Chapter 28: Peduli?

5.6K 202 16
                                        


Pagi harinya, Geisha mulai terjaga dari tidur panjangnya. Perlahan-lahan kedua matanya mulai terbuka dengan sempurna. Cewek itu meringis memegangi kepalanya yang masih terasa sakit dan ngilu. Ia meraba kepalanya dan merasakan ada sebuah perban yang melilit kepalanya.

Pandangannya mengedar mengamati ruangan yang didominasi warna putih itu dengan kerutan kecil di dahinya. Pupil matanya seketika melebar begitu menyadari jika bajunya sudah berganti dengan baju yang lain. Geisha berpikir keras siapa yang telah membawanya kesini? Dan siapa juga yang menggantikan pakaiannya? Apa itu Reygan? Ah, tapi rasanya tidak mungkin jika Reygan yang melakukan ini semua. Tapi jika bukan Reygan siapa lagi? Tidak mungkin kan jika satpam dirumahnya? Isi kepala Geisha menerka-nerka.

Lamunan Geisha buyar seketika, begitu suara pintu terbuka terdengar. Sang pelaku berdiri diambang pintu dengan wajah datarnya. "Bangun juga lo ternyata," celetuknya lantas berjalan santai kearah meja rias guna mengambil sesuatu disana.

Sebuah salep kecil ia lemparkan tepat didepan Geisha yang sukses membuat cewek itu terkejut bukan main. Geisha mengambil salep tersebut lalu menatap Reygan bingung.

"Obatin, gue nggak mau orang tua gue ataupun orang tua lo tau luka-luka lo," katanya.

Geisha mengangguk saja. Toh tak ada yang aneh dengan ucapan Reygan. Memang sudah seharusnya ia menutupi luka-luka ditubuhnya dari orang-orang terlebih orang mereka. Orang tua mereka tidak boleh mengetahui keadaan rumah tangga nya yang sebenarnya.

"Tunggu," cegah Geisha membuat langkah lebar Reygan terhenti.

Cowok itu berbalik dengan alis yang saling bertautan.

"Kamu yang gantiin baju aku?" tanya Geisha sedikit takut.

Reygan menggelengkan kepalanya.

"Kalo bukan kamu, siapa?"

"Satpam depan!" ucap Reygan asal.

Geisha mendelik sesaat sebelum dia meneriaki Reygan yang sudah lebih dulu hilang dari ruangan tersebut.

"Reygan lagi bercanda kan? Nggak mungkin pak satpam yang bawa aku kesini apalagi sampe gantiin baju aku?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Cewek itu tak berhenti menggerutu, menyumpah serapahi Reygan dalam hati.

Sedangkan sang empu sedang asik menikmati sarapannya dimeja makan dengan segelas susu putih dan juga roti berselai stoberi favoritnya.

Mulutnya sampai penuh dengan roti yang sedang ia lahap. Sampai-sampai ia tersedak makanannya sendiri. Refleks tangannya mengambil gelas susu didepannya dan langsung ia teguk hingga setengah.

"Mbok buat apa?" tanya Reygan melihat sang asisten rumah tangga dirumahnya menyajikan satu mangkuk kesebuah nampan kosong.

"Bubur buat non Geisha, Den," jawab mbok Jumi melirik majikan mudanya sebentar.

"Buat Rey nggak ada?" Bibir cowok itu terlihat melengkung kebawah.

Ia menelan ludahnya sendiri begitu melihat bubur yang sudah tersaji rapih diatas nampan tersebut. Kelihatannya sangat enak, terlebih jika dimakan disaat pagi-pagi seperti ini.

Mbok Jum tersenyum kecil. "Ada, kalo Aden mau mbok akan siapkan," katanya yang langsung mendapat persetujuan dari anak laki-laki itu.

"Mau dong, mbok, udah lama Rey nggak makan bubur buatan mbok Jum," sahutnya dengan wajah berseri-seri.

Mbok Jumi merupakan ART yang sudah lama bekerja dirumahnya, sudah terhitung sejak Reygan masih bayi sampai saat ini. Reygan dan Mbok Jum sudah sangat dekat seperti layaknya ibu dan anak. Reygan sendiri sudah menganggap Mbok Jum sebagai ibunya sejak kecil. Karena hanya Mbok Jum lah yang sejak kecil menyayanginya dan memberikan semua kasih sayang yang tidak pernah Mama nya beri selama ini.

REYGANSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang