COMPLEMENT - 19

11.3K 708 8
                                    

Haloo👋👋

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️


.

.

.

Menuruti perintah dari nyonya rumah, Pak Yanto kembali membuka lebar gerbang. Zea tidak lagi peduli dengan kopernya. Gadis itu langsung berjalan dengan terburu untuk masuk ke rumahnya. Sampai di teras, dirinya berhenti sejenak untuk bersalaman dengan sang ibu. Lalu kembali berjalan masuk ke dalam rumah. Tidak menghiraukan sama sekali teriakan maminya.

"Zee! Zea kamu mau ke mana?"

"Itu teman kamu nggak ditemenin dulu?"

Maminya terus memanggil tapi tetap diacuhkannya. Gadis itu terus berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Zea masih bisa mendengar maminya yang mengajak Arash masuk ke dalam dan mengucap terima kasih karena telah mengantar serta membawa koper milik Zea. Sedangkan Zea dengan sengaja menutup pintu kamarnya dengan kencang. Agar si manusia sinting di bawah itu bisa sadar diri jika Zea tidak menginginkan kehadirannya di rumah ini.

***

"Astaghfirullah anak itu," ujar Yasmin mengelus dadanya.

"Maaf, Tante. Saya bikin Arunda marah begitu."

"Kok malah kamu yang minta maaf. Harusnya Tante yang minta maaf karena sikap putri Tante yang seperti itu. Kamu memang manggilnya Arunda ya?"

Arash tersenyum tipis pada wanita paruh baya di depannya, "iya, Tante. Biar beda dari yang lain."

"Eh, Tante belum kenalan sama kamu. Namanya siapa? Ayo duduk sini!" Yasmin menarik Arash untuk duduk di sofa. "Maaf, ya. Tante ngajak ngomong dari tadi sambil berdiri."

"Bi Inah, buatkan minuman ya!" Teriak Yasmin memberi perintah pada pramuwisma yang bekerja di rumahnya.

Yasmin mengulurkan tangannya, "nama Tante, Yasmin. Nama kamu siapa, Nak?"

Arash menerima uluran tangan tersebut, "nama saya Arash, Tante," jawabnya dengan ramah.

"Kalian udah lama pacarannya? Selain kamu, belum pernah ada pria lain yang nganterin Zea ke rumah."

Obrolan mereka terjeda karena kehadiran Bi Inah yang membawakan minuman serta camilan untuk Arash. Arash mengucap terima kasih lalu meminum teh hangat yang disajikan di meja depannya.

"Sebenarnya saya dan Arunda belum terikat hubungan apa pun, Tante. Kami hanya dekat saja empat bulan terakhir ini. Namun, dalam dua bulan terakhir kita nggak pernah ketemu. Arunda tidak ada kabar, saya menghubungi pihak agensinya juga tidak ada informasi yang bisa saya dapatkan. Niatnya saya ingin serius dengan Arunda, Tante," jelas Arash langsung menuju ke tujuannya untuk menikahi penyanyi itu.

"Ada sedikit masalah yang menimpa Zea. Jadi, keluarga menyarankan agar dia libur dulu untuk menenangkan dirinya." Arash manggut-manggut mendengar penjelasan Yasmin.

"Maaf, Nak Arash, kalau boleh tahu pekerjaannya apa ya? Sepertinya kamu bukan dari dunia hiburan."

"Saya membantu Ayah mengurus perusahaan keluarga, Tante."

"Perusahaan apa?" Tanya Yasmin yang terus ingin tahu tentang latar belakang lelaki yang berniat menikahi putrinya ini. Dilihat dari tampilan dan pakaian yang melekat di tubuhnya sepertinya lelaki ini bukan dari kalangan biasa. Mobilnya juga mobil mewah yang harganya milyaran rupiah.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang