Mention jika menemukan typo or rancu 💋
****
Flashback on, two years earlier ....
"Hari ini? Kau serius?"
"Ada janji lain?"
"Tidak, tidak ada." Alfred menggigit kecil bibir bawahnya. Menggosok keningnya kemudian duduk di tepi ranjang.
"Bisakah kau duluan yang berangkat dan besok aku akan menyusul?"
"Bagaimana kau ini? Bukankah kau yang mendapat kepercayaan orang itu sampai dia mau menjual lokasinya pada kita? Haruskah kita batalkan saja?"
"Jangan." Alfred kembali berdiri, mendecakkan lidah lalu ia menghela napas. "Jam berapa kita berangkat?"
"Pukul sepuluh."
"Baiklah. Beri aku waktu bersiap-siap. Kututup."
Langsung ke kasur Alfred melemparkan ponsel setelah menyudahi panggilannya dengan Valdos. Ini kali kedua sudah ia membatalkan janji temunya dengan Seleste. Susah payah ia memaksa Seleste agar mau diajak keluar dan makan malam bersama, namun selalu berakhir gagal akibat kepentingan pekerjaan.
Mungkin ini hanya makan malam biasa, tapi bagi Alfred, ini terlalu luar biasa. Seleste itu tak selalu bisa diajak keluar, sekalinya bisa justru selalu bertabrakan dengan jadwal keberangkatan. Entah kesialan atau memang tak diizinkan oleh alam semesta, Alfred juga tak mengerti. Rasanya amat sulit meski hanya untuk bertemu perempuan itu dan mengobrol singkat.
"Sely, maaf. Sekali lagi janji temu kita kubatalkan. Kuharap masih ada hari lain untuk kita makan malam bersama di luar," monolog Alfred sembari menyiapkan segala yang akan ia bawa ke luar kota.
"Tidak apa, Alfred. Belum tentu juga dia sungguh-sungguh mau diajak keluar," sambungnya lagi seorang diri. "Kau tahu dia hanya terpaksa." Alfred mengembungkan kedua pipi, mengembuskan napas dan melipat beberapa kemejanya lalu ia masukkan ke dalam koper.
"Ck. Kesal sekali kalau begini." Mulutnya bilang tidak apa, tapi hatinya dongkol. Terpaksa Alfred harus menghubungi pihak restaurant dan membatalkan meja yang telah ia pesan.
****
Four days later ....
"Apa dia mengganti nomor?" batin Alfred. Beberapa kali ia coba menghubungi Seleste namun nomor perempuan itu benar-benar tak aktif.
Telah Alfred hubungi juga melalui instagram, sayangnya sudah dua jam ini Seleste belum membalas pesannya. Dan ketika Alfred coba melakukan panggilan video, di layar ponsel tak tertulis berdering dan hanya memanggil. Pertanda apabila Seleste memang tak mengaktifkan data selulernya.
Jadi kenapa? Apa yang dia lakukan sampai tak mengaktifkan data seluler dan nomornya sampai tidak aktif begitu? Sesibuk apa perempuan itu? Alfred bertanya-tanya, mulai kesal karena Seleste seolah kian sulit untuk dihubungi.
"Tidak tahukah dia kalau aku ini sedang rindu? Susah sekali dihubungi. 24 jam dia memegang ponsel, aneh saja kalau dia tidak membuka instagram," omel Alfred di dalam mobil.
Fakta lainnya, hampir satu jam sudah Alfred berada di depan kampus Seleste. Dia menunggu Seleste yang tak kunjung muncul sembari terus mencoba menghubungi perempuan sibuk itu.
Baru pukul satu tadi Alfred tiba di São Paulo, pukul tiganya ia langsung ke kampus Seleste. Sepuluh menit lagi telah pukul empat dan seharusnya Seleste sudah keluar kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/364138228-288-k240482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OLD MAN : HIS WIFE
RomansaFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! Mature (18+) ‼️ Dia yang pernah menjalin asmara selama 9 tahun bersama sang mantan, lantas menikahi wanita yang kini telah menjadi istrinya hanya demi mendapat pengakuan. Cintanya telah habis u...