Maaf gengs bannernya kemarin salah ketik, baru ngeh 😭🫵🏻
Pamela baru bisa keluar dari kamar, setelah Flora benar - benar sudah tidur nyenyak. Gadis kecil itu ceria dan pintar sekali, menggemaskan."Honey, Flora tidur?" Tanya Zaven ketika sang Istri baru saja memasuki kamar mereka, di jawab anggukan dengan hiasan senyum manis khas Pamela.
"Flora gemes banget. Aku jadi bayangin, pasti dulu Jasmine juga segemes itu. Untungnya aku masih bisa rasain kegemesan itu dari Flora," ujar Pamela antusias.
Zaven dapat melihat bagaimana perbedaan Rosè dan Pamela, bukan berniat jahat atau julid pada ipar sendiri; akan tetapi Rosè seperti hanya penasaran saja bukan benar - benar menjadi Ibu ketika bersama anak - anak.
Mencoba berpikir positif, Zaven akan menilai sikap Rosè sebagai 'tidak terbiasa' sedangkan Pamela sudah biasa mengurus anak banyak.
"Flora ada bahas dua orang yang nemuin dia di rumah sakit?" Tanya Zaven serius, ia penasaran dengan laporan Jay dan Roy tadi.
Siapa kedua orang itu?
"Gak ada sih, Flora lebih banyak cerita tentang Jasmine dan Marvin. Dia sesuka dan sesayang itu sama dua kakaknya," jawab Pamela tanpa tahu yang sebenarnya terjadi. Zaven pun enggan memberitahu rasa penasarannya pada Pamela, sampai nanti ia menemukan jawabannya sendiri.
Mungkin nanti ia akan menanyakannya pada Prabu.
****
Di mansion Smith, tepatnya di balkon kamar, Marvin bertelanjang dada, menatap langit malam sambil mengemut lolipop chupa chups.
Lolipop pemberian Zayden, bocah itu selalu saja menyelipkan satu lolipop setiap harinya; semenjak mengetahui Marvin suka merokok.
Zayden mengatakan, ia melakukan itu agar Marvin tidak memiliki penyakit asma dan berakhir mati muda.
"Gue gak mau lo bengek lama - lama Vin, nanti gue main sama siapa kalo lo mati? Gue masih belum bisa ngalahin lo tiap mabar!" Begitu katanya.
Menjengkelkan, tapi Marvin hargai usaha Zayden untuk menyelamatkan hidupnya. Memberikannya paru - paru yang sehat untuk hidup lebih lama, meskipun jadi harus rajin sikat gigi agar tidak linu dan bolong.
Apalagi sekarang, Marvin sangat berterima kasih kepada Zayden untuk itu. Secara tidak langsung, bocah ingusan yang sayangnya Marvin sayangi seperti adik sendiri itu, memberikannya hidup dengan lolipop dan adik bungsunya.
Marvin sudah lupa keinginan untuk merokok karena lolipop - lolipop yang Zayden selipkan di kantong jaketnya dan juga karena kehadiran Jasmine.
Ngomong - ngomong soal Jasmine, Marvin rindu sekali. Biasanya gadis itu akan cerewet menghubunginya malam - malam, minta di temani tidur lewat telepon —kecuali kalau Zayden mengacau dan membawa kasur lipat ke dalam kamar Jasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...