COMPLEMENT

COMPLEMENT - 12

Halooo 👋👋

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi kalian semua umat muslim yang menjalankan

Happy Reading 😊
Jangan lupa vote dan komentarnya yaaa

.

.

.

Suasana ballroom salah satu hotel bintang lima yang ada di kawasan Jakarta Selatan itu begitu ramai. Bahkan, hampir sesak. Pesta pernikahan dari putri pejabat yang merupakan seorang selebgram dengan putra dari pengacara kondang Indonesia ini memiliki ribuan tamu undangan dari berbagai kalangan. Banyak pejabat publik yang Arash kenal juga hadir di acara ini. Selain mewakili ayahnya, Arash datang ke acara ini dengan maksud dan tujuan yang lain. Sedari tadi orang yang dicarinya belum juga terlihat.

"Arash?" Pundaknya ditepuk dari samping. Arash memutar tubuhnya sembilan puluh derajat ke kiri. "Om... " ucapnya balik menyapa. "Kamu sendiri aja, Rash?" tanya wanita yang tangannya menggamit lengan suaminya. Arash hanya mengangguk sekali dan tersenyum tipis menjawab pertanyaan dari ibu temannya.

Arah pandang Arash kembali mengitari penjuru ruangan setelah berbincang singkat dengan pasangan suami istri tersebut. "Mamanya Maldi kalau udah bahas urusan arisan begitu nggak bakalan bisa ditunda," kata Om Salim mengomentari istrinya yang pergi begitu saja setelah menerima panggilan grup dari teman-teman arisannya.  "Kamu mau ambil makanan?" tanyanya setelah melihat Arash yang sedari tadi dilihatnya celingak-celinguk seperti mencari menu makanan yang cocok dengan seleranya. Sedangkan Arash yang notabene irit bicara itu hanya menggeleng saja. Arash sama sekali tidak peduli dengan menu makanan yang ada. Tujuannya datang ke sini adalah untuk mewakili ayahnya dan juga bertemu dengan seseorang.

Seseorang yang dicarinya dari awal masuk ballroom ini akhirnya berada dalam radar pandangnya, terlihat berjalan ke arah tempatnya berdiri. Dan ternyata pria tua yang datang bersama dengan seorang lelaki di belakangnya itu menghampiri orang tua dari sahabatnya. Sebagai orang yang beretika, Arash tidak ingin menyela ucapan mereka walaupun keinginan untuk menyapa dan memiliki kesempatan berbincang sangat ingin dilakukannya.

"Ini?" tanya pria berumur tujuh puluh tahun lebih itu memandang Arash.

Akhirnya atensi dari mantan wakil presiden negara ini bisa Arash dapatkan.

Sebelum Arash mengenalkan diri, ayah dari sahabatnya itu berinisiatif menjawab pertanyaan dari Pak Noto. "Ini putranya Pak Arya Bahuwirya, Pak. Kebetulan dia juga temannya Rimaldi." Arash lalu mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Pak Noto, "Arash," ucapnya mengenalkan diri. Tak pernah disangka oleh Arash jika pria tua yang masih terlihat sehat bugar di depannya ini ternyata mengenal baik ayahnya. Beliau juga menanyakan bagaimana kabar terkini tentang ayahnya. Dan mengapa ayahnya sudah lama tidak datang ke tempat latihan?

Sialnya, baru juga Arash akan berbasa-basi untuk mengakrabkan diri namun, Pak Noto kembali mengajak Om Salim berbincang. Membicarakan tentang bagaimana kabar dari Rimaldi yang baru saja cerai. Sebagai manusia yang tahu tata krama, Arash tentu tahu tak sopan jika ia ikut menimpali pembicaraan kedua pria di dekatnya. Maka dari itu Arash hanya diam di sana sembari ikut mencuri dengar. Dirinya yang malas untuk mencari makanan itu lebih memilih untuk tetap berada di sana. Terlebih lagi pembicaraan kedua pria tersebut tentang gadis yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya secara penuh.

"Ya begitulah, Pak. Anak zaman sekarang ini mudah banget buat bilang cerai. Saya sebagai orang tua sudah memberikan nasihat-nasihat untuk mereka. Tapi, apalagi yang bisa saya lakukan? Itu semua sudah menjadi keputusan mereka. Mereka juga yang menjalani dan bertanggung jawab dengan hidupnya masing-masing. Saya cuma bisa berharap semoga saja nantinya mereka bisa menemukan jodohnya masing-masing dan hidup bahagia," Salim menghembuskan napasnya pelan. "Oh iya, Pak, saya dengar Zea lagi cuti dari dunia hiburan untuk beberapa bulan. Kalau boleh tahu, alasannya  apa ya, Pak? Karena setahu saya media tidak ada yang membicarakan alasan rehatnya Zea."