Chapter ini panjang, semoga gak kebosenan ya! Aku tambahin lagu biar enjoy! 🥰🫶🏻
.
.Rapat OSIS masih berlangsung, menjadikan Zoealla kesepian tanpa Jasmine di kelas.
Ia beberapa kali melirik bergantian ke arah pintu kelas dan meja Jasmine, lama sekali rasanya sahabatnya itu pergi.
Pelajaran kedua kosong, gurunya berhalangan hadir jadi mereka hanya di berikan tugas saja. Kesempatan itu Alfa gunakan untuk mengorek informasi tentang teman kecilnya, ia mendekati meja Zoealla.
"Khmm," dehem Alfa sebagai pembuka, ia duduk di meja depan Zoealla. Memperhatikan sekitar, teman - teman kelasnga asyik dan ribut sendiri.
Zoealla tidak bersuara, ia hanya menaikkan alis kirinya.
"Temen lo kemana?" Tanya Alfa basa basi, sebenarnya ia sudah tahu sih Jasmine rapat.
"Apa yang mau lo tau?" Tanya balik Zoealla, ia tidak selugu Jasmine jadi tidak perlu mengajaknya berputar pembicaraan.
Alfa terkekeh, ia mengangguk dan duduk dengan santai menyandarkan punggungnya.
"Jasmine ....dan Marvin?" Alfa mengatakannya dengan hati - hati, ia sepertinya tidak bisa menganggap enteng Zoealla. Gadis itu sepertinya tidak mudah lunak.
"Kenapa mereka?" Tanya Zoealla tidak mau langsung menjawab.
"Ada hubungan apa mereka?"
"Urusannya sama lo apa?"
"Rianti dalangnya."
Suara Alfa berubah menjadi lebih dalam dan pelan, menandakan bahwa pembahasan ini bukan hanya sekedar ia kepo tentang urusan Jasmine.
Sebagai teman kecilnya, Alfa tentu saja tidak mau berdiam diri saat orang lain melakukan hal yang tidak semestinya.
Apalagi tujuan Rianti memasang poster dengan judul yang menghinakan Jasmine, jika bukan keburukan?
"Maksud lo poster di mading?" Zoealla ikut serius sekarang.
"Yep. Gue tadi pagi gak sengaja liat dia masuk ke Ruangan Jurnalistik, firasat gue bilang dia mau ngelakuin sesuatu. Jadi gue ikutin dia dan nonton dari jauh, dia ambil kunci lemari kaca mading dan nempelin poster itu di sana," jelas Alfa menceritakan kejadian tadi pagi.
Jujur saja, Alfa sangat terkejut dengan poster itu ditambah bukan hanya poster tulisan namun juga ada foto Jasmine yang sedang mencium pipi seorang lelaki, lalu di peluk.
Zoealla mengangguk paham, ia tidak bereaksi lebih seperti ekspektasi Alfa. Alfa mengira kalau Zoealla akan merah padam karena emosi tingkat kabupaten. Ternyata hanya mengangguk?
"Kok lo tenang aja sahabat lo di gituin?" Tanya Alfa heran.
"Ya terus gue harus ngapain?" Tanya balik Zoealla, teman barunya itu kenapa ceriwis sekali padahal lelaki.
"Ya bertindak kek. Love language lo mana sebagai sahabat? Nemuin Jasmine buat peluk nenangin enggak, nemuin Rianti buat labrak enggak, lapor guru BK enggak, bahkan marah pun enggak," sewot Alfa gregetan.
Zoealla tertawa kecil menanggapinya. Alfa tidak tahu saja, sebelum Zoealla bertindak pasti pengawal pribadi Jasmine sudah melakukan sesuatu.
Ding! Dong ~~
Suara bel khusus pengumuman OSIS terdengar di seluruh penjuru sekolah, para siswa dan siswi yang asal mulanya sedang asyik sendiri maupun belajar seketika menghentikan kegiatan mereka, begitu pula guru - guru yang sedang mengajar di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...