COMPLEMENT - 25

20.1K 1.2K 19
                                    

Haloo👋👋

Maaf ya, aku baru bisa update lagi

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️

.

.

.



Tiga tahun berturut-turut Zea selalu menjadi salah satu pengisi acara di festival musik tahunan yang tahun ini diselenggarakan selama tiga hari. Pada tahun-tahun sebelumnya acara tersebut hanya berlangsung selama dua hari. Dan tahun ini Zea berkesempatan untuk manggung di hari ketiga bersama dengan lima penyanyi lainnya. Ada tiga penyanyi solo yang namanya sedang naik akhir-akhir ini serta dua band ternama Indonesia yang lagunya masih terus terdengar hingga kini.

Zea sangat menikmati ketika dirinya berada di atas panggung dengan banyak penonton di depannya. Gadis itu sangat senang ketika semua penonton ikut melantunkan lirik lagu yang dibawakannya. Serasa semua permasalahan hidup yang dimilikinya menguap dari pikiran walaupun hanya sejenak.

Zea mendapat jatah menyanyikan lima lagu miliknya. Zea bersyukur karena dirinya tidak menjadi penampil terakhir yang akan naik ke panggung malam ini. Tepat pukul delapan malam Zea sudah turun dari panggung.

Gadis yang menggunakan atasan body suit lengan panjang berwarna hitam dan mini skirt dengan warna yang sama itu menyapa beberapa crew yang ada di backstage sebelum kembali ke ruang ganti.

"Babe, gue langsung balik ya setelah ini."

"Terus gue pulangnya sama siapa?"

Akhir-akhir ini Zea selalu ketus ketika berbicara dengan Andhis. Dirinya masih marah pada manajernya. Sebab, tanpa izinnya Andhis dengan lancang mengirimkan seluruh jadwalnya pada Arash. Zea merasa dikhianati oleh karibnya sendiri. Setelah dua minggu lalu pria yang selalu membuatnya jengkel itu keluar dari rumah sakit, Andhis menjadi intens bertukar pesan dengannya.

Karena tidak pernah mendapatkan respons dari Zea, maka Arash menghubungi Andhis. Menanyakan apa saja kegiatan Zea. Andhis yang memang mata duitan tersebut sangat senang mendapatkan banyak uang dari Arash. Laki-laki gemulai itu dengan mudah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Arash.

Zea membuka tenda dengan tulisan namanya yang digunakan sebagai ruang ganti. "ANDHIS!" Bentaknya kencang lalu memutar badan menghadap sang manajer yang masih berdiri di belakangnya.

Andhis mengangkat kedua tangannya, "sumpah demi apa pun kali ini nggak ada campur tangan gue, Zee. Gue juga kaget pas keluar dari sini ada Pak Arash di depan."

"Gue udah nggak bisa percaya sama lo lagi," ujar Zea judes lalu masuk ke dalam.

Manusia yang memancing kemarahan Zea dengan santai duduk di kursi lipat dan memakan buah pisang yang ada di meja. "Setiap manggung pasti disediakan jamuan seperti ini?" Tanyanya.

Zea tidak menganggap ada orang lagi selain dirinya dan Andhis. Gadis itu langsung duduk di depan meja rias dan melepaskan kedua jepit rambut yang ada di kepalanya. Dilanjutkan dengan melepas sepatu boot yang digunakan dan menggantinya dengan sneakers yang sudah disiapkan oleh Andhis. Zea tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan dari Arash.

"Saya boleh 'kan ambil minuman dari sini?"

Suara pria itu kembali terdengar, Zea menoleh ke kiri. Melihat Arash yang membuka tutup botol air mineral dingin dari dalam chiller kecil yang ada di sana. Zea berdecih. Ngapain tanya kalau belum dijawab juga udah main ambil sendiri?

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang