COMPLEMENT - 18

11.9K 735 11
                                    

Haloo👋👋

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️

.

.

.

"Lo harus cerita pokoknya!"

Zea hanya memutar kedua bola matanya.

Zea sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh pria sinting yang saat ini duduk di depannya memejamkan mata. Lelaki pemaksa itu dengan tegas ingin Zea pulang bersamanya. Padahal Zea sendiri sudah memesan tiket untuknya dan Andhis. Zea tidak bisa menebak apa lagi yang akan dilakukan oleh si sinting itu.

Kemarin pria ini mengatakan jika dia ingin menikahi Zea. Tadi pagi dia mengungkapkan alasannya mengajak Zea menikah, yang menurut Zea sangat tidak masuk akal. Tak berhenti di situ, pria ini juga memaksa agar Zea pulang bersamanya karena dia sudah berjanji pada orang tua Zea. Zea jadi curiga, apa mungkin pria ini juga salah satu kandidat yang akan dijodohkan dengannya? Tapi, kedua orang tuanya atau pun opanya tidak pernah membahas Arash. Opanya menyarankan Zea untuk kembali bersama Maldi yang langsung ditolak oleh Zea. Selain itu, seingat Zea pria kenalan opanya yang harus dia temui besok lusa juga namanya bukan Arash. Kata opanya pria itu bernama Ganendra. Lantas, dari mana Arash bisa mengenal orang tuanya?

Andhis menepuk pahanya. "Aduh! Sakit, Dis!"

"Sori, gue kelupaan sesuatu." Andhis menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan ruang obrolan dengan maminya. Zea mengernyitkan keningnya. Bingung dengan maksud dari manajernya itu. "Coba baca deh!" Perintah Andhis kemudian. "Gue nggak berani buka chat dari nyokap lo tadi. Takutnya nanti lo marah kalau gue salah bales," lanjutnya menjelaskan.

Zea membaca pesan yang dikirimkan ibunya pada Andhis.


Tante Yasmin

Andhis, Zea ada pacar baru?

Kalian ke Bali bareng pacarnya Zea?

Zea kok gak ada bilang ke tante kalo punya pacar baru


Zea menghela napasnya, mengembalikan ponsel yang dia bawa pada pemiliknya. Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Gue sendiri nggak tahu gimana mami bisa tahu tentang dia," lirihnya dengan melirik Arash sekilas.

"Gue pinjam hape lo."

"Buat apa?" tanya Zea bingung tapi, tetap mengeluarkan ponselnya dari tas tangan yang dibawanya.

Andhis menerima ponsel milik Zea. Entah apa yang dilakukan oleh Andhis, Zea tidak memperhatikan. Mendengar Andhis berdecak, Zea menolehkan kepalanya. Andhis mengembalikan ponsel miliknya yang memperlihatkan log panggilan.

Zea mengambil gelas berisi air mineral yang baru dimintanya dari pramugari. Dengan sengaja gadis tersebut menyiramkan air mineral itu ke manusia yang ada di depannya.

"Pak Arash!"

"Zee!"

Fredy dan Zea teriak bersamaan.

"Pak? Pak Arash nggak pa-pa?" tanya Fredy sambil mengulurkan sapu tangan. Arash mengambil sapu tangan tersebut dan menggeleng sekilas untuk meyakinkan sekretarisnya jika dia baik-baik saja.

"Lo!" Telunjuknya menunjuk tepat di muka Arash. Napas Zea memburu. Amarahnya memuncak ketika mengetahui apa yang telah dilakukan Arash.

"Selain kurang ajar, lo juga lancang banget ternyata!" Semprot Zea penuh kemarahan.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang