAN : HIS WIFE
RomanceFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! Mature (18+) ‼️ Dia yang pernah menjalin asmara selama 9 tahun bersama sang mantan, lantas menikahi wanita yang kini telah menjadi istrinya hanya demi mendapat pengakuan. Cintanya telah habis u...