jas... Mine?

3K 245 49
                                    

Bruk!

"Aduh.. sakit."

Gadis kecil bermata biru itu jatuh tersungkur di aspal yang kasar, lututbya tergores dan mengeluarkan darah.

Ia melengkungkan bibirnya ke bawah, dengan kedua mata birunya yang mulai berlinang air mata; bagai air laut yang sedang pasang.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, ingin meminta bantuan orang lain. Lututnya sakit sekali, gorengan yang ia jual pun jatuh berserakan dan sudah tidak bisa di makan lagi.

"Hey kamu, gapapa?" Tanya seorang anak kecil laki - laki, ia menaruh sepedanya tidak jauh lalu menghampiri gadis kecil yang terisak, duduk di aspal dengan lutut mengalirkan darah segar, ia juga melihat telapak tangannya tergores, ada banyak gorengan berserakan di sekitar.

"Sini aku bantuin," sambungnya lalu memunguti gorengan yang kotor itu dan memasukkannya kembali ke wadah.

Ia memperhatikan -gadis kecil ini sepertinya seusia dengan dirinya, "ayo kita duduk disana, aku bantu. Kamu masih kuat jalan 'kan?"

Gadis kecil itu menyeka air matanya dengan usapan kasar tangannya sendiri, tanah yang bercampur dengan sedikit darah menodai pipi tembamnya yang basah, "bisa," jawabnya.

Tangan mungil itu saling bertautan, mereka berdiri dan berjalan perlahan, duduk di trotoar.

"Aku bawa minum, sebentar ya!" Anak lelaki itu mengambil botol tumblir miliknya di sepeda, memberikannya pada 'teman baru'nya yang sedang terluka.

"Nama kamu siapa?" Tanyanya sambil memperhatikan temannya minum.

"Jasmine," jawab gadis kecil bermata biru di sampingnya, sungguh pemandangan yang indah dan sayang dilewatkan.

Ia mengagumi betapa indahnya ciptaan Tuhan di sampingnya ini, sehabis menangis dan dalam keadaan terluka saja sangat menggemaskan. Padahal ingusnya mengalir keluar sedikit, tapi tetap itu tidak menurunkan nilai 'sempurna'.

Memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, akan tetapi Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, paling terbaik diantara seluruh ciptaan-Nya.

Maka, ia yakini; gadis kecil ini salah satu kesempurnaan yang Tuhan hadirkan di bumi ini.

"Hmm Jasmine, kenalin aku Keandra Alfareza," ucapnya mengulurkan tangan kanannya.

"Oh Alfa, salam kenal ya aku Jasmine Azheera," jawab Jasmine tapi tidak menjabat uluran tangan Alfa.

"Tangan aku sakit," sambung Jasmine, tidak bermaksud mengadu akan tetapi untuk memberikan pengertian bahwa ia tidak dapat bersalaman sekarang.

"Jasmine, kenapa kamu jatuh tadi?" Tanya Alfa penasaran, ia selalu ingin tahu apa saja yang ada dihadapannya.

Alfa benci ketidak-tahuan, ia ingin tahu semua hal beserta penyebabnya. Kejadian seminggu lalu, saat ia baru saja tahu kalau kedua orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya, Alfa trauma.

Alfa berpikir, hal sepahit apapun ia harus tahu. Hal kejadian itu membuat Alfa tumbuh menjadi sosok yang ia merasa harus tahu segalanya; termasuk tentang temannya. Apapun itu, Alfa serakah informasi.

Yang ditanya hanya diam, Jasmine menunduk menatap sepatu satu - satunya yang ia miliki sudah jebol.

Sebenarna itu sepatu baru, bulan lalu Ibunya membelikannya sebagai hadiah karena selalu membantu pekerjaan rumah di Pantinya.

Namun sepatunya rusak, jebol karena salah satu teman kelasnya memaksa meminjamkannya, meski Jasmine menolak tapi temannya itu merebutnya.

Ukuran kaki Jasmine dan temannya sedikit berbeda, namun temannya itu menyeringai dan memaksakan kakinya masuk. Hingga akhirnya sepatu itu bak mulut buaya yang menganga.

LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang