COMPLEMENT - 36

8.9K 707 21
                                    

Haloo👋👋

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️


.

.

.









"Arash ke mana?"

Zea mengendikkan pundak menjawab pertanyaan sang opa yang baru saja disalaminya.

"Kata Abi, kamu berangkat dari Jakarta bersama lelaki itu. Kenapa sekarang kamu tidak tahu dia ada di mana?"

Zea menarik kursi di sebelah sang kakek, "yang barengan itu berangkat dari Jakartanya Opa. Masuk ke sini ya enggak bareng. Zea mana tahu pria itu ada di mana," ujarnya memberi tahu sang kakek.

Zea tahu Arash juga sudah berada dalam ballroom hotel tersebut. Pria itu sempat mengirimkan pesan padanya menanyakan keberadaan Zea dan menginformasikan posisinya. Namun, Zea tidak membalasnya. Gadis itu hanya membaca pesan Arash yang muncul di bilah notifikasi ponselnya.

"Opa mau sapa tamu yang datang dulu. Nanti setelah acara selesai, Opa tunggu kamu di kamar. Ada hal penting yang Opa ingin bicarakan denganmu." Notonegoro beranjak dari kursinya setelah mendapat anggukan dari cucu bungsunya. 

Sebenarnya Zea tidak ingin mengiyakan permintaan Notonegoro. Namun, akan jadi panjang urusannya jika dia menghindar dari tetua keluarga Notonegoro itu. Beberapa tahun terakhir yang menjadi topik pembicaraan antara dirinya dengan sang kakek adalah perihal perjodohan. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini kakeknya tiada henti menyodorkan lelaki untuknya. Akan tetapi gadis yang kata Notonegoro sedikit nakal dan pembangkang tersebut selalu berhasil membuat para lelaki itu mundur dari perjodohan.

Acara pada malam itu telah dimulai. Acara dibuka dengan sambutan dari Notonegoro selaku founder Notonic Grup dan juga pemotongan tumpeng. Selanjutnya ada sambutan-sambutan dari petinggi perusahaan yang salah satu di antaranya ada Satriya selaku pemrakarsa proyek pelabuhan tersebut.

Di tengah-tengah sambutan masih berlangsung, Zea didatangi oleh maminya.

"Zee ..." panggil maminya pelan.

"Ayo, ikut Mami sebentar. Kita sapa ayahnya Arash," ajak Yasmin yang membuat Zea langsung berdiri.

Gadis tersebut tidak enak hati untuk menolak ajakan maminya. Zea sudah pernah bertemu dua kali sebelum ini dengan Pak Arya. Ayah satu anak tersebut sangat ramah dan halus sekali tutur katanya, sangat jauh berbeda dengan Arash yang cuek dan datar itu. Bahkan muka pria itu kadang kala terlihat menakutkan karena tatapan matanya yang mengintimidasi.

"Anak cantik ... " sapa Arya pada gadis yang manyalaminya dengan sopan. "Selalu cantik dan makin cantik saja kalau dress up seperti ini. Pantas saja putra saya kuat sekali pendiriannya ingin menikahimu," lanjut pria paruh baya itu memuji Zea yang menggunakan evening gown berbahan silk satin dengan warna pewter. Gaun yang dipakainya memperlihatkan bentuk indah tubuh gadis tersebut. Dalam setiap pertemuannya, Aryatama selalu tiada absen memuji Zea.

"Pak Arya bisa saja. Arash ada di mana, Pak? Dari tadi saya belum bertemu dengan putra Bapak. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada Pak Arya yang telah menginjinkan saya dan Zea ikut private jet-nya Arash," ujar Yasmin dengan senyuman lebarnya.

"Terakhir tadi saya lihat Arash bersama dengan Pak Tulus, Bu Yasmin. Saya juga belum menyapa Pak Noto dan papinya Zea."

"Mari, Pak Arya saya antarkan untuk bertemu dengan Ayah dan Mas Abi," ajak Yasmin.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang