Chaotic Morning

1.2K 131 11
                                    

Orang bilang, akan ada pelangi setelah hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang bilang, akan ada pelangi setelah hujan. Namun yang terjadi, kenapa bukan pelangi yang datang; melainkan badai petir?

Langitnya memang setengah mendung dan redup, masih ada sisa cahaya yang bersinar meski tak secerah harapan.

Marvin melamun pagi - pagi di balkon kamar kekasihnya, ia merenungi semua yang terjadi dalam hidupnya. Seolah, tidak ada titik pemberhentian untuk seluruh duka dari luka yang ia miliki.

Semakin ia mengeratkan kekuatan untuk menghadapinya, maka semakin sakit pulalah luka yang ia derita.

Kenapa dari sekian banyak anak, harus Flora yang menjadi adiknya? Anak dari selingkuhan Malik, hingga membuat ia kehilangan calon adik dan begitu pula dengan Mutiara?

Tak bisakah Tuhan memberikannya takdir baik, setelah kehilangan Ibu dan adiknya?

Sekali saja, Marvin ingin melihat pelangi di langit yang kelam miliknya; meski tak mungkin adanya.

Dengan perasaan kacau, ia mendengar ketukan - ketukan pintu yang tak sabaran; menyadarkannya dari lamunan panjang yang menyesakkan pagi ini.

Marvin melangkah memasuki ruang tidur, di atas ranjang terdapat Jasmine yang masih betah terlelap di jam 5 subuh ini.

Dengan terpaksa, harus ialah yang membukakan pintu. Jika tidak, sepertinya akan roboh karena ketukan pintu itu seketika berubah menjadi gedoran penuh tuntutan.

BRUG! BRUG! BRUG!

"Kakak Asmin! Kakak Asmin buka pintunaaa!"

Cklek.

Marvin berdiri menjulang tinggi di hadapan tubuh kecil Flora yang hanya sebatas pahanya. Bocah 4 tahun dengan rambut acak - acakan memandangi Marvin dengan binar di matanya.

"Abang! Abang!" Pekiknya sambil memeluk paha kiri Marvin, senang sekali rasanya tinggal di sini. Bisa bertemu Jasmine sesuka hatinya, ditambah point plus-nya; ada Marvin juga.

Flora sangat bahagia, sebelum Marvin mendorong bahunya hingga terjatuh di lantai.

"Aduh aduh! Bokongnya Ola sakit, abang. Huhu. Lantainya basah!"

Flora mengaduh sambil memegangi pantatnya, di bawah kakinya juga ada bekas air yang menggenang. Entah darimana dan air apa, yang jelas Marvin melihat lantai di depan kamar Jasmine sudah kotor.

"Lo ngompol?" Tanya Marvin dingin, memandang Flora dengan tatapan jijiknya.

Tidak di sangka, momen melarikan diri dari Malik dan mencari ketenangan di sisi Jasmine; malah bertemu dengan bocah yang saat ini paling ia benci.

"Ndak abang, ini ndak tau. Tadi Ola —"

"Berisik, tutup mulut lo! Lo gak tau ini jam berapa?!"

BRUK!

LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang