COMPLEMENT - 20

13.6K 751 2
                                    

Haloo👋👋

Kita jumpa lagi😁

Happy Reading 😊

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya yaa🌟❣️


.

.

.

Yasmin mengubah posisi tidurnya dari yang semula membelakangi sang suami menjadi menghadapnya. Sedari tadi ibu satu anak itu belum bisa tidur. Pikirannya penuh kegelisahan tentang putri semata wayangnya. Yasmin mendekatkan tubuhnya ke sang suami. Melingkarkan tangan kirinya di perut Abi dan menempelkan wajah pada dadanya. Abi yang merasakan pergerakan tersebut ikut melingkarkan lengannya ke pinggang sang istri dan menariknya sehingga tidak ada jarak di antara mereka. "Mami belum bisa tidur?" tanyanya dengan suara serak khas orang baru bangun. "Mikirin apa sih, Mam?"

"Zea, Pap," jawabnya lirih.

"Ada apa dengan putri kita, Mam? Papi perhatikan dia sudah mulai berkegiatan lagi. Dia kembali menikmati pekerjaannya seperti semula 'kan? Apa bajingan itu kembali berani mengganggunya?"

"Bukan, Pap. Aku takut kalau sebenarnya dia masih trauma dengan kejadian itu."

Abi memaksa membuka matanya yang masih dipenuhi kantuk untuk menatap sang istri, "mimpi buruknya datang lagi?"

Yasmin menggeleng, "terakhir konsultasi dengan Lina, dia bilang mimpi itu sudah tidak muncul di tidurnya. Lina juga menyampaikan kalau Zea sudah bisa menerima kembali dirinya. Dia bahkan sudah bisa kembali bercermin, Pap. Ketika mandi pun dia sudah tidak menggosok tubuhnya berlebihan seperti semula. Dia juga sudah tidak butuh bantuan Mami lagi."

"Terus apa yang bikin Mami kepikiran sampai nggak bisa tidur begini?"

"Dia menjauhi pacarnya, Pap. Apa mungkin karena kejadian itu jadi, membuatnya tidak mau dekat dengan lelaki lagi. Mami takut kalau Zea masih trauma dan menganggap dirinya tidak pantas untuk orang lain, Pap," ungkap Yasmin dengan sendu.

Abi menyipitkan matanya, memastikan apa yang didengarnya tidak salah. "Tunggu, Mami bilang pacarnya? Zea punya pacar, Mam? Sejak kapan anak kita punya pacar? Mami kok nggak bilang ke Papi kalau Zea udah punya pacar."

"Sebenarnya bukan pacarnya sih, Pap. Apa ya sebutannya? Pokoknya mereka itu udah dekat gitu lho, Pap."

"Mami tahu siapa laki-laki itu?" tanya Abi penasaran, rasa kantuknya pun sepenuhnya telah sirna.

Yasmin mengangguk, "di Bali kemarin Zea ternyata bersamanya, Pap. Kata Arash mereka itu udah mulai dekat empat bulan terakhir ini. Tapi, setelah Zea istirahat dari dunia hiburan kemarin dan kembali bertemu dengannya sikap Zea berubah katanya. Awalnya mereka baik-baik saja menurut Arash tapi, sekarang Zea seperti marah kepadanya dan tidak mau lagi bertemu dengan Arash."

"Arash ini penyanyi juga, Mam? Apa dia tahu kejadian yang menyebabkan Zea vakum sementara kemarin."

"Bukan, Pap. Arash ini anaknya konglomerat. Pewaris tunggal Bahuwirya Karya." Abi langsung menyela ucapan sang istri, "dijodohin Ayah lagi?" Yasmin terlihat bingung, "kok dijodohin Ayah? Enggak, Pap. Arash bilang mereka berkenalan di suatu acara yang keduanya datangi. Kenalan sendiri, bukan dikenalin orang lain. Kenapa Papa bisa bilang kalau dijodohin sama Ayah?"

"Setahu Papi, Ayah ada satu klub badminton dengan Pak Aryatama—ayahnya Arash. Makanya Papi ngiranya kalau Ayah yang kenalin mereka."

"Berarti kemungkinan besar kalau Zea sama Arash, Ayah pasti restuin 'kan, Pap?"

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang