Haloo👋👋
Happy Reading 😊
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️
.
.
.
Zea terbangun dari tidurnya yang nyenyak karena ingin buang air kecil. Gadis tersebut mengucek matanya agar bisa terbuka sepenuhnya. Matanya yang masih lengket tidak ingin terbuka menandakan jika gadis bersuara merdu itu masih mengantuk. Namun, hajatnya sudah tidak bisa ditahan lagi. Meraba nakas di sampingnya mencari ponsel untuk melihat pukul berapa sekarang. Ternyata masih pagi, baru pukul empat lebih tujuh belas menit. Pantas saja dia masih mengantuk.
Ketika akan bangkit, Zea baru tersadar jika ada yang menggenggam jari tangan kirinya. Zea menariknya secara perlahan. Membuat si penggenggam seperti kecarian meraba-raba mencari tangannya. Cih, katanya tidak akan macam-macam. Tapi, ini apa? Beraninya dia pegang-pegang jari tangannya? Apa mungkin waktu di Bali Arash juga seperti ini? Namun karena kala itu Zea yang mabuk jadi tidak sadar. Paginya pun Arash bagun lebih dulu dari pada dia. Sebelum beranjak ke kamar mandi, Zea kembali memperhatikan wajah Arash yang terlihat lebih kalem dan tenang ketika tidur seperti ini. Kemudian Zea menggeleng-gelengkan kepalanya. Ngapain juga dirinya memperhatikan keong racun ini.
Keluar dari kamar mandi setelah membuang hajat dan membersihkan wajahnya, Zea mendapati Arash yang sudah terbangun. Pria itu duduk bersandar pada kepala ranjang dan memainkan ponselnya. Sadar akan kehadiran Zea, Arash meletakkan ponselnya kembali di atas nakas. Melihat wajah Zea yang sudah tampak segar dia pun bertanya, "kamu mau sholat?"
"Aku enggak sholat," balas Zea.
"Oh, saya mau sholat dulu," kata Arash lalu melangkah ke kamar mandi.
Keong racun ternyata masih ingat Tuhan juga.
Zea kembali merebahkan diri di atas kasur. Dia ingin kembali tidur karena masih pagi. Matahari di luar sana sepertinya juga masih malu-malu menampakkan sinarnya. Namun, Zea tidak bisa kembali menutup matanya. Kebiasaannya yang tidak akan tidur kembali setelah terbangun membuatnya terus terjaga. Biasanya kalau di rumah atau di apartemen ia akan melakukan pilates. Jika di hotel tidak mungkin juga dia melakukan itu. Selain tidak ada matras dan tidak membawa baju olahraganya, Zea tidak ingin keong racun itu melihatnya berolahraga.
Zea merebahkan diri dengan membelakangi Arash yang tengah beribadah. Dia tidak ingin Arash menjadi ge-er karena Zea memperhatikannya. Sepertinya pria itu sudah mandi juga sebab, sebelum masuk ke kamar mandi tadi Zea sempat melihat Arash yang membuka koper kecilnya untuk mengambil pakaian. Dan sekarang pria itu kembali mengambil pakaian dari kopernya lalu kembali masuk ke kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi, Arash sudah mengganti baju koko dan sarungnya dengan kaos polo warna abu dan juga celana jeans hitam. Rambutnya juga sudah tersisir rapi walaupun terlihat tidak menggunakan gel seperti biasanya.
"Masih terlalu pagi untuk sarapan sekarang. Apa kamu tidak ingin jalan-jalan keluar? Udara pagi di sini lebih sejuk dan juga bersih dibandingkan di Jakarta."
"Siapa juga yang sarapan sekarang?" balas Zea dengan sewot. "Lo nggak usah bikin masalah deh. Diem aja di sini bisa? Nggak usah aneh-aneh jalan keluar. Kalau sampai ada yang lihat lo keluar masuk kamar gue bisa rusak nama gue. Lo nggak lupa 'kan profesi gue apa? Artis itu di mana pun pasti jadi sorotan. Tingkah laku gue di sana sini itu diperhatiin. Bisa jadi berita. Nggak usah bikin orang di luar sana buat artikel kalau gue ngamar sama laki-laki," lanjutnya panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEMENT
Chick-LitRoseta Zea Arundati Notonegoro, dara cantik berusia 29 tahun yang merupakan salah satu penyanyi solo wanita terbaik di Indonesia. Kepopulerannya sudah tidak diragukan lagi. Penghargaan yang telah didapatnya juga tidak bisa dihitung dengan jari. Hamp...