COMPLEMENT - 2

32.3K 1.7K 25
                                    

Bunyi pantulan bola basket terdengar dari halaman samping istana Keluarga Salim sejak satu jam yang lalu. Kelima pria dewasa itu belum ingin menyudahi olahraganya pagi ini. Tujuan utama kedatangan mereka sebenarnya untuk menghibur sulung Keluarga Salim yang besok dengan terpaksa harus melaksanakan akad nikah. Terpaksa harus bertanggung jawab karena berani deposito duluan yang sudah membuahkan hasil.

Arash yang menyadari kehadiran pramuwisma dari dalam rumah membawa sebuah nampan berisi minuman menyudahi permainannya. Lelaki itu berjalan lebih dulu keluar lapangan. Dahaganya sudah sangat kering dan ingin segera dialiri air, "boleh minta air mineral, Bi?" tanyanya.

"Saya ambilkan dulu Mas," ucap Bi Nung seraya mengangguk dulu sebelum kembali ke dalam rumah.

Keluarnya Arash dari lapangan disusul oleh temannya yang lain terkecuali Maldi--si tuan rumah. Lelaki itu masih terus bermain, berkali-kali melemparkan bolanya ke ring basket.

"Maldi beneran nggak mau berhenti tuh?"

"Udahlah biarin aja Ja," ujar lelaki yang duduk dengan meluruskan kedua kakinya.

"Nunggu tepar dulu baru berhenti," kata Miko menyahuti Maja dan Ndaru.

"Lagian mana ada sih pesta bujang kok pagi-pagi main basket gini? Sebagai yang pertama nikah di antara kita, harusnya Maldi tuh lebih proper biar dijadiin panutan. Cih, apaan nih malah minum jus jeruk pagi-pagi begini?" lanjut Miko memprotes.

"Kebanyakan bacot lo," timpal Arash lalu melemparkan botol bekasnya pada Miko.

Maldi yang baru saja berhenti di hadapan mereka setelah berjalan bertanya, "ada yang mau bantuin gue nggak?"

Seketika keempat temannya saling pandang dan lanjut pura-pura sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka semua tahu jika temannya itu pasti akan meminta bantuan agar bisa kabur dan menghindari pernikahan yang sama sekali tidak diharapkan ini. Pernikahan yang harus dilaksanakan karena adanya kecelakaan.




***




Hari yang ingin sekali dihindari oleh Maldi tiba. Hari pernikahannya dengan Susan--seorang penyanyi pendatang baru yang sedang mengandung anaknya--yang sangat dengan terpaksa harus mereka jalani. Keduanya benar-benar dengan terpaksa harus menikah. Kalau bukan karena Bu Cinta--ibu yang melahirkan Maldi--mengetahui rencana Maldi dan Susan yang akan melakukan aborsi di luar negeri, pernikahan ini tidak mungkin akan terjadi.

Sewaktu akad tadi, Maldi harus mengulang sampai ketiga kali karena melakukan kesalahan. Untung saja di kesempatan ketiga lelaki itu bisa lancar melafalkan janji pernikahannya.

Keempat sahabatnya yang duduk di meja bundar itu sedang menikmati makanan mereka dan menatap prihatin Maldi yang ada di atas pelaminan. Tampak jelas senyuman palsu dari kedua mempelai. Mereka berdua memang tidak bisa berakting sama sekali.

"Gila! Pak Salim ngundang Zea di nikahan anaknya?" celetuk Miko setelah terdengar suara perempuan yang menyannyikan lagu 'Make You Feel My Love' milik Adele.

"Memang Zea siapa?" tanya Arash dengan polosnya tidak tahu akan penyanyi terkenal itu.

Ndaru berdecak sebal, "ck, lo selama ini tinggal di mana? Di goa? Sampai nggak tahu siapa Zea Arundati."

"Gue juga nggak tahu siapa Zea," ujar Maja yang membuat Miko geleng-geleng.

"Sesibuk sibuknya lo berdua dengan kerjaan. Apa nggak pernah lo berdua scrolling toktok?"

"Nggak ada waktu. Lagian gue juga nggak punya aplikasi itu," jawab Maja.

"Jangan bilang lo juga sama, Rash?" Dan Arash hanya mengangguk menjawab pertanyaan Miko.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang