Haloo👋👋
Happy Reading 😊
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️
.
.
.
"Gue mau coba dekat dengan lo." Gadis yang ditatap Arash lekat itu mengulang kalimatnya dengan lebih jelas. Namun, Arash masih diam dengan ekspresi wajahnya yang datar. Dia tidak menyangka, apa yang membuat gadis yang baru saja dipeluknya itu tiba-tiba saja ingin dekat dengannya?
"Arash." Panggilan Zea membuat Arash sedikit menarik ujung bibirnya.
"Jadi, kamu mau menjadi istri saya?"
Zea memukul bahu Arash, "bukan! Maksudnya itu gue mau berteman sama lo. Bukannya mau nikah!"
"Tapi, saya maunya kamu menikah dengan saya. Menjadi istri saya, bukan hanya sekadar berteman saja."
Arash kembali membuat Zea kesal. Gadis tersebut memalingkan muka. Tidak ingin lagi menatap Arash.
"Gue batalin. Gue tarik kalimat gue yang bilang mau dekat sama lo. Gue enggak mau coba dekat sama lo. Pergi sana!" Zea mendengus, "ngebet banget pengen nikahin gue!" Gumamnya yang masih terdengar jelas.
Arash tersenyum makin lebar melihat Zea yang mudah sekali marah padanya. Padahal niat Arash hanya ingin menggodanya.
Dengan lembut tangan kanan Arash menyentuh pipi Zea dan mengarahkan agar kembali menghadap dirinya. Tangan kirinya pun ikut terulur untuk merapikan anakan rambut sang gadis yang tertiup angin.
"Selama masa pendekatan ini saya akan membuat kamu yakin kalau saya adalah pilihan yang tepat untuk kamu jadikan pasangan hidup."
"Eh, walaupun gue udah mau dekat sama lo bukan berarti gue udah pasti mau lo nikahin ya!"
Arash tersenyum dengan tangan yang masih betah mengelus lembut pipi gadis di depannya. "Yang pasti kamu tidak akan mengusir saya dari sekitarmu 'kan?"
"Kalau elo ngeselin ya gue usir!"
"Jadi, mulai saat ini boleh 'kan setiap malam saya tidur di penthouse kamu?"
Zea melebarkan matanya mendengar permintaan Arash. "ENGGAK!" tolaknya dengan tegas.
"Asal lo tahu ya, gue jadi susah tidur kalau ada orang di sebelah gue."
"Tapi saya selalu bisa tidur dengan nyenyak ketika berada di sebelah kamu."
Zea berdiri meninggalkan Arash. "Pokoknya gue enggak mau," ujarnya dengan berjalan ke arah perahu kayu yang ada di pinggiran danau.
***
Zea ingin terus berada di dekat Arash.
Itulah yang dirasakan gadis berusia 29 itu ketika berada dalam pelukan pria yang saat ini tengah berjalan mengikutinya. Arash sering kali membuatnya marah dan kesal. Namun, pria itu juga mampu membuatnya nyaman. Zea nyaman akan pelukannya. Zea merasa memiliki orang yang menyayanginya ketika mendapat pelukan dan perlakuan hangat ketika dirinya perlu ditenangkan. Selama ini Zea memang memiliki Andhis. Andhis selalu ada dalam setiap momen kehidupannya selama mereka berteman. Tapi, Andhis tidak pernah memberikan rasa nyaman yang seperti itu.
Arash tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi Zea. Pria itu tahu bagaimana cara menenangkan dirinya yang berada dalam kekalutan. Oleh karena itu Zea memutuskan untuk menerima kehadiran Arash. Menolak dan mendorongnya untuk pergi pun tidak ada gunanya. Sepertinya Arash merupakan pria yang tidak mudah menyerah dan Zea yakin walau diusir dengan cara apapun Arash masih akan tetap berada di sekitarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEMENT
Literatura FemininaRoseta Zea Arundati Notonegoro, dara cantik berusia 29 tahun yang merupakan salah satu penyanyi solo wanita terbaik di Indonesia. Kepopulerannya sudah tidak diragukan lagi. Penghargaan yang telah didapatnya juga tidak bisa dihitung dengan jari. Hamp...