Who's there?

2.3K 190 34
                                    

Jay dan Roy berdiri di spot berbeda, mengawasi Nona Mudanya. Mereka juga mendengarkan di earpiece masing - masing yang terhubung dengan signal yang ada di kalung Jasmine.

Jasmine terlihat mengangguk dan sedikit berlari mengejar Marvin, menuju taman yang sedang tidak sesepi biasanya. Kemudian duduk di sebelah Marvin, di atas rumput dan bersandar pada batang pohon besar.

Jay merekam gerak gerik keduanya dengan ponsel, Zaven menugaskannya.

Jasmine mendekatkan wajahnya pada wajah Marvin; pemuda itu berdecih, menyentil pelan dahi Jasmine, "minta cium?" Tanyanya yang membuat Jay dan Roy sama - sama menegakkan punggung tegap mereka, mata mereka tegang.

Setiap kali Jasmine dengan Marvin, kedua pengawal itu selalu mode siaga.

"Kamu marah? Kenapa?" Tanya Nona Mudanya yang terdengar gusar.

"Kamu mau Jasmine cium juga?"

Hening. Jay dan Roy sama - sama fokus merekam dan sudah siaga akan berlari, jika Marvin berani melakukan itu.

Marvin merebut botol minum yang di pegang Jasmine, pewaris keluarga Smith itu meneguk air mineralnya dengan buru - buru.

Cup!

Byur!

Krek.

Jay menganga lebar, tangannya bergetar sambil merekam kelakuan Nona Mudanya. Bunyi krek tadi adalah Roy yang menginjak ranting di dekatnya, ia hampir keluar dari persembunyiannya dan menghajar Marvin.

Tidak disangka, yang menyosor duluan malah Nona Muda mereka yang polosnya seperti kertas canvas miliknya sendiri di kamarnya.

"Heh berani lo ya!" Suara Tuan Muda Smith itu terdengar serak.

Buk!

Jasmine memukul dada Marvin, ia malah ngambek dan duduk memunggungi Marvin. Bibirnya cemberut dengan kedua alis yang menekuk tajam.

Baik Jay maupun Roy, keduanya menepuk jidat masing - masing lalu memijat pelan pangkal hidungnya.

Nona Mudanya sangat unik.

Marvin merangkul, memeluk Nona Mudanya dari belakang. "Ngambek gitu doang," ucapnya dengan telinga yang masih merah karena gugup, semuanya terekam oleh rekaman Jay dan Roy dengan sangat jelas.

"Salah mulu!" Jasmine terlihat berusaha melepaskan rangkulan Marvin.

"Jalan yuk besok, mau gak?" Jay menggigit bibirnya mendengar ajakan jalan dari Marvin untuk Jasmine, ia yakin setelah Tuannya melihat video ini; maka Nona Mudanya akan di kurung di mansion.

Jangankan jalan, bertemu saja juga Jay tidak yakin setelah ini.

"Aku ada les," jawab Jasmine jutek, matanya sinis sekali melirik Marvin.

"Ya pulangnya. Mau?" Tanya Marvin tidak menyerah, nada bicaranya melembut. Jasmine mengangguk dan tersenyum, Marvin pun tertawa kecil.

Jay dan Roy kembali menepuk jidatnya. Nona Mudanya mudah sekali di rayu.

****

Ting!

Isaac menaruh bolpoint yang di pegangnya, mengambil ponsel. Terlihat disana nama Jay mengiriminya pesan video.

Biasanya, jika pengawal pribadi Jasmine menghubunginya berarti Zaven sedang tidak aktif.

Ayahnya itu semakin tua malah semakin sibuk dengan kerjaannya, Isaac sudah melarang. Biarkan ia yang akan mengurus perusahaan dan membiayai Jasmine -walaupun kekayaan Ayahnya tidak akan habis dalam waktu dekat, Isaac akan selalu ada untuk keluarganya.

LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang